Senin, 20 Desember 2021

Memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi (18)

 

     Selama dua hari di Madinah, jemaah umrah diharapkan untuk memperbanyak ibadah. Selain bisa ikut salat wajib berjamaah, saya berusaha salat Sunnah di Masjid Nabawi.

Pada hari Ahad tidak ada kegiatan lain selain banyak beribadah di Madinah. Setelah salat subuh berjamaah, saya melakukan salat sunah. Suasana agak dingin. Payung Raksasa juga sudah terbuka. Tak lupa saya sempatkan untuk mengambil air zam-zam yang berada di dalam masjid Nabawi.  Saat itu tangan kiri saya agak sakit. Oleh karena itu, sebagian saya usapkan pada tangan dengan niat tangan sembuh. Hal itu saya lakukan berulang kali. Biasanya jika bergerak agak sakit. Namun selama di Madinah rasa sakit berkurang.

Yang pasti saya minum air zam-zam semaunya,  tak ada rasa takut nanti kebelet pipis. Alhamdulillah selama berjam-jam di masjid Nabawi rasa kebelet jarang sekali terasa. Kali ini pada hari pertama usai salat wajib dan sunnah saya pulang terlebih dahulu.

"Kita pulang dulu ya Mbak Endah?" ucap saya pada teman satu kamar.

"Nggeh Bu, nanti mandi, makan terus kita ke sini lagi," jawabnya ramah. Bu Indah orang Jakarta tetapi ikut Jemaah Bawen bersama anak dan suami. Itulah teman yang selalu bersama saya ke mana saja karena kita tidak bisa bersama suami. Tempat salat wanita dan pria berbeda. Paling kami hanya saling kabar lewat WA.

Kami pun keluar masjid. Tak lupa membawa air zam-zam dalam botol untuk diminum di kamar. Kami keluarkan sandal dari tas kemudian keluar masjid. Sebelumnya saya keluarkan uang recehan satu riyal yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya saya berikan pada pekerja kebersihan masjid. Seorang ibu mengucapkan terima kasih setelah diberi uang.  Dengan beramal akan membuat kita diberi kemudahan dalam beribadah. Mereka yang diberi akan sangat senang.

Tampak banyak sekali jemaah yang masih salat di luar. Selain di dalam masjid, halaman masjid juga digunakan untuk salat. Tempatnya juga bersih. Selain itu tampak para pekerja berlaalu lalang membersihkan halaman dengan menggunakan mesin besar. Jumlah pekerjanya juga banyak sekali. Itulah yang menyebabkan halaman masjid tampak bersih sekali.

Kami bertiga keluar masjid lewat pintu yang sama. Ini penting sekali karena dijamin tidak akan tersesat. Selain itu saya tetap berusaha membawa kartu pengenal dan slyer agar mudah dikenali. Saya berjalan beriringan dengan masih memakai mukena. Tak lama kemudian ada pemandangan yang indah yaitu banyak burung yang berkumpul di halaman gedung –gedung bertingkat. Saya pun berhenti sejenak untuk mengabadiakan. Burung-burung itu amat bersih putih.  Terbang sejenak kemudian bergerombol untuk makan bersama.

Hanya beberapa menit kami sudah sampai di kamar hotel. Setelah itu kami mandi dan makan pagi di lantai kedua. Usai makan kami beristirahat sejenak untuk selanjutnya menuju Masjid kembali. Di Masjid Nabawi hari ahad amat ramai. Saya berusaha masuk untuk mencari tempat yang agak depan. Setelah tas diperiksa, dan tak ditemukan apa-apa selain Hp dan buku kecil kami bisa masuk. Tak lupa saya mengambil air zam-zam yang berada di dekat pintu masuk. Tempat air zam-zam itu besar dan jumlahnya banyak. di sebelahnya ada gelas-gelas plastic sekali pakai. Air zam-zam benar-benar berlimpah. Subhanallah saya bisa minum sesuka hati. Jangan lupa mengucap bismillah dan niatkan hati kita agar diberi kesehatan dan bisa menjalankan ibdah umroh dengan lancar.

Ada jeda untuk menuju salat dhuhur. Waktu itu saya gunakan untuk berzikir dan berdoa tiada henti. Ibadah sebanyak mungkin karena ibadah di Masjid Nabani itu pahalanya berlipat ganda dibanding salat di rumah. Masjid Nabawi bukan hanya untuk salat, di sudut-sudut ada kajian yang disampaikan sekelompok wanita. Mereka berkumpul untuk bersama-sama mendengarkan kajian. Saya hanya menyimak saja karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab.

Azan berkumandang amat jelas. Jeda dari Azan sampai salat kurang lebih satu jam. Berbeda dengan di Indonesia yang jaraknya amat dekat. Saya sudah duduk manis dengan Jemaah lain yang sama sekali belum kenal. Banyak juga Jemaah Indonesia. Jika bertemu orang Indonesia serasa saudara.

Suara Azan benar-benar membuat merinding. Apalagi saat salat zukur berjamaah. Suara imam benar-benar hati tenang, ayem karena suaranya merdu menyentuh jiwa.

#gbmkabupatensemarang

#tantangan30hari menulisdesemberceriagbm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar