Jumat, 30 Oktober 2020

BUKAN GURU BIASA ALA CIKGU THERESIA

 



Oleh : Budiyanti Anggit *

Menjadi kebahagiaan kala kita menjadi guru penulis. Bukan sembarang orang bisa mewujudkannya. Masih banyak guru yang merasa di zona aman dengan menjadi guru biasa saja. Oleh Ibu Theresia atau biasa dipanggil Cikgu yang merupakan guru di SDN WAIHIBUR – Kab. Sumba Tengah NTT ini mengatakan bahwa guru yang telah mengikuti pelatihan belajar menulis adalah guru-guru hebat dan luar biasa sehingga layak menyandang “Bukan Guru Biasa”

Itulah awal materi kelas menulis yang disampaikan pada pertemuan ke-12 pada gelombang 16 hari Jumat, 30 Oktober 2020. Malam ini ada tamu istimewa dengan segudang prestasi telah diraih oleh Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD, biasa dipanggil dengan sebutan Cikgu Tere, seperti alamat blog  https://www.cikgutere.com 
Ingin tahu profil beliau? Yuk baca profil berikut ini!
1. Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Kecamatan Padalarang – Kab. Bandung Barat (2014)
2. Juara  2  Lomba Guru Berprestasi  tingkat Kab. Bandung  Barat
3. Juara 3 Lomba Guru MIPA tingkat Kec. Padalarang (2014)
4. Juara 1 Olimpiade Guru Nasional tingkat Provinsi NTT (2018)
5. Finalis Lomba Olimpiade Guru Nasional tingkat nasional (2018)
6. Finalis   Lomba  Alat  Peraga   Matematika  Sederhana   tingkat Nasional (2018)
7. Peserta Short Course ke Luar Negeri dalam Program 1000  Guru
 ke Luar Negeri (2019)
8. 40 besar penerima dana hibah penelitian pada program Teaching
9. Finalis  Course   on   Developing   Lesson   Study  for   Primary Mathematics Teacher tingkat internasional (2019)
10. Guru  Inti  Terbaik  dalam  Pembekalan Guru  Inti  Program  PKP
tingkat Provinsi NTT (2019)
11. Peserta Terbaik dalam Bimtek UKS Regional Bali
12. Sahabat Rumah Belajar Provinsi NTT (2019)
13. Finalis  Lomba Mathematics Teaching Learning  Model  (MTLM)
tingkat internasional (2019)
14. Kader Inti Gerakan Ajarmat / Ayo Belajar Matematika (2019)
15. Resume  terbaik   dari   KSGN   dan  Pelatihan  Belajar   Menulis
Bersama Om Jay (2020)
16.  Blogger inspiratif dari Ikatan Guru TIK PGRI dengan Penerbit  Andi
Yogyakarta pada bulan (2020)
17. 35 selected participants of Advance Online Course SEAMEO Qitep
        in Mathematics (2020)
18. Tim  Teknis UBKD AKMSK jenjang  SD  di  Kab. Sumba  Tengah
        (2020)
19. Calon Pendamping Guru Penggerak Provinsi NTT (2020)
20. Penulis Buku  “Belajar  Semudah KLIK,  Membangun Ekosistem
Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar” (2020)
21. Tim Reviewer  dan Uji Keterbacaan Modul  Literasi dan Numerasi
Kelas Tinggi dari Pusmenjar Kemdikbud tahun 2020
22. Kreator  artikel  terbaik  dalam lomba Bakti Pancasila  2020  dari
Kemdikbud
23. Founder Komunitas Praktisi KKG Online Sumba Tengah
24. Penulis buku "Bukan Guru Biasa" terbit bulan Oktober 2020
25. Team Pengembang  Konten  Artikel  di  Komunitas Belajar  Guru
Penggerak. Dibentuk oleh Dirjen P3GTK Kemdikbud bulan Oktober 2020

Mengapa Cikgu Tere menyebut kita peserta kelas sebagai guru luar biasa. Cikgu menyampaikan bahwa Saat ini, kita berada dalam masa pandemi. Di mana kita dipaksa untuk beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Dan pada setiap perubahan itu, pasti kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman. Akibat dari ketidakbiasaan tadi.
 
Banyak guru di luar sana yang memilih untuk menyerah pada keadaan, dibandingkan dengan menciptakan situasi baru atau keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman. Hal ini tentunya akan menjadikan situasi pandemi saat ini sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah.

Namun, tak sedikit juga, guru yang justru menemukan berkah di balik musibah. Yang tadinya tidak mengerti dengan pembelajaran daring berbasis teknologi, sekarang sudah piawai menyelenggarakan kelas online. Bahkan bisa mengajari rekan guru yang lain. Yang tadinya tidak bisa menulis buku, sekarang bisa menulis buku. Dan masih banyak kisah sukses lainnya.

Selanjutanya Cikgu Tere menceritakan awal mula menekuini dunia menulis. Pada awalnya Cikgu adalah  seorang guru yang kebingungan dengan kondisi seperti saat ini. Sampai akhirnya, beliau bergabung dengan grup WA pelatihan belajar menulis gelombang 4. Saat itu Cikgu juga  tergabung dengan Pak Brian di grup yang sama. 

Selama mengikuti kegiatan belajar menulis di gelombang 4, beliau mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan terkait dunia menulis. Awalnya menulis resume sebagai rangkuman materi belajar, sampai menulis artikel untuk lomba, dan bahkan menulis bacaan  untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dan menulis buku untuk berbagai kepentingan.

Untuk menjadi penulis artikel, atau buku seperti Cikgu butuh proses, tidak ada yang serba instan. Banyak proses yang harus dilalui. Berikut tips yang disampaikan Ibu cantik Cikgu :
1. Perlu jam terbang
Jam terbang adalah hal yang paling penting bagi seorang penulis. Terutama untuk mencegah terjadinya writter blocks. Bagi para penulis pemula, hal ini pasti sering terjadi. Apalagi jika Bapak/Ibu termasuk orang yang menulis dengan mengandalkan mood / suasana hati. Menulis harus dilakukan di mana saja, kapan saja dan bagaimana saja caranya. Agar jam terbang kita terus meningkat.
2. Konsistensi
3. Kesadaran dari kita masing - masing.
4. Senang menerima tantangan.

Cikgu suka menerima tantangan yang diberikan oleh para narsum, seperti Bunda Lilis Sutikno yang menantang agar jadi peresume tercepat dan menulis buku dalam waktu seminggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit Andi. Woh keren ya. 

Selain  hal tersebut ada tips jitu untuk bisa menerbitkan buku ala cikgu adalah menerapkan sang IDOLA. Apa itu IDOLA. 
I = Identifikasi topik menarik 
D = Daftar semua judul luar biasa
O = Outline terperinci akan membantu 
L = Lanjut menulis isi bab
A = Atur layout sesuai permintaan penerbit

Tips yang amat jitu agar bisa mewujudkan mimpi punya buku. Selanjutnya Cikgu bercerita mengapa tertarik mengikuti kegiatan belajar menulis ? Berikut ini adalah beberapa alasannya. 
1. Melakukan hobi (hobi saya adalah menulis. Sejak kelas 3 SD, sudah menulis cerita dan bahkan buku sederhana yang dikliping / tidak diterbitkan) 
2. Mengupgrade skill menulis (bergabung dengan penulis lain, membuatnya terus termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis)
3. Mengekspresikan diri (Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi seluas - luasnya) 
4. Jembatan meraih prestasi. (Menulis mendatangkan banyak manfaat, di antaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari menulis. Contoh apresiasi yang telah terima adalah : blogger inspiratif, penulis cerita mini terbaik, kreator artikel terbaik, penulis beberapa judul buku (indie dan mayor), Tim Reviewer dan Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasi, Tim pengembang konten artikel di Komunitas Belajar Guru Penggerak Kemdikbud. 

Hal ini merupakan pencapaian terbesar dalam hidup CIkgu.  Terlebih ketika  sudah menjadi seorang guru. Dan terutama di masa pandemi seperti saat ini.  Berkat menulis di blog, keterampilan menulisnya terus menerus terasah dan akhirnya tanggal 1 Oktober 2020 beliau mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar Kemdikbud sebagai Kreator Konten Artikel Terbaik dalam Lomba Pancasila Bakti 2020. Hadiahnya sangat besar yaitu 10 juta rupiah, dalam bentuk media pembelajaran. Benar-benar luar biasa ya. Buah dari perjuangan tentunya. Sangat inspiratif bagi guru Indonesia. Tak bisa dibayangkan bahwa tulisan hanya 3 sampai 4 halaman dihargai dengan nominal besar. Sesaat menulis ini hati saya berdecak kagum pada Cikgu. 

Salut Ibu Theresia yang cantik dan cerdas ini. Itulah berkat kita menulis setiap hari utamanya