Senin, 27 Maret 2023

Ngabuburit di Rawa Pening

 

Ngabuburit di Rawa Pening

Selepas salat asar, Arif dan Yoga ikut ayahnya keluar rumah untuk ngabuburit.

"Ngabuburit itu apa sih, Yah?" tanya Bu Yoga saat di jok  belakang sepeda motor ayahnya.

"Ya, menunggu waktu berbuka puasa dan jalan-jalan itu ngabuburit Nang," jawab ayah dengan tenang sambil melajukan sepeda motor melewati perkampungan.

"Horee, berarti nanti bisa beli es crem dong Yah, aku sudah puasa penuh lho?"  tanya Arif sambil membetulkan posisi duduknya. Dilingkarkan kedua tangannya di pinggang ayahnya.

"Woke."

Arif lebih banyak diam karena  ia yakin akan dibelikan es crem juga. Tak berapa lama mereka melewati lapangan pangsar Sudirman lalu ke selatan. Sebuah hamparan sawah dengan padi menguning di depan mata. Kemudian Pak Cahyo membelokkan sepeda motor yang berwarna hitam itu belok ke kiri menyusuri pematang sawah.

"Kok ke sini to, Yah?" Arif buka suara. Dilihatnya padi menguning tampak padu. Yang menarik di depannya sebuah genangan air yang langsung menghubungkan dengan Rewa Pening.

"Yah, sebelah sana itu kan Rawa pening." Arif dan Yoga turun dari sepeda motor.

"Ya, benar 💯," timpal Pak Cahyo sambil menunjukkan jempol tangan kanan.

"MasyaAllah pemandangan sore indah sekali ya Yah?" puji Arif sambil menunjuk arah ke selatan. Sebuah gunung tampak menjulang tinggi dengan warna yang biru. Di bawahnya rawa yang jernih memantulkan cahaya.

"Itu gunung apa sih Yah," tanya si kecil Yoga.
Ayah diam. Ia sedang asyik mengambil gambar rawa dengan  kemilau air yang bening.

"Yah, kok diam?"

"Ya, ya bagaimana Nang, nih lho ada momen senja yang istimewa sayang kalau tidak diabadikan."

"Itu lho gunung apa yang tampak dari sini," ulang Yoga

"Oh itu Gunung Merbabu, di belakangnya Gunung Merapi," jawab Ayah jelas sambil mengarahkan HP Android ke selatan.

Memang benar senja yang indah dengan pemandangan yang menakjubkan. Warna jingga berada di ujung langit barat. Berulang kali si Ayah mengabadikan.

Mereka bertiga pun saling mengambil gambar. Yoga paling pandai mengambil gambar matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.

"Masya Allah cantiknya sore ini. Sungguh nikmat Allah yang harus disyukuri Nak," ucap Pak Cahyo sambil melihat duduk di batu yang persis di pematang sawah," ucap ayah penuh makna.

Arif dan Yoga pun duduk bersebelahan dengan sang Ayah. Lalu mendengarkan kata-kata yang diucapkannya sambil terus menikmati keindahan alam.

"Islam mengajarkan doa ketika melihat keindahan ciptaan Allah baik pemandangan alam atau sesuatu yang menakjubkan. Doa ketika melihat keindahan ciptaan Allah baik pemandangan alam atau sesuatu yang menakjubkan perlu diketahui umat Islam. Doa ini termasuk dzikir yang disunnahkan.

Dalam satu hadis dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: "Barangsiapa yang melihat sesuatu yang membuatnya takjub, kemudian dia mengucapkan, "Masya Allah Laa Quwwata illaa Billaah (semua kehendak Allah dan tidak ada daya upaya kecuali atas izin Allah), maka sesuatu itu tidak akan membahayakannya." (Riwayat Ibnu Sunni)

Selain doa di atas, Al-Qur'an mengajarkan doa yang indah sebagaimana firman-Nya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (QS Ali 'Imran Ayat 191). Sedangkan doanya, 

Rabbanaa maa khalaqta haaza baathilan Subhaanak, faqinaa 'adzaaban Naar.

Artinya: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."

"Nah itulah yang harus kita lakukan saat melihat ciptaan Tuhan yang maha Agung,"

Arif dan Yoga manggut-manggut sambil berdoa dalam hati seperti yang disampaikan ayahnya. Lalu mereka pulang karena sudah hampir berbuka puasa.

"Yuk pulang, nanti keburu azan Maghrib," ajak Pak Cahyo sambil menstater sepeda motornya.

"Terima kasih Ayah, ngabuburit hari ini, besok lagi ya?" ucap Yoga sambil naik di atas sepeda motor ayahnya," besok ajak Bunda dan Mas Galih ya, Yah?" Imbuhnya.

"Siap, Bunda pasti senang, trus bisa dapat ide menulis karena melihat melihat pemandangan yang menakjubkan," ucap Ayah karena ingat jika bundanya anak-anak suka menulis.

"Betul terus nanti tulisannya tayang di blog, aku suka baca lho tulisan Bunda, bagus," puji Arif. 

"Jangan lupa mampir beli es crem lho!" timpal Yoga dengan penuh harap

"Siap, anakku sayang."

Akhirnya mereka mampir di Indomaret untuk membeli es crem. Mereka bahagia bisa ngabuburit bersama.

Ambarawa, 28 Maret 2023

Kamis, 23 Maret 2023

Nyadran di Kampung (2)



            Suasana hari Ahad siang amat cerah. Udara Ambarawa sejuk. Galih masih bermain kelereng di halaman tetangga. Sementara Yoga, si ragil masih asyik dengan mainan di rumah bersama bundanya. Sedangkan Arif masih diam di sudut kamar. Ia sedang membaca buku yang dipinjamnya di perpustaan sekolah.

            “Mas Arif, nanti ajak adik-adik ke Masjid ya untuk mengikuti nyadran?” ucap Bu Dian sambil menggoreng temped an telur.

            “Aku, masak aku sih Buk, aku kan masih kecil?” kilah Anggit yang kini duduk di kelas 6 di SDN Ambarawa. Badannya kecil tinggi tapi agak malu-malu untuk berkumpul dengan tetangga.

            “Kamu tuh sudah besar, sebentar lagi kan sunat, nanti ibuk tata yang harus dibawa,”

            “Ah gak mau, malu. Nanti aku kecil sendiri, kenapa gak Ayah sih?” tolak Arif dengan wajah cemberut.

            ‘Ayah lembur hari ini, jadi kamu yang menggantikannya, mau ya, nanti ada temanmu yang sama besar.”

            Kali ini Arif tak bisa menolak perintah Ibunya. Ia ingat kata-kata gurunya kalau anak harus patuh pada orangtua. Segera ia mencari adikknya agar mau diajak ke Masjid.

            “Malas ah, aku masih kecil. Mas Arif saja ya,” jawan Galih ketika kakaknya mengajak.

            “Aku juga mau ke Masjid kok Lih, aku diajak Bapakku,” celutuh Rizki sambil tetap asyik dengan kelerengnya. Akhirnya Galih mau juga diajak kakaknya.

            Beberapa waktu kemudian, Galih dan Arif sudah siap menuju Masjid. Mereka berdua sudah rapi menggunakan hem lengan panjang dan celana hitam. Ibunya senyum bangga karena kedua anakknya bisa menggantikan ayahnya yang belum juga pulang dari mengajar.

            “Ini dibawa ya, kamu Mas Arif bawa rantang ini, sedang kamu Galih bawa tas ini, “ ucap ibu Dian sambil memberikan rantang dan satu tas. Baru saja akan membuka pintu. Tiba-tiba terdengar suara sepeda motor ayahnya terdengar memasuki rumah.

            “Asyik, ayah pulang, jadi aku gak jadi kan Buk,” ucap Galih sambil meletakkan tas hitam.

            “Eit gak boleh gitu, tunggu sebentar ya, ayah mau pakai sarung dulu terus kita bertiga berangkat bareng,” sela Pak Cahyo sambil melepas helm.

            Akhirnya bertiga berjalan menuju masjid at Taqwa yang tak terlalu jauh. Mereka segera bergabung dengan  Bapak-bapak. Ternyata ada juga anak-anak. Galih pun tersenyum karena ada temannya.

            “Sini duduk sini,” ajak Pak Cahyo sambil meletakkan rantang di tikar.

            Galih dan Arif duduk bersila bersebelahan dengan ayahnya. Masjid pun makin banyak yang berdatangan. Depan masjid sudah penuh para ibu. Mereka duduk di tikar saling berhadapan.

            Arif hanya diam ketika ayahnya menaruh daun pisang di dasaran. Kemudian nasi diletakkan pada atas daun pisang. Diikuti yang lainnya. Selanjutnya semua lauk diletakkan di tas nasi yang telah ada daun pisang. Berbagai menu ada. Mata Galih memandang nasi dengan lauk yang memanjang ke selatan di hadapan para bapak ibu. Makanan digelar dengan aneka lauk di atasnya.

            Tak lama kemudian Pak Abdul memimpin doa. Doa ditujukan untuk para leluhur. Semua warga mengangkat kedua tangannya. Galih dan Arif mengiukti saja sambil melirik anneka lauk yang menggoda iman.

            “Kamu milh apa Lih,” tanya ayah sambil mengambil daun pisang selembar lalu dibentuk seperti pincuk.

            “Telur dan bakmi saja Yah.”

            “Aku juga sama,” saut Arif yang memang tidak suka pedas.

            Depan masjid sangat ramai. Semuanya menikmati acara nyadran yang dilakukan setiap tahun jelang Ramadan.

            Hari telah sore, akhirnya mereka pulang dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan Si Galih bertanya apa makna acara tadi.

            “Ya, acara nyadran adalah acara tradisi, intinya mengirim doa untuk leluhir kita,”

            “Tadi kamu berdoa tidak Lih,” tanya Arif yang lebih paham.

            :Heee,” ucap Galih sadar diri tidak berdoa karena tadi guyon.

            Tak terasa mereka sampai rumah. Bu Dian memuji kedua anakknya karena mau ikut nguri-uri budaya jawa yang masih ada. Anak cucu yang melestarikan.

 

#Tatantangan Menulis Ramadan

#2

Minggu, 19 Maret 2023

Menjelang Ramadan (1)

      


@cerita anak

            Jelang Magrib, suasana lapangan Dusun Kaliputih masih ramai dengan anak-anak yang bermain sepak bola. Hari itu ada pertandingan kesebelasan antara Dusun Kaliputih dengan Dusun Kalipawon. Suasana sangat ramai. Galih, Arif dan Yoga tak ketinggalan menonton. Mereka bersorak gembira sambil lonjak-lonjak ketika ada bola masuk ke gawang.

            Ketika asyik-asyiknya menikmati keseruan sepakbola, suara seseorang memanggilnya terdengar jelas.

            "Mas, ada yang memanggil kita," suara Galih sambil menyenggol kakaknya.

            "Ada apa sih kok jawil-jawil," ucap Arif

            "Tuh dengar!"

            Arif mempertajam pendengarannya. Ia baru ingat, kalau ayahnya mengajak untuk mengikuti salat Nisfu Syaaban ke Masjid.

            "Ayoo pulang cepat, panggil Yoga, nanti dimarahi ayah lho," ajak Arif pada adiknya. Ketiga anak itu  berlari agar sampai rumah sebelum Magrib.

            Sampai rumah mereka pun langsung mandi secara bergantian karena kamar mandi hanya satu.

            "Ayoo cepat, sebentar lagi azan Maghrib lho," ucap Mbak Mar, ART yang membantu mengambilkan baju pengganti untuk ketiga anak Pak Yo itu.

            Azan Magrib berkumandang dengan jelas dari Masjid At-Taqwa. Arif, Galih, Yoga bergegas menuju masjid. Ayah dan bunda mereka menyertai.

            "Sudah wudhu semuanya?" tanya Bunda Dian sambil menggandeng membetulkan mukena. Sementara Yoga, si Ragil yang masih duduk di RA  itu digandeng ayahnya. 

            "Udah dong," serempak Arif dan Galih berucap.

            Masjid At-Taqwa sudah lumayan banyak yang datang. Kaum ibu berada di sebelah kiri. Sementara Bapak-bapak dan anak-anak berada di sebelah kanan.  Arif, Galih dan Yoga berdiri di shaf kedua sejajar dengan ayahnya.  Satu keluarga Pak Cahyo mengikuti salat Magrib berjamaah. Suasana hening walaupun beberapa anak kecil salat sambil tersenyum saling lirik.

            Usai salat Maghrib dilanjutkan dengan salat nifsu syahban. Kali ini yang menjadi imam adalah Pak Dedy. Pak Dedy pun mengingatkan niat salat nifsu syahban.

            Niat sholat Nisfu Syaban untuk makmum

            Ushalli sunnata Nishfi Sya'bân rak'ataini ma'mûman lillâhi ta'ala, Allahu Akbar.

            Artinya: "Aku niat shalat sunah nisfu sya'ban dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar."

            Setelah salat dua rakaat. Dilanjutkan membaca tiga kali surat Yasin untuk semua jemaah. Tampak Yoga mulai diam. Ia ngantuk berat.

         “Yog, ngantuk ya,” tanya Jepri teman bermainnya.

      "Haaaa.” Yoga tergagap lalu mengucek matanya. Lalu keluar untuk mencuci muka agar tidak mengantuk lagi.  Kemudian bergabung lagi di dekat Ayahnya. Lalu menyimak lagi surat Yasin. Waktu salat Isya tiba. Semua jemaah salat Isya berjamaah. Dengan wajah mengantuk Yoga ikut salat berjamaah juga.

            Arif , Galih dan Yoga beriringan berjalan menuju rumah. Mereka langsung berlarian agar cepat sampai rumah.

          “Galih, tahu gak makna malam nifsu syabhan?” tanya Bu Dian pada anak kedua.

            “Hee gak ik Buk, setahu saya sih kalau syaban ada yang jual serabi di jalan raya,” ucap  Galih yang masih asyik dengan dolaan Tok-tok.

            “Gini ya Bunda jelasin,”

     “Bulan Syaban merupakan pintu gerbang menuju bulan suci Ramadhan, Bulan Sya'ban adalah Bulannya Rasulullah SAW. Syaban dianggap bulan yang  mulia karena di bulan ini Allah menurunkan ayat perintah untuk bershalawat pada bulan ini. Perintah tersebut tercantum dalam ayat berikut

 “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yangg beriman, Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya.”(Q.S Al Ahzab; 56).

            Galih, Yoga , Arif mendengarkan Bundanya berceramah.

            “Keistimewaan Bulan Syakban dalam Islam adalahbulan ketika Amal Manusia Diangkat. Bulan dengan Pahala yg Banyak & Ampunan. Bulan di Mana Rasulullah Banyak Mengerjakan Puasa. . Ada Malam Nisfu Syaban. Niat sholat Nisfu Syaban wajib diketahui oleh umat Islam yang akan mengerjakan sholat sunnah tersebut. Berikut ini informasi lengkap mengenai bacaan niat sholat Nisfu Syaban lengkap dengan tata cara, waktu pelaksanaan, dan doanya.

         “Paham semuanya?”

        “Kok bunda paham semuanya sih?”

          Tiba-tiba ayah mereka muncul.

    "Tuh bunda itu baca di WA Grup Muslimat,”

            “Oalah, kirain…”

            Mereka tertawa bersama.

#Tantangan Menulis Ramadan

#1

 

 

 

MUDAH MENULIS PEMBUKA CERITA PENDEK

 


Masih banyak di antara kita masih ragu untuk menulis cerita.  Sebenarnya jika diniati dengan sungguh-sungguh dan mau belajar dengan mempraktikkan serta sering membaca cerita pasti bisa. Kuncimya ya mencoba dan jangan takut salah.

Apa saja sih yang harus dipersiapkan untuk menulis cerita fiksi berbentuk cerpen, novel atau non-fiksi berbentuk cerita seperti cerita inspiratif. Kita bisa menyebutnya faksi ( fakta tetapi ditulis layaknya fiksi.

Beberapa waktu lalu saya mengamati bahwa masih banyak yang belum maksimal menulis faksi, cerita inspiratif atau cerpen. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya berusaha memberi materi secara bertahap.

Beberapa hal yang harus dipelajari saat menulis cerita adalah

1.      Menentukan ide.

Ide itu ada di mana- mana. Yang tak akan habis adalah pengalaman diri sendiri. Selanjutkan kita bisa menangkap ide dari luar. Kita bisa melihat kejadian orang lain. Curhat teman, saudara. Bisa juga kita mencari ide saat sendirian, atau membuka foto-foto lama, menonton film dan lain sebagainya. Segera tangkap ide tersebut. Agar tak hilang segera kita catat. Jangan sampai lepas.

 

2.      Membuat draf cerita/ kerangka cerita

Langkah ini penting sebagai pedoman saat menulis. Mau dibawa ke mana cerita kita. Walaupun nantinya ada yang tidak sama persis dengan kerangka, setidaknya kita tahu alur cerita.

 

 

 

 

3.      Pembuka Carita yang Nendang. 

Kebanyakan orang masih bingung untuk mengawali cerita baik fiksi maupun cerita inspiratif. Bingung mau memulai dari mana. Padahal kita tahu bahwa pembuka cerita merupakan titik tolak pembaca akan meneruskan membaca atau tidak.

Kalau awal cerita sudah menarik dan bikin kepo, maka orang tak ingin beranjak meninggalkan bacaannya hingga selesai . Sebaliknya jika awal cerita  kurang menarik, membosankan, atau bertele-tele, pembaca akan meninggalkannya.

Jika kita mengirimkan naskah ke penerbit, perlu kita ketahui bahwa editor penerbit tidak mungkin akan membaca keseluruhan novel tetapi akan membaca awal cerita. Biasanya bab awal. Jika tulisan di awal sudah menarik dan greget, maka itu sudah mencuri hati editor.

Jadi, bagaimana sebaiknya?

Awali cerita yang membuat pembaca penasaran dengan isi cerita. Istilah lain awal cerita harus NENDANG

Buatlah awal cerita yang menjadikan pembaca ingin tahu cerita selanjutnya. Awali yang nendang. Selain itu awal cerita jangan terlalu banyak bertele-tele.

Apalagi awal cerita terlalu banyak menggambarkan setting cerita atau terlalu banyak kata yang tidak penting.

 

Contoh :

Pada suatu hari ketika matahari terbit di sebelah timur .

Kalimat ini jelas kurang pas. Pembaca sudah tahu bahwa kalau dari zaman dulu matahari terbit sebelah timur. (heee)

Ketika mentari pagi bersinar terang, embun pagi menetes bening dan angin bertiup kencang seolah bla…bla ( ini namanya pemborosan kata) dan membosankan.

Penulis memang dituntut untuk kreatif dalam membuat opening. Mencari sudut pandang yang baru dan unik sehingga pembaca langsung 'ngeh'.

 

Nah Bagaimana baiknya?

 

Ya, jangan bertele-tele. Awal cerita langsung ke permasalahan. Umpama ada setting yang wajar saja.

Contoh :

1.      Hari masih pagi, tiba-tiba pintu rumahku digedor keras oleh orang. Ketika kubuka pintu berdirilah lelaki berbadan besar sedang mengacungkan pistol ke arahku. Matanya nanar menatapku. Badanku gemetar. Aku mundur selangkah, mengantisipasi dan mengkalkulasi waktu.

 

2.      Sudah hampir satu jam aku menunggunya di halte bus sore itu. Hujan disertai petir membuat hatiku makin ciut. Bajuku basah. Bererapa menit ada mobil berwarna hitam berhenti pas di depanku. Pintu mobil dibuka. Mataku terbelalak melihat orang yang keluar dari mobil mewah itu

Selain itu bisa juga diawali dengan dialog. Ingat kita harus paham menulis dialog. Dialog dalam cerita baik cerpen atau cerita lain, jangan ada tanda titik dua seperti dalam drama.

Adi : Kau di mana? ( ini salah)

Awal cerita dengan dialog yang nendang mudah kok.

 

Pyaarr!!?

 

“Masakan apa nih ha!” Aryo membanting piring yang berisi masakan istrinya. Ia tidak suka masakan istri yang itu-itu saja 

Baginya masakan istrinya tak pernah sesuai dengan seleranya

 

Itulah contoh paragraf pembuka yang nendang.

 

Bagaimana Bapak Ibu?

Materi kita sampai di sini dulu. Mohon bapak ibu mencoba. Menulis itu bukan hanya teori tetapi praktik dan praktik. Ingin bisa berenang yang harus mencoba berenang. Selamat mencoba. Ditunggu sampai minggu ini. Terima kasih.

 

                        Ambarawa, 20 Maret 2023

 

 

 

 

Kamis, 16 Maret 2023

Cara Mudah Menulis Kisah Inspiratif


Asalamualaikum Bapak Ibu. Kali ini saya akan menyampaikan cara menulis kisah inspiratif Ramadan. Alhamdulillah sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadan. Saya hanya ingin sedikit berbagi ilmu kepada bapak ibu.

Berbagi itu indah lho

Sebaik-baiknya apa yang ditinggalkan oleh seseorang setelah ia meninggal dunia adalah tiga hal, yang pertama anak shaleh yang mendoakannya, sedekah jariyah yang terus mengalir pahalnya kepadanya, dan ilmu yang diamalkan setelahnya.” (HR Ibnu Majah)

Di hadits yang lain disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Jika seorang anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali 3 hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR Muslim)

“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudian ia meyembunyikannya, maka kelak ia akan dibungkam mulutnya dengan api neraka.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi dan Al-Hakim)

Selama Ramadan banyak sekali kisah inspiratif yang dapat kita tangkap dan tulis. Selanjutnya kisah tersebut bisa jadi menjadi pembelajaran bagi pembaca. 

