Jumat, 17 Desember 2021

Salat Subuh di Masjid Nabawi (17)


Dingin menyusup kalbu pagi itu  Saya bersama teman satu kamar bersiap-siap salat subuh berjamaah di masjid Nabawi. Kalau semalam salat di pelataran bersama jemaah satu rombongan kini kami beribadah sendiri dengan satu kamar.  

Pas di pelataran masjid,  azan berkumandang. Itu artinya masih ada satu jam untuk bisa salat berjamaah. Ada jarak satu jam sebelum salat berjamaah. 

Kami sudah siap dengan mukena yang sudah dipakai. Kami hanya membawa tas hitam kecil yang di dalamnya HP, dompet dan alat semprot  plastik putih untuk memasukkan sandal. Sengaja saya memakai sandal jepit hitam yang biasa tetapi bersih.

Saya berjalan menuju pintu masuk masjid. Bergetar rasanya saat akan masuk masjid. Suasana amat ramai saat itu. Saya selalu bergandengan tangan dengan mbak Indah dan putrinya. 

Tepat di pintu masuk ada pemeriksaan tas. Tas harus diperlihatkan petugas yang semuanya wanita karena memang jemaah wanita dan pria disendirikan. Setelah lolos dari pemeriksaan kami masuk masjid. 

Merinding hati saya ketika memasuki masjid Nabawi untuk kali pertama dalam sejarah hidup saya. Sebuah masjid yang benar-benar membuat hati saya berulang kali mengucap subhanallah. Pilar emas yang banyak ada dalam masjid Nabawi. 

Saya beriringan berjalan masuk untuk mencari tempat berkarpet. Inginnya di depan. Nanti tak diduga, depan sudah banyak. 

Ada batas tempat dengan tali. Artinya kita tidak boleh di luar tali pembatas. Namun kenyataannya banyak yang melanggar. Jemaah banyak yang menempati jalan. 

Dengan ucapan bahasa Arab para petugas perempuan berulang kali menyuruh jemaah yang masih nekat untuk pindah tempat. 

Akhirnya saya memutuskan untuk menempati urutan yang kedua. 

Alhamdulillah senang rasanya bisa salat subuh berjamaah di masjid Nabawi.

#gbmkabupatensemarang

#tantangan30hari menulisdesemberceriagbm






Tidak ada komentar:

Posting Komentar