Kamis, 12 November 2020

MENGUBAH EKSPEKTASI MENJADI PRESTASI


 

Syukur Alhamdulillah aku bisa mengikuti kelas menulis bersama Omjay pada hari Rabu, 11 November 2020. Kelas yang menjadikan semangat menulis kembali bangkit. Blog pun kini terisi. Tidak berlumut lagi.

Kali ini kelas dihadirkan narsum keren yaitu Ibu Jamila…. Beliau berbagi ilmu menulis dengan tema Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi. Berikut resumenya. Yuk simak!

Salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup.

Sebagai contoh, ekspektasi kita Ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita.

Ekspektasi tak seindah kenyataan. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dalam tulisan buku ke-2  Bu Jamila  yang diterbitkan pada tahun 2019.

Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah.

Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :

                        1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2. Apa ide/topik yang harus kita tulis?

3. Apakah tulisan saya menarik? 

Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula.  Dalam prosesnya kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri mapun dari lingkungan sekitar.

Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion.

 Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan. Kedua hal ini dibahas secara detail dalam buku beliau  yang ketiga hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit  Alhamdulillah diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Andi. Woh  luar biasa deh.

Pengalaman Ibu Jamila dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad  dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang beliau juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. 

Untuk itulah beliau selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah dibangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah. Benar-benar inspiratif ya.

Beliau bercerita awalnya bisa menerbitkan buku dan diterbitkan secara mayor. Penasaran kan. Seperti aku. Menulis dalam seminggu lho. Mampukah kita? Ternyata hal ini bisa dilalaui Bu Jamila.

Beliau bercerita bahwa saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikiran. Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi saya berubah menjadi sebuah prestasi.

Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisan beliau lolos tanpa revisi, Hati Ibu Jamila seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa. Namun, bagiku tulisan sampai bisa diterima mayor tentu saja naskahnya tidak biasa saja.

Apa yang menjadikan beliau berhasil menaklukkan tantangan? Mari kita simak kiat sukses hingga sukses menulis buku mayor. Bukan mudah lho. Namun, semuanya butuh proses. Berikut tips menulis yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita.

1. Tulislah apa yang ingin kita tulis.

2. Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.

3.  Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan

4.  Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.

5.  Menulis jangan terlalu lama.

6.  Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang akan menilai adalah pembaca.

 

Menghadapi Kendala Menulis

Saat menulis kita sering mengalami kendala. Biasanya, kendala di awal kita menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan kita tulis. 

Untuk mengatasinya, marilah kita mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misalnya, tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita.

Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. tidak perlu kita memikirkan tata bahasa, ejaan dll.. Setiap kalimat yang terlintas segera di tulis. Kita  bisa menulis di HP. 

Kadang saat tidak pegang HP, kita bisa menuliskan di benda apa saja yang kita temui.  Di kertas, di notes HP, di buku kecil atau di kertas apa saja yang bisa untuk menulis. Bu Jamila pernah menulis ide di tangan.

 

Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika kita tidak punya hobi menulis. Kata orang hanya "Iseng-iseng" atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika kita tidak memiliki hobi, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu keterampilan?

Banyak orang  yang menulis tergantung mood. Ini sangat berat saat beliau  menerima tantangan Prof. Eko.  Rasanya bulan dan matahari berpindah tempat. Di saat seperti inilah beliau menguatkan tekad dan niat untuk mencapai realitas.

Jadi, menulis itu adalah sebuah perjuangan untuk melawan semua tantangan yang menggoyahkan niat.

Hal yang menjadi fokus dalam menulis adalah kata TUNTAS. Jadi, menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir 1.000 kali tentang apa yang sudah kita tulis. 

Kita akan berpikir.  untuk edit dan edit lagi. Akhirnya tulisan kita tidak tuntas. Ya benar juga ya. Saat kita membaca tulisan kita sendiri bisa dipastikan ada yang kurang pas.

Itulah materi ibu Jamila.  Selanjutnya ada hal-hal yang harus kita ketahui berdasarkan tanya jawab.

1.   Tips yang digunakan dalam merangkai kata cukup sederhana. Gunakan kata apa saja yang terlintas dalam pikiran. Kata-kata yang digunakan tidak harus kata-kata rumit. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh orang lain

2.   Tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri yaitu mood dan niat.  .

3.    Kendala terbesar dari diri kita sendiri bisa bermacam-macam. Masalah yang dihadapi terkait dengan kemampuan itu disebabkan karena kita  menulis dengan beban. Beban tentang baik buruknya tulisan kita. 

   Cobalah menulis secara lepas dan bebas. Lepas dari beban terkait penilaian orang terhadap tulisan kita, sehingga kita bisa bebas mengekspresikan diri kita dalam tulisan.

4.    Proses kreatif yang dilakukan dalam menghasilkan buku tidak terlepas dari kegiatan membaca. Jadi, menulis dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang harus dimiliki oleh seorang penulis.

Menulis tanpa pernah membaca akan pincang. Artinya tulisan kita kurang menarik. Menghasilkan buku dalam seminggu terdengar mustahil. Prosesnya jungkir balik, hingga siang dan malampun ikut terbalik. 

Hal pertama yang dilakukan di awal adalah menentukan judul dan kerangka tulisan, lalu berburu referensi sambil menyusun paragraf demi paragraf. Ya itu tadi, pokoknya tuntas dulu semua bab, terakhir sesi editing.

5.   Zaman sekarang, publikasi sangat dipermudah karena ada begitu banyak jejaring sosial yang bisa kita manfaatkan. Di samping menawarkan door to door, kita bisa posting melalui WA, Instag, FB, Youtube, dll. Jangan lupa buat flyer + kata-kata menarik dan foto ekslusif, seperti orang jualan gitu. 

  Namanya juga menawarkan. Yang penting harus jujur dan tidak ada kebohongan publik dalam iklan buku kita. 

6.   Berbicara tentang potensi diri. Kembali lagi ke 2 hal yang harus kita ubah dalam hidup yaitu Mindset dan passion. Saat keduanya seiring sejalan, dengan sendirinya kita akan happy enjoy dalam menulis.

Mulailah dengan melihat apa saja yang ada di depan kita, lalu cobalah untuk mendeskripsikannya. Saat jemari kita mulai menulis, maka ide lain akan datang dengan sendirinya.

Kuncinya adalah percaya diri. Setiap kita memiliki potensi, dan potensi kita perlu di asah agar menjadi kompetensi.

7. Proses editing bisa dilakukan sendiri dan dapat pula menggunakan jasa orang lain. Sebelum dikirim ke penerbit kita lakukan swasunting/edit sendiri. 

  Kita tidak perlu khawatir masalah editing, karena biasanya pihak penerbit juga melakukan editing sebelum buku  naik cetak.

8. Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang akan menilai adalah pembaca.

9.   Secara nasional, memang minat dan budaya baca kita masih rendah. Di sinilah peran kita sebagai guru, orang tua,  dan orang yang peduli dengan kependidikan untuk kembali membangun budaya membaca generasi kita yang selalu pasang surut.

10. Membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Semakin suka membaca, maka semakin mudah menulis. Menjadikan menulis sebagai kebutuhan, artinya kita menjadikan membaca sebagai makanan kita.

11. Agar kita bisa keluar dari zona tidak nyaman, menulislah seperti air mengalir. Maksudnya tulislah apa yang ingin kita tulis. Abaikan penilaian orang tentang tulisan kita.

    Biarkan tulisan tersebut selesai kita tulis secara tuntas, lalu biarkan orang lain menilai. Karena penilaian orang lain biasanya lebih baik dari kita.. Saat. Tulisan saya berbeda dengan semua tulisan teman-teman.

12. Saat kitap punya ide, tapi bingung mau mulai menulis dari mana. Jangan bingung, mulai saja menulis dengan kata yang terlintas dalam pikiran. jangan memikirkan tulisan ini cocoknya di pendahuluan, atau di bab 1, dst.

Tulis dan tulis saja setiap kita punya ide. Saat kita benar-benar bingung dalam menulis, maka berhentilah menulis dan membacalah. Saat kita membaca, kita akan menemukan kembali ide yang terbang entah kemana. Saat ide itu muncul, jangan ditunda segeralah ditulis.

Membuat judul tulisan yang baik, sebenarnya sangat bergantung dari minat. Kita cenderung sukanya menulis di bidang apa. 

Kita suka menulis fiksi atau non fiksi. Untuk memilih judul tentunya kita perlu referensi terkait konten yang akan kita tulis.

Kita bisa browsing di internet sambil melakukan inovasi untuk judul yang kita buat. Semakin banyak referensi judul yang kita lihat maka akan semakin baik judul yang kita tulis. Untuk referensi tipe-tipe judul, silakan intip di sini https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/7-tipe-judul-artikel-untuk-meningkatkan-traffic-blog-anda 

13. Agar karya kita menarik sebelum menulis buku kita harus cari tahu hal/isu yang menjadi trending topik dan tidak akan ketinggalan zaman.

14. Hal yang perlu kita lakukan adalah berusaha fokus di halaman-halaman berikutnya. Tahan diri semaksimal mungkin untuk tidak membuka/membaca halaman yang sudah kita tulis.  Terkait kaidah penulisan, saat menulis abaikan saja dulu. Nanti akan ada saatnya kita mengedit ketika tulisan kita sudah benar-benar tuntas

15. Ubah mindset, passion, bangun tekad, kuatkan niat, dan harus konsisten menulis. Jangan lupa banyak membaca. sering-sering blog walking

 

16.               Dalam hal ekspektasi menerbitkan buku tentu saja pernah merasakan yang tidak sesuai harapan. cara mengatasinya kembali adalah kita harus ingat PadaNya.Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanyalah milik Dia.

17. Cara kita menularkan hobi menulis  yang paling efektif adalah dengan bukti. Tunjukkan bahwa kita bisa berkarya, dan mereka pun bisa seperti kita. tidak ada hal yang tidak bisa, dan tidak ada hal yang tidak mungkin.

 Alhamdulilah ilmu telah kami dapatkan. Bu Jamila pun menyimpulan, menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal bermanfaat bagi generasi setelah kita.

 

Terima kasih Ilmunya Ibu Jamila. Bu Aam selaku moderator. Tak Lupa kepada Omjay, sehat selalu.

 

Salam Guru Blogger

Budiyanti Anggit

Ambarawa, 12 November 2020

 

 

CARA MUDAH MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU

 


Berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk belajar

Rasa lelahku segera sirna kala melihat WAG kelas menulis menginformasikan yang menjadi narsum Senin, 9 November 2020 adalah seorang ibu cantik yang masih muda, Ibu Ditta Widya Utami. 

Ibu muda yang mungkin seusia anakku ini telah menekuni dunia tulis menulis dan telah menerbitkan buku mayor. Suatu prestasi luar biasa.

Segera kusimak materi lewat HP-ku. Sementara laptopku juga sudah terbuka. Aku menyimak sambil mengecek naskah PAS sebelum kuserahkan panitia. 

Kerja dobel ternyata kurang maksimal. Terbukti resume baru bisa kuselesaikan malam ini.

Sejenak aku tertegun dengan kata- kata ibu yang berasal dari kota nanas ini.

“Saya, hanya sebutir pasir yang banyak dijumpa. Masih harus banyak

 belajar dan belajar banyak”


Berikut adalah profil singkat Ibu Ditta

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=

Pada kesempatan itu Bu Ditta akan berbagi cerita tentang  menulis dan menerbitkan buku. Materi yang sangat pas untuk kita yang saat ini sedang berjuang untuk mewujudkan mimpi mempunyai buku.. Menurut Ibu Ditta bahwa berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk belajar. 

Ya, kita yang ada di grup menulis ini saling berbagi ilmu. Kita sejatinya terus belajar. Belajar untuk meningkatkan ilmu. Berikut materi yang disampaikan Ibu Ditta.

 Bagaimana Memulai Menulis

Memulai adalah hal yang amat sulit. Semua angan-angan tanpa dengan memulai tak akan terwujud. Oleh karena itu, segera memulai. Awalnya berat tetapi jika sudah memulai segalanya akan lancar. Menurut Mbak Ditta bahwa menulis tak bisa lepas dari keseharian kita. 

Setiap hari, mungkin kita terbiasa menulis balasan chat di media sosial. Menulis jurnal harian mengajar. Menulis feedback untuk tugas siswa dan sebagainya.  Menulis yang ada di sekitar kita itu lebih mudah.

Bagaimana mengatasi hambatan menulis?

Ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Bisa juga kita seperti bertinju lalu tiba--tiba KO atau bermain catur yang langsung skakmat. Semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. 

Bahkan lidah pun terasa kelu. Hal ini pernah kita alami. Bagiamana cara mengatasi hal tersebut

Ada beberapa tips agar lancar menulis.

1.      Ikut kelas menulis

Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kelas menulis. Pada era sekarang banyak kelas menulis tersebar di mana-mana. Contohnya kelas menulis bersama Omjay ini. 

Selain itu kita akan mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis. Terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga. Wah… tentu amat senang.  Misalnya kita diajak penulis senior, dapat bonus buku atau naskah kita diterima penerbit mayor.

2.      Ikut Komunitas Menulis.

Berapa komunitas yang kita miliki? satu, dua atau lebih dari dua? Sebanyak apa pun komunitas yang terpenting kita harus bisa memotivasi diri sendiri. Mengikuti  komunitas menulis sangat perlu. 

Dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita pun akan semakin terasah.

Saat ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum. 

Komunitas tersebut bisa  menjadi jembatan kita untuk meningkatkan kita dalam menulis. Ya selain itu kita tambah teman, tambah saudara. Silaturahmi pun terjalin dengan baik.

3.      Ikut lomba menulis.

Lomba yang berkaitan dengan menulis itu banyak sekali. Lomba menulis itu  cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang tentunya sudah terjadwal.

Dengan mengikuti lomba kita akan tahu letak kekurangan kita. Sehingga di kemudian hari, kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Kita pun jadi tahu sampai di mana kemampuan menulis kita.

4.      Ide Menulis.

Banyak orang  yang bingung mau menulis apa. Tidak punya ide yang bisa ditulis. Ide menulis ada di mana saja. Hal yang mudah adalah menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita. 

Jika masih merasa sulit menulis adalah tulis saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini. 

Jika belum mempan, mari buat tulisan tentang keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting nulis agar kemampuan kita semakin terasah. 

Misalnya tulis saja kisah mencari tanaman keladi putih di hutan demi gratisan atau untuk istri tercinta atau saat hiking dsb. 

5.      Menulis yang disukai.  

Agar lancar menulis sebaikanya, tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka biasanya bakal awet. Dengan menulis sesuai dengan kesukaan kita akan membantu memperlancar tulisan. Banyak kan yang kita sukai. 

Misalnya kita suka melakukan perjalanan, suka dengan masak-memasak atau yang saat ini lagi booming yaitu tanaman aglonema. Semuanya bisa kita tulis. Tulis saja apa yang kita kuasi. Mudah kan? 

Di mana kita menulis ?

Media apa yang bisa kita gunakan untuk menulis? Ketika ingin menulis, tentu kita butuh media. Mudah kok. Apalagi saat era digital akan memudahlan kita menulis. 

Menulis itu bisa kita lakukan di blog, buku harian, HP/Laptop atau platform menulis online seperti wattpad dan storial.

Nah untuk mempermudah posting, kita tak usah bingung. Tak harus ada laptop saat akan menulis. Dengan menggunakan fasilitas HP kita bisa menulis kapan saja. 

Kita unduh notes di playstore. Seperti aku sih. Menulis di notes itu amat mudah. Selanjutnya kita posting di media sosial yang kita punya. Media ini  sebagai sarana untuk menulis. 

Menulis di mana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst. 

Menulis buku solo atau kolaborasi?