Contoh yang bisa dijadikan kisah inspiratif antara lain, awal Ramadan ada tradisi nifsu syahban, nyadran. Saat kita tarawih banyak yang bisa jadikan tulisan. Misalnya kultum tiap hari yang bisa dikembangkan. 

Kegiatan harian ramadan di rumah bisa juga kita tulis. Misalnya kita dapat jatah jaburan, kita kaitkan dengan bersedekah. Nanti dalam tulisan kita beri hadist bersedekah. 

Saat kita selalu mengikuti tadarus bisa juga kita tulis. Bukankah membaca Alquran itu akan dicatat amal yang berlipat ganda. Apa pun kegiatan positif saat Ramadan bisa jadi tulisan. Ada lagi yang mengikuti one day one juz. Menarik juga. Banyak kan ide yang terlintas saat Ramadan. Saat berbuka bersama. Atau magic com lupa dinyalakan( hee) ini pernah saya alami.

Nah ide sudah ada tetapi bagaimana memulainya? Bingung nih..

Oke, berdasarkan pengalaman pribadi. Kisah inspiratif ini jangan dibuat berita atau paparan atau penjelasan. Jadikan cerita nyata. Mengalir saja seperti saat kita bercerita kepada orang lain.

Jadi kisah inspiratif ini ditulis seperti cerpen. Ada narasi dan percakapan. Tujuannya agar enak dibaca. Bisa juga diawali dengan setting atau pengantar umum. Selanjutnya bercerita saja apa yang dilihat, dirasakan, di dengar. Mengalir saja. Jangan takut salah. Tulis saja jangan edit. Jika sudah selesai baru edit dan kembangkan. 

Contoh

Tarawih Perdana

Tak terasa Bulan Ramadan tiba. Kami sekeluarga menyambut dengan suka cita. Bulan yang dinanti Umat seluruh dunia.

Masjid At-Taqwa pun sudah diadakan tarawih perdana. Azan isya berkumandang. Saya segera ambil wudhu. Lalu kami berdua menuju Masjid. Suasana hening, bintang gemerlapan menyambut Ramadan. 

Suasana Masjid sangat ramai. Sudah banyak yang datang untuk salat isya dan tarawih. 

Alhamdulillah saya bisa melakukannya tarawih dengan lancar. Kami pun berniat untuk memulai puasa.

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'ala. Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

Dst. 

Selanjutnya umpama ada kultum ya tulis saja. Misalnya hari pertama tentang niat. Tulis saja sesuai yang kita dengar lalu dikembangkan dengan mencari referensi.bAmbil hikmahnya. 

Itulah sedikit ilmu untuk menulis kisah inspiratif. Semoga bermanfaat. 

Ambarawa, 17 Maret 2023

 








Rabu, 15 Maret 2023

PROGRAM TANTANGAN MENULIS RAMADAN 2023


TAHAP PERTAMA (23 Maret  s.d. 19 April 2023) dan ( 24 April s.d. 30 April 2023

1. Menulis setiap hari minimal satu halaman dengan tema Ramadan. Lebih satu halaman boleh. 

2. Genre/ jenis tulisan bebas. Pilih yang disukai. Kisah inspiratif Ramadan atau cerita anak atau novel.( Tidak boleh puisi). Materi akan diberikan setelah tulisan ini. 

3. Ditulis dalam file atau link blog, Instagram, FB, atau tulis langsung. 

3. File atau link dikirim di grup setiap hari sebelum pukul 24.00

4. Setiap anggota wajib membuat folder dulu untuk  mendokumentasikan file setiap hari. 

5. Setiap anggota wajib membuat file Microsoft office word dengan format size A4,  time roman 12, spasi 1,5, justifi/ rata kanan. 

4. Usai menulis setiap hari, copas di file tersendiri untuk dijadikan satu dengan tulisan hari berikutnya. Antara tulisan pertama dan selanjutnya ganti halaman.

