Kamis, 12 November 2020

CARA MUDAH MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU

 


Berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk belajar

Rasa lelahku segera sirna kala melihat WAG kelas menulis menginformasikan yang menjadi narsum Senin, 9 November 2020 adalah seorang ibu cantik yang masih muda, Ibu Ditta Widya Utami. 

Ibu muda yang mungkin seusia anakku ini telah menekuni dunia tulis menulis dan telah menerbitkan buku mayor. Suatu prestasi luar biasa.

Segera kusimak materi lewat HP-ku. Sementara laptopku juga sudah terbuka. Aku menyimak sambil mengecek naskah PAS sebelum kuserahkan panitia. 

Kerja dobel ternyata kurang maksimal. Terbukti resume baru bisa kuselesaikan malam ini.

Sejenak aku tertegun dengan kata- kata ibu yang berasal dari kota nanas ini.

“Saya, hanya sebutir pasir yang banyak dijumpa. Masih harus banyak

 belajar dan belajar banyak”


Berikut adalah profil singkat Ibu Ditta

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=

Pada kesempatan itu Bu Ditta akan berbagi cerita tentang  menulis dan menerbitkan buku. Materi yang sangat pas untuk kita yang saat ini sedang berjuang untuk mewujudkan mimpi mempunyai buku.. Menurut Ibu Ditta bahwa berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk belajar. 

Ya, kita yang ada di grup menulis ini saling berbagi ilmu. Kita sejatinya terus belajar. Belajar untuk meningkatkan ilmu. Berikut materi yang disampaikan Ibu Ditta.

 Bagaimana Memulai Menulis

Memulai adalah hal yang amat sulit. Semua angan-angan tanpa dengan memulai tak akan terwujud. Oleh karena itu, segera memulai. Awalnya berat tetapi jika sudah memulai segalanya akan lancar. Menurut Mbak Ditta bahwa menulis tak bisa lepas dari keseharian kita. 

Setiap hari, mungkin kita terbiasa menulis balasan chat di media sosial. Menulis jurnal harian mengajar. Menulis feedback untuk tugas siswa dan sebagainya.  Menulis yang ada di sekitar kita itu lebih mudah.

Bagaimana mengatasi hambatan menulis?

Ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Bisa juga kita seperti bertinju lalu tiba--tiba KO atau bermain catur yang langsung skakmat. Semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. 

Bahkan lidah pun terasa kelu. Hal ini pernah kita alami. Bagiamana cara mengatasi hal tersebut

Ada beberapa tips agar lancar menulis.

1.      Ikut kelas menulis

Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kelas menulis. Pada era sekarang banyak kelas menulis tersebar di mana-mana. Contohnya kelas menulis bersama Omjay ini. 

Selain itu kita akan mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis. Terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga. Wah… tentu amat senang.  Misalnya kita diajak penulis senior, dapat bonus buku atau naskah kita diterima penerbit mayor.

2.      Ikut Komunitas Menulis.

Berapa komunitas yang kita miliki? satu, dua atau lebih dari dua? Sebanyak apa pun komunitas yang terpenting kita harus bisa memotivasi diri sendiri. Mengikuti  komunitas menulis sangat perlu. 

Dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita pun akan semakin terasah.

Saat ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum. 

Komunitas tersebut bisa  menjadi jembatan kita untuk meningkatkan kita dalam menulis. Ya selain itu kita tambah teman, tambah saudara. Silaturahmi pun terjalin dengan baik.

3.      Ikut lomba menulis.

Lomba yang berkaitan dengan menulis itu banyak sekali. Lomba menulis itu  cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang tentunya sudah terjadwal.

Dengan mengikuti lomba kita akan tahu letak kekurangan kita. Sehingga di kemudian hari, kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Kita pun jadi tahu sampai di mana kemampuan menulis kita.

4.      Ide Menulis.

Banyak orang  yang bingung mau menulis apa. Tidak punya ide yang bisa ditulis. Ide menulis ada di mana saja. Hal yang mudah adalah menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita. 

Jika masih merasa sulit menulis adalah tulis saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini. 

Jika belum mempan, mari buat tulisan tentang keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting nulis agar kemampuan kita semakin terasah. 

Misalnya tulis saja kisah mencari tanaman keladi putih di hutan demi gratisan atau untuk istri tercinta atau saat hiking dsb. 

5.      Menulis yang disukai.  

Agar lancar menulis sebaikanya, tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka biasanya bakal awet. Dengan menulis sesuai dengan kesukaan kita akan membantu memperlancar tulisan. Banyak kan yang kita sukai. 

Misalnya kita suka melakukan perjalanan, suka dengan masak-memasak atau yang saat ini lagi booming yaitu tanaman aglonema. Semuanya bisa kita tulis. Tulis saja apa yang kita kuasi. Mudah kan? 

Di mana kita menulis ?

Media apa yang bisa kita gunakan untuk menulis? Ketika ingin menulis, tentu kita butuh media. Mudah kok. Apalagi saat era digital akan memudahlan kita menulis. 

Menulis itu bisa kita lakukan di blog, buku harian, HP/Laptop atau platform menulis online seperti wattpad dan storial.

Nah untuk mempermudah posting, kita tak usah bingung. Tak harus ada laptop saat akan menulis. Dengan menggunakan fasilitas HP kita bisa menulis kapan saja. 

Kita unduh notes di playstore. Seperti aku sih. Menulis di notes itu amat mudah. Selanjutnya kita posting di media sosial yang kita punya. Media ini  sebagai sarana untuk menulis. 

Menulis di mana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst. 

Menulis buku solo atau kolaborasi?

Setelah rutin menulis dan ada naskah kita kadang bingung mau menerbitkan di mana? Ada niat ada jalan. kita akan mudah untuk  terbitkan buku.   Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita bukukan menjadi buku solo.

Bagaimana dengan menulis secara kolaborasi?   

Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi tentunya. Misal dari tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, menahun?

Sedangkan jika menulis bersama atau kolaborasi , tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enknya kalau kolaborasi dan kita jadi peserta itu, prosesnya sudah ada yang handle.

Beda jika kita menulis buku solo. Proses pengajuan ke penerbit dll tentu harus diurus secara mandiri. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Namun, ada menulis bersama itu bisa jadi pembelajaran bagi kita. 

Semakin banyak ikutan menulis bersama, tulisan kita akan lebih baik tentunya. Selanjutnya kita akan lebih terampil menulis  untuk bisa menerbitkan buku solo. Siapa tahu buku kita bisa dilirik penerbit mayor. Wohh tentu amat senang sekali. 

 Menulis momen spesial.

Menulis pada momen tertentu, atau kejadian unik itu sebaiknya dicatat. Seperti Bu Ditta, menulis kejadian unik tiap pembelajaran. Jadilah sebuah kumpulan cerpen. Asyik ya. Ya begitulah semuanya butuh proses agar kita bisa menerbitkan buku.

Itulah materi Ibu Ditta yang sangat bermanfaat bagi kita. Semoga ilmu yang telah dibagikan pada kelas menulis ini membawa keberkahan kita semua. Terima kasih Bu Kanjeng, Omjay dan Ibu Ditta. 

Salam Guru Blogger. 

Budiyanti Anggit

Ambarawa, 12 November 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


1 komentar:

  1. Aamiin ... Terima kasih kembali karena telah membuat resumenya 😊🙏🏻 salam guru blogger

    BalasHapus