Setelah rutin menulis dan ada naskah kita kadang bingung mau menerbitkan di mana? Ada niat ada jalan. kita akan mudah untuk  terbitkan buku.   Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita bukukan menjadi buku solo.

Bagaimana dengan menulis secara kolaborasi?   

Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi tentunya. Misal dari tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, menahun?

Sedangkan jika menulis bersama atau kolaborasi , tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enknya kalau kolaborasi dan kita jadi peserta itu, prosesnya sudah ada yang handle.

Beda jika kita menulis buku solo. Proses pengajuan ke penerbit dll tentu harus diurus secara mandiri. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Namun, ada menulis bersama itu bisa jadi pembelajaran bagi kita. 

Semakin banyak ikutan menulis bersama, tulisan kita akan lebih baik tentunya. Selanjutnya kita akan lebih terampil menulis  untuk bisa menerbitkan buku solo. Siapa tahu buku kita bisa dilirik penerbit mayor. Wohh tentu amat senang sekali. 

 Menulis momen spesial.

Menulis pada momen tertentu, atau kejadian unik itu sebaiknya dicatat. Seperti Bu Ditta, menulis kejadian unik tiap pembelajaran. Jadilah sebuah kumpulan cerpen. Asyik ya. Ya begitulah semuanya butuh proses agar kita bisa menerbitkan buku.

Itulah materi Ibu Ditta yang sangat bermanfaat bagi kita. Semoga ilmu yang telah dibagikan pada kelas menulis ini membawa keberkahan kita semua. Terima kasih Bu Kanjeng, Omjay dan Ibu Ditta. 

Salam Guru Blogger. 

Budiyanti Anggit

Ambarawa, 12 November 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Minggu, 08 November 2020

STRATEGI PEMASARAN BUKU SAAT PANDEMI COVID-19


Alhamdulilah pada hari Jumat lalu tepatnya tanggal 6 November 2020, saya bisa berkesempatan mengikuti kuliah online bersama Omjay. Narsum saat itu adalah Bapak Agustinus Subardana, Direktur pemasaran penerbit Andi Yogyakarta. Moderator muda adalah Mas Rizki Kurnia Rahman. Materi kali ini adalah Strategi Pemasaran buku saat Pandemi Covid-19.

Seperti kita ketahui bersama bahwa dampak covid-19 menimpa ke beberapa aspek. Salah satunya tterjadi juga pada dunia penerbitan. Semua penerbitan mengalami penurunan dalam hal penjualan. Bahkan ada penerbit yang tidak menerima naskah untuk diterbitkan. Ada juga yang hanya mau menerbitkan secara e-book. Inilah kenyataan yang ada. Sebagai penerbit yang sudah lama berdiri pun kena imbasnya. Oleh karena itu pentingnya strategi pemasaran agar roda penerbitan kembali membaik.

Pada pertemuan ke -15 ini, Bapak Agus Subardono berbagi ilmu tentang strategi yang dilakukan penerbit Andi. Penerbit besar yang berada di Yogyakarta ini telah melakukan berbagai strategi yang bisa jadi pengetahuan bagi kita. Inilah materi dari beliau. Berikut materi dari beliau. Yukk simak ya…

Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. Ya benar. 

Buku telah kita kenal sejak kita kecil. Sejak kita bersekolah kita sudah membaca buku yang ada di tempat kita sekolah. Namun, sayangnya. tingkat membaca anak saat ini amat kurang.

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. 

Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktif lagi. Who banyak juga ya jumlahnya.

Penerbitan yang sebanyak itu kini kena dampak dari adanya covid-19. Sudah hampir satu tahun pandemi ini belum juga berakhir. Tak terduga awal bulan Maret tahun 2019 ini telah datang wabah Virus Corona 2019 / Covid 19 yang menyebabkan makin terasa berat dalam perekonomian dalam negeri, terutama dari sisi konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dampak dari mewabahnya Covid 19 ini dirasakan betul oleh berbagai macam sektor, tidak terkecuali sektor usaha yang terkena dampak langsung akibat dari mewabahanya Covid 19. Adapun imbasnya telah dirasakan oleh pelaku usaha penerbitan buku, seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha dari pelaku usaha penerbitan buku tersebut.

Dampak penjualan  buku selama Covid- 19 sangat dirasakan betul oleh pelaku usaha bidang Penerbitan Buku.  Tak terkecuali dirasakan juga oleh Penerbit Andi sebagai pelaku usaha penerbitan buku. Apa saja ya? kita simak bersama agar kita tahu bagaimana keadaannya.

Pertama, jaringan toko buku. Sebagian besar  tutup selama covid 19 di bulan Maret sampai bulan Mei 2020.  

Kedua,  pengunjung toko buku. Pengunjung yang  datang ke toko buku atau ke Mall yang ada toko buku masih rasa khawatir tertular covid 19. Pengunjung toko-toko sangat sepi. 

Ketiga, penurunan omset. Toko buku saat pandemi ini mencapai penurunan 60% sampai 90%.

Kempat, pengurangan jumlah terbit. Selama covid-19 pelaku usaha penerbit buku mengurangi jumlah terbit buku baru dan mengurangi distribusi buku ke toko buku.   

Kelima, tidak produksi. Beberapa penerbit gulung tikar atau bangkrut selama covid 19 sehingga tidak berproduksi kembali.  

Keenam, pemasaran buku macet. Pemasaran  langsung direct selling atau ketemu langsung ke sekolah-sekolah ke perguruan tinggi dan ke instansi-instansi lainnya untuk sementara ini tidak bisa ketemu langsung sehingga kurang maksimal dalam menawarkan produk-produk buku.  

Ketujuh, konsumen atau pelanggan buku berkurang. Pelanggan  baik di kalangan masyarakat umum maupun di instansi instansi sekolah perguruan tinggi dan lainnya mengurangi pembelian buku. Anggaran tersebut paling banyak dipergunakan diorientasikan untuk pembelian alat-alat kesehatan yang berkaitan dengan covid-19.

Benar-benar memprihatinkan ya dunia penerbitan. Ya, itu semua dampak covid-19. Kapan akan kembali seperti semula? Kita tunggu saja keadaan ini semoga segera berlalu.


Toko buku tanpa ada pengunjung  selama covoid 19 pada bulan Maret sampai Mei 2020

Gambar di atas menunjukkan Grafik Penurunan Penjualan Buku di Gramedia selama pendemi Covid 19.  Kalau kita lihat dari grafik penjualan buku di Gramedia saat adanya pandemi covid- 19 di awal bulan Maret 2020 sudah mulai terjadi penurunan drastis penjualan buku. Pada bulan April tahun 2020 ini titik terendah dalam penjualan buku di Gramedia.  

Awal Juni 2020 toko buku Gramedia sudah mulai dibuka dan penjualan buku sudah mulai merangkak naik walaupun naiknya tidak siknifikan. Pengunjung di toko buku masih belum begitu banyak.  Masih  banyak pembeli  khawatir untuk masuk ke toko buku secara bersamaan. 

Ya ini memang tidak bisa dipaksakan karena urusannya dengan kesehatan. Para pembeli mungkin lebih nyaman di rumah saja.

Berdasarkan kenyataan tersebut pihak penerbit harus sigap mengatasi masalah agar dapat  untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku supaya tetap hidup. 

Selain itu  penerbit berusaha agar dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal. Oleh karena itu pentingnya strategi pemasaran. Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, intreprenur yang menjalankan bisnis.

Pentingnya Strategi Pemasaran

Strategi merupakan cara agar pemasaran buku kembali baik. Sebagai penerbit harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian?  hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang diterbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku.

Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).

Dari jenis – jenis katagori buku tersebut di sinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis.

Strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi beberapa  faktor yang meliputi faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat dan faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang dirintis oleh Penerbit Andi akan terus jalankan  keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun.

Selain itu Penerbit Andi telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah dikelompokkan menjadi 32 katagori (kita da[at mengunjungi  ke website kami : www.andipublisher.com).

Strategi pemasaran buku  yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran. Pertama,  strategi pemasaran buku serangan udara atau online

Kedua, strategi pemasaran buku serangan darat atau offline.  Dengan berlandaskan pada faktor makro dan faktor mikro tersebut dapat dijelaskan bahwa strategi pemasaran buku serangan udara atau online perlu strategi pemasaran dengan  transformasi digital.

 Pentingnya Transformasi Digital

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (On Line)

1.  Pentingnya Transformasi Digital

Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch. Keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan.

Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, cara belajar – mengajar ,  kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku Manfaat Digital Marketing

Mengapa kita menggunakan Digital Marketing? hal ini karena mempunyai manfaat yang sangat baik sekali .Adapun manfaat Digital marketing itu antara lain

a.       Biaya lebih relatif terjangkau dan atau murah.

b.      Daya jangkaunya atau cahaya jangkauan sangat luas, mudah menentukan target pasar buku yang akan kita tawarkan sesuai kategori.  

c.       Komunikasi dengan konsumen lebih mudah dan cepat popular.

d.      Meningkatkan penjualan dan mudah dievaluasi serta dikembangkan terus-menerus ke arah yang lebih baik.

Saat ini yang masih terus ngetren di dunia maya yaitu strategi pemasaran yang banyak dipakai oleh setiap orang yang sudah mengerti tentang teknologi internet. Promosi bisa dilakkan lewat penjualan online melalui website dan media sosial lainnya.  

Kalau kita sudah mempunyai produk buku yang sejenis, kategorinya banyak,  langkah awal kita harus buat website. Kata-kata website merupakan markas besar untuk sebuah bisnis penjualan buku. Dengan mempunyai website ini kita dapat merencanakan promosi dalam melancarkan penjualan buku. Dengan website akan banyak yang bisa promosikan tentang  isi produk, harga layanan, testimony,promosi dll.

 

Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktive untuk terus promosi supaya kita dapat menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial

Kita pun akan mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga. Selain itu kita bisa menjaga kestabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu.

Bisa juga menaikan penjualan dan profit, membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing,  membentuk citra produk di benak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Bisa mengubah tingkah laku orang yang kurang minat beli menjadikan tertarik membeli.

Media Online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak asing lagi yaitu lewat telepon, WhatsApp, SMS, email, telegram, FB, Instragram, youtube, dll.

Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line .

Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line . Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat marketplace yang telah ditunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.con, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah).

Hal tersebut guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler.

Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018.

 

2.  Pemasaran Buku Lewat Komunitas.

Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas. Untuk membentuk komunitas dan relasi sebaiknya kita gunakan jaringan komunitas untuk sarana promosi dan penjualan buku.  Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi dari yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktif komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktifitas pemasaran lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

 

B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE).

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh s.d. Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :

1.      Toko Buku

Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka 

Penerbit perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.

 

Kenapa kita perlu petakan jenis toko buku tersebut , hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda.  

Toko buku modern tersebut adalah yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya.

Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko. Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual .

Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain sebagai berikut.

Strategi promosi di toko buku modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan yaitu antara lain,

a. Menguasai display buku supaya tampilan buku dapat terlihat menonjol. Dengan                tampilan buku display buku tersebut akan  lebih menonjol dan dapat terlihat di depan        mata. Hal  itu biasanya cenderung banyak dicari orang dan kepingin sekali melihat buku    tersebut.

b. Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk promo di neon box         dan eks Banner maupun dengan berbagai macam material promo yang ada di toko.             Biasanya  pakai sound yang diumumkan lewat Toko Buku tersebut.

c. Mengadakan bedah buku. Biasanya bedah buku tersebut langsung buku barudengan          mengadakan talshow. Ada potongan harga pada buku tertentu atau periode tertentu. 

d. Mengadakan event tematik sesuai momen bulan berjalan.  misalkan program bulan          Ramadan, program tahun ajaran baru., program tahun ajaran mahasiswa baru,  program     tentang tanaman, program tentang perpajakan dan sebagainya.  

e. Masih banyak lagi program promosi toko buku modern yang dapat kita lakukan yaitu        kuncinya adalah kita proaktif komunikasi dengan pihak internal toko tersebut. proaktif.     disapa, ditanya apa keinginnan pembeli. Di situlah penerbit memberikan pelayanann         yang baik kepada  pembeli dan servis yang sebaik mungkin.

f.  Untuk meningkatkan penjualan perlu diperhatikan stok buku best seller dan buku-buku     yang menipis stoknya. Di situ penerbit perlu kecepatan untuk melakukan repeat order        sehingga buku yang notabenenya kosong,  bisa segera dikirim buku ke toko buku               tersebut. Buku yang penjualan tinggi perlu ditambahkan jumlah pada stok buku yang        sangat laku.


Foto gambar Display di toko buku tersebut, kita bisa lihat itu adalah buku yang didisplay di floor display toko.  Biasanya itu adalah buku-buku yang recommended best seller dan juga dari sisi jumlah eksemplar. Per judul juga cukup menonjol dan materi promosi juga terlihat sebagai sarana untuk menarik perhatian pembeli.


 Contoh Promo tematik khusus buku pertamanan dengan memberikan discount 20% ke konsumen

Contoh buku tematik tentang pertamanan yang kita promosikan di Gramedia khusus di bulan November ini sampai di bulan akhir Desember ke konsumen. Penerbit memberi diskon 20% dan ini Tentunya promonya tersebut sesuai dengan momen jual yang saat ini tren buku-buku tanaman sedang diminati oleh konsumen.

 

Tema tersebut adalah program buku Perpajakan di Gramedia saat ini. Penerbit mengadakan promo khusus perpajakan. rabat sampai  20 persen. 

1.      Directselling / kunjungan langsung

Pemasaran buku melalui Directselling perlu  petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan. Jenis Katagori buku penjualan lewat directselling ini dibagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

a. Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).

b. Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah

c. Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum.

Dengan pemetaan jenis kategori tersebut di atas maka sebagai industri penerbitan buku pemasaran menempatkan tenaga penjual atau sel suatu marketing di lapangan. 

Tugas tenaga penjual  tersebut  diberi tanggung jawab target sesuai meting areanya masing-masing. Tugas pertama yaitu kunjungan langsung ke setiap sekolah untuk menemui kepala sekolah bagian kurikulum atau lainya yang ada kepentingan di dalam sekolah tersebut.

Kedua adalah tujuan langsung ke setiap kampus 1 perguruan tinggi baik swasta maupun negeri untuk temui dosen tiap Kaprodi diartikan ke LPPM sampai ke para Rektor dan juga pemangku kepentingan yang ada di dalam perguruan tinggi tersebut.

Ketiga kunjungan langsung ke setiap perpustakaan sekolah perpustakaan kampus ke perpustakaan daerah dan ke instansi-instansi yang ada perpustakaan lainnya


2.      Melakukan Event – Event

Aktive dalam melakukan event – event  seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.

Itulah  Strategi pemasaran buku dari Pak Agus Subardono. Menurut Beliau masih banyak lagi strategi pemasaran buku yang terus berkembang. Beliau amat bangga sebagai tenaga pemasarann buku karena  sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya – karya tulisan ilmu pengetahuan. Karya tersebut sangat berdampak sekali pada jalur non- formal karena  ikut serta dalam  mencerdaskan  kehidupan bangsa Indonesia.

Luar biasa materi pada hari Jumat lalu. Kita sebagai guru penulis jadi tahu akan pemasaran yang dilakukan penerbit besar Andi Yogyakarta saat pandemic saat ini. Nah, apa yang kita peroleh saat ini. Kita juga sebaiknya bisa juga memasarkan buku kita sendiri dengan berbagai cara. Sudah siapkah kita untuk mempromosikan buku kita? Mari kita tunjukkan bahwa penulis juga bisa memasarkan buku.

Terimakasih Pak Agus, Mas Rizki dan tak lupa kepada Omjay dan segenap guru blogger sehat semuanya. Aamiin.

Salam Guru Blogger

Ambarawa, 8 November 2020

Budiyanti Anggit