5. Setelah 10 hari dikumpulkan dengan subjek : Nama - Judul Buku. Itu artinya tulisan minimal sudah 10 halaman. Syukur lebih. 10 hari berikutnya dikumpulkan lagi. Gabung dengan sebelumnya. Seterusnya hingga 15 hari terakhir. Total ada 35 hari hingga akhir April 

6. Jika selama tiga hari tidak mengumpulkan tanpa ada informasi akan dinonaktifkan dari grup. 

7. Jika sehari belum menulis, boleh dirapel hari berikutnya. Tidak usah izin.

8. Menjadi anggota grup jangan silent reader saja. Mari saling mengapresiasi. Bisa sekadar jempol atau emot senyum. Lebih bagus mengapresiasi. Di sini sama-sama belajar. Jika ada  keliru silakan tegur. Jika ada yang baik beri peri reward. Kita berusaha saling menghargai. Itu salah satu sedekah. 

9. Untuk tahap awal saya memberi materi singkat. Selanjutnya berusaha memberi masukan setiap tulisan.Pemberian masukan itu artinya bisa jadi pembelajaran lainnya. Tahap kedua gantian bapak ibu memberikan masukan. 

11. Dilarang posting selain tulisan Ramadan.


TAHAP KEDUA

Bulan Mei 2023

1. Melengkapi naskah hingga pantas menjadi buku. Bisa ditambahkan lainnya misalnya lebaran dengan berbagai kegiatan.

2. Self Editing naskah sesuai ejaan dan kebahasaan.

3. Melengkapi kelengkapan buku.  Dijelaskan bulan Mei

4. Pemberian materi tentang cara menerbitkan buku. 

5. Jangan lupa setiap mau menulis berdoa terlebih mohon bimbingan agar diberi kemudahan. Aamiin. 

Tetap semangat untuk mewujudkan mimpi mempunyai buku. Dengan ketekunan dan selalu belajar, insya Allah bisa. Kunci lain adalah membaca untuk menjadikan tulisan baik. Membaca dan menulis adalah dua sisi yang tak terpisahkan. 

Mari baca tulisan saya dan teman-teman lainnya. Beri apresiasi. 

Sudah baca dan komentar tulisan sebelumnya? Mari saling mengapresiasi. Semangat. Salam literasi.

Ambarawa, 15 Maret 2023




Ini Karyaku, Mana Karyamu


            koleksi buku pribadi 

Ketika ada teman mengatakan seperti itu, hati saya tergugah untuk menulis dan menulis. Menulis bagi saya sebuah pilihan agar hidup lebih bermakna. 

Bapak ibu anggota grup Tantangan Menulis Ramadan yang berbahagia. Selamat bergabung di grup dadakan yang bertujuan indah. 

Alhamdulillah ada 22 peserta dari berbagai daerah. Tujuan grup adalah mengajak menulis bersama saat Ramadan. Selain menyelami dan memaknai bulan suci Ramadan ini, kita berbuat kebaikan dengan menulis. Ini bagian dari ibadah yaitu bersama menuntut ilmu dan membagikannya ke orang lain.

Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan dirinya jalan ke surga -HR Muslim.

Tholabu 'ilmi fardhatun 'alaa kulli muslim. Artinya: Menuntut ilmu itu wajib untuk setiap Muslim -HR Ibnu Majah.

Shalaallahu 'ilmaan nafi'aan, wata'waan dzaubillahi man 'ilmaa la yanfa'uu. Artinya: Memohon kepada Allah ilmu bermanfaat serta berlindung kepada-Nya dari ilmu tidak bermanfaat -HR Ibnu Madjah._

Fadlu al 'ilmi khairan min fadhlin al 'ibadah, wakhairu diinakumul warauu’. Artinya: Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian ialah ketaqwaan_

Itulah pentingnya menuntut ilmu. Tak ada batasan untuk menuntut ilmu. 

Oke... sekarang gantian perkenalan. 

Perkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya Budiyanti, nama penulis Budiyanti Anggit sekaligus nama FB, Instagram.

Saya adalah seorang yang sudah purna tugas. Tugas terakhir adalah di SMP N 2 Banyubiru sebagai guru bahasa Indonesia. Saya adalah lulusan Unnes bahasa dan sastra Indonesia. 

Belajar menulis sudah tua lho. Bermula dari menulis buku harian, menulis majalah dinding akhirnya kecanduan menulis. Berbagai usaha dilakukan agar bisa menulis. Berbagai kelas saya ikuti. Berbagai even saya ikuti.

Pertama menulis langsung dimuat di majalah perpustakaan yang bernama Buletin Pustaka. Rasanya senang sekali dapat honor walaupun tidak banyak. 

Selanjutnya menulis di koran Radar Semarang. Kirim langsung dimuat. Walaupun gak ada honor rasanya senang. Sampai saya fotocopy terus saya tunjukan pada siswa dan para guru. Saat itu masih mengajar di SMPN 1 Sumowono.

Menulis berlanjut ketika saya pindah tugas di SMPN 2 Banyubiru. Beberapa karya dimuat di Jawa Pos. Saat itu saya gemetar. Tangan dingin karena tak percaya bisa dimuat di koran nasional.

Belajar dan terus praktik tiada henti. Berbagai antologi saya ikuti. Pernah juga tertipu even bodong. Kemudian mengikuti berbagai grup kepenulisan saya ikuti. Semuanya dijalani dengan gembira.

Saat ini sudah mempunyai 6 buku solo dan 2 buku duet. Di antara buku tersebut ada yang diterbitkan secara mayor, 6 lainnya diterbitkan secara indi. Indi atau independen itu diterbitkan sendiri dengan biaya serta dijual sendiri. Buku Mayor itu diterbitkan oleh penerbit mayor misalnya Gramedia, Tiga Serangkai ( TS), Erlangga dll. Buku yang diterbitkan mayor itu kita tidak mengeluarkan biaya sama sekali tetapi kita mendapatkan royalti setiap 6 bulan sekali. 


          Koleksi pribadi buku mayor

Ada dua buku saya yang telah diterbitkan secara mayor. Pertama, kutemukan Diriku pada Dirimu ( Elex Media Komputindo). Bapak ibu bisa juga mencari di google atau shopee Itu buku duet dengan penulis kondang asal Jawa barat yang bernama Kurniawan Al Irsyad atau Kang Acil. 

Selanjutnya buku duet yang diterbitkan mayor berjudul Anakku Tabungan Surgaku yang ditulis bersama penulis kondang juga yaitu Arinda Shafa. Buku tersebut diterbitkan oleh Tinta Medina/ anak cabang dari Tiga Serangkai. Setiap enam bulan sekali ada royalti yang kami terima. 

Mengapa saya diajak duet? Ya, hal itu disebabkan saya suka menulis setiap hari di Facebook. FB. Budiyanti Anggit. Banyak yang menganggap FB itu negatif. Ya belum tentu. Semua bergantung pada diri sendiri. Nyatanya saya banyak kenalan penulis juga dari FB.

Buku solo lain diterbitkan sendiri yaitu berupa kumpulan cerpen, novel, parenting, non fiksi. Semuanya diterbitkan secara mandiri dan dijual mandiri. Asyik lho jual buku walaupun tidak ada labanya itu sudah senang. Apa lagi ada yang minta tandatangan. Wohh seperti penulis beken saja. Wkkk

Selain buku solo dan duet saya mengawali dengan menulis buku antologi secara keroyokan. Alhamdulillah  sampai saat ini ada 40- an antologi bersama. Satu diantaranya buku kumpulan cerita anak picbook. Cerita bergambar diterbitkan secara mayor di Elex Media Komputindo. 

Beberapa kali mengikuti kelas menulis baik berbayar atau tidak. Walaupun saya sudah tua belajar menulis tiada henti. Kini walaupun sudah purna masih membersamai komunitas Guru Bisa Menulis (GBM) dan Penarawa ( Penulis Ambarawa).

Apa yang kita dapatkan dari menulis? Apakah saya banyak uang dari menulis? No no ...

Janganlah Menulis karena semata-mata karena mencari royalti. Ada yang lebih dari itu adalah rasa bahagia bisa berbagi ilmu kepada orang lain lewat tulisan. Bukankah sebaik-baik manusia adalah bisa berbuat kebaikan pada orang lain. 

Pada prinsipnya menulis itu bukan karena bakat tetapi minat. Niat yang sungguh-sungguh akan menghasilan karya. Menulis itu harus praktik bukan teori saja.  Semakin sering menulis semakin terampil. 

Itulah perkenalan singkat dari saya. Terima kasih. Selamat berkarya. Kita harus percaya diri.  Semua tulisan tidak ada yang jelek. Yang jelek itu yang tidak menulis. Ya kan? Jangan berkecil hati jika ada orang mencela, mengkritik karya kita. Justru jika ada yang kritik berarti tulisan kita dibaca. 

Mari berprinsip bahwa jangan mencari waktu luang untuk menulis tetapi luangkan waktu untuk menulis. Jangan berdalih sibuk sehingga tidak menulis

Menulis setiap hari akan menjadi pembelajaran berharga bagi kita. Semangat Bapak ibu hebat calon penulis hebat. 

Ambarawa, 15 Maret 2023