Detik-detik
keberangkatan tak terasa sudah datang. Berbagai gejolak hati terselip di hati.
Rasanya bahagia banget karena bisa berangkat umroh. Semalam tidur kurang
nyenyak karena takut kesiangan. Alhamdulillah pukul 02.00 kami sudah bangun.
Kami langsung salat malam dan salat kajat. Setelah itu kami menyalakan lampu.
Pukul 02.30 saya mandi dengan air hangat karena benar-benar masih dingin.
Kami
langsung memakai pakaian seragam batik kuning. Gamis dan kerudung kuning sudah
melekat di tubuh. Suami memakai batik dan celana hitam. Dua koper dan tas
cangklong sudah saya letakkan di ruang tamu. Sleyer biru sudah saya taruh di
atas koper. Berbagai perlengkapan makanan selama perjalanan ke Bandara Adi
Sumarmo Solo sudah dalam tas tersendiri.
Jelang
pukul 03.00 ada beberapa tamu yang siap nguntapke,
artinya mengiringi keberangkatan kami. Ya Allah, perhatian saudara semuslim
amat dekat. Ada Pak Heri, Pak Dadik, dan Mbak Yuli serta Mas Sigit serta
beberapa orang. Rasa haru bersemayam di hati. Dingin tak menyurutkan Bapak Ibu
datang ke rumah.
Tepat
pukul 0.300 kami sudah siap berangkat. Entah kenapa hati ini benar-benar
bahagia campur aduk. Semua koper sudah masuk di mobil hitam kami. Semilir angin
dini hari menyusup kalbu. Depan rumah
tampak sepi dan masih gelap. Hanya pendar lampu yang menyorot ke dedaunan. Aneka jajanan sudah kami persiapkan. Beberapa
saudara telah membantu mempersiapkan.
Detik-detik
keberangkatan, Pak Heri memberikan doa pada kami serta ucapan semoga perjalanan
kami lancar dan selamat sampai rumah kembali. Kami pun berjalan keluar rumah Tampak suami biasa. Kami bersalaman dengan
para tamu. Dengan Ibu-ibu saya pun berpelukan
lama. Rasanya seperti pergi yang amat lama. Tangis pun pecah. Kulangkahkan kami
memasuki mobil dengan mengucap bismillah. Kami meninggalkan Desa Kaliputih
dengan penuh haru.
Hari
masih pagi ketika mobil mulai merangkak keluar desa kaliputih. Jalan raya tampak sepi hanya beberapa mobil
yang lalu lalang. Perjalanan lancar hingga kami harus berhenti untuk salat
subuh di daerah Tengaran. Kami memilih di Pom Bensin agar cepat dan mudah untuk
meneruskan perjalanan. Pom Bensin daerah Tengaran juga sepi hanya beberapa yang
salat di sana. Air wudhu membasahi wajah dengan segarnya. Kami pun salat subuh
berjamaah seraya memohon agar perjalanan kami diberi kemudahan.
Hanya
beberapa menit kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Bandara. Musik merdu
mengiringi perjalanan kami. Yang nyetir masih suami, saya masih di depan. Beberapa
menit kemudian sudah sampai Boyolali. Kami langsung berbelok ke kiri kea rah Bandara
Adi Sumarmo. Dengan selamat kami memasuki area bandara, tempat berkumpulnya
para Jemaah menuju Baitullah.
“Parkir
sini saja, Pak.” ucapku pada suami.
“Ya.”
Tampak
keramaian di depan Bandara. Lalu lalang para Jemaah menuju satu titik. Kami
memang dianjurkan untuk berkumpul di Masjid untuk menerima penjelasan dan
pemberian paspor. Sambil menunggu panitia memberi penjelasan saya masuk ke
masjid untuk salat dhuha. Tempat yang bersih ini dipenuhi para Jemaah yang akan
melaksankan umroh.
Sesaat
kemudian Pak Haji Anwar memberi tausiyah, kebetulan beliau juga berangkat. Oh
ya, kami sudah juga membeli paketan data untuk HP kami. Kalau tidak membeli
secara khusus kami tidak bisa komunikasi dengan keluarga di rumah.
Tepat
pukul 09.00 kami mulai boarding untuk selanjutnya menaiki pesawat.
#gbmkabsemarang
#tantangan30harimenulisdesemberceriagbm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar