Mengurus
paspor adalah hal penting yang harus dipersiapkan sebelum hal-hal lain. Oleh
karena itu, kami bergegas untuk mengurusnya. . Anak-anak pun mencari info
terkait hal tersebut. Akhirnya dibuatkan akun oleh anak-anak. Kemudian
didaftarkan untuk antrean di imigrasi Semarang sekaligus akan mendapatkan kode booking. Saya pun mulai mempersiapkan dokumen meliputi E-KTP
dan foto copynya secara utuh tidak boleh dipotong., KK, Ijazah karena saya dan
suami tidak mempunyai akta kelahiran. Tak lupa saya siapkan meterai 6000.
Setelah dhuhur suami
menjemput ke sekolah karena jika saya pulang duluan waktu tidak cukup.
[Saya sudah di depan
sekolah] tulis suami lewat WhatsApp.
[Ya, siap] tulisku
dengan emot senyum dua kali
Aku langsung keluar
sekolah setelah izin dengan kepala sekolah. Suami sudah menunggu di pintu
gerbang. Segera kubuka pintu mobil depan lalu meluncurlah kami menuju Semarang.
“Sudah dibawa semua
Pak, gak ada yang tertinggal kan?” tanyaku sambil membetulkan tempat dudukku.
Kupasang sabuk pengaman dengan cepatnya.
“Siap semuanya, itu
di jok belakang, “ ucap suami sambil mencari-cari lagu yang pas di perjalanan.
Benar juga lagu lama Ebiet G. Ade mengalun merdu mengiringi perjalanan kami. Berdua
menikmati lagu-lagu kesayangan. Jalan tidak begitu ramai. Apalagi tidak jam
pulang kantor. Pemandangan jalan tol tampak indah dengan awan putih bagaikan
kapas berada di atas. Indahnya pohon-pohn sekitar jalan tol menjadikan hati
bahagia sambil berharap mengurus paspor lancar.
Sebenarnya jika mau,
paspor akan diuruskan sampai jadi. Namun, hati ini ingin mengurus sendiri ya
biar tambah pengalaman. Oh ya selain syarat di atas , kami harus mempersiapakan
nama belakang dari nama kami dengan nama nenek kami. Setelah tanya sana sini,
nama bekakang sudah siap.
Tak menunggu lama,
kami sampai di kota Semarang. Kami langsung menuju jalan arah kantor imigrasi
yang berada di daerah barat Semarang di daerah Siliwangi. Mobil mulus melintasi
Tugu Muda. Kemudian menuju arah jalan Siliwangi. Mobil berjalan pelan. Papan
nama kanor Imigrasi tampak jelas.
“Parkir mana Pak, kok
dalam tampaknya penuh?”
“Sebentar,” sahut
suami sambil mencari tempat yang pas. Ada seorang tukang parkir memandu agar
parkir di depan kantor karena di dalam penuh. Kami hanya mengikuti arahan
tukang parkir.
Tampak gedung megah
bertingkat di depan mata. Kami langsung masuk area imigrasi. Berjalan sambil
tengok sana- sini dan membaca petunjuk yang ada. Akhirnya ketemu juga dengan
tempat yag kami cari. Kami merasa asing di tempat ini. Tentu saja sambil
membaca papan-papan pengumuman.
Tampak kursi berwarna
abu-abu berjajar rapi. Kami pun duduk di situ. Beberapa orang mengantre.
Setelah dirasa sepi saya maju sambil memberikan berkas. Kami pun mengisi
formulir. Setelah diisi dikembalikan lagi untuk antre foto.
Tak menunggu lama,
kami dipanggil untuk wawancara sebentar dan difoto. Ruangan yang sudah sepi kami
masuki. Orangnya ramah. Satu persatu kami difoto. Disarankan memakai baju yang
rapi karena akan dipakai dalam kartu paspor. Alhamdulillah lancar. Selanjutnya kami
harus membayar biaya paspor di Bank. Saking senangnya, kami memberi uang parkir
lebih dari biasanya. Kami pun meninggalkan kantor imigrasi dengan rasa bahagia.
Semoga langkah selanjutnya berjalan lancar.
Ambarawa, 2 Desember
2021
#gbmkabsemarang(2)
#tantangan30harimenulisgabm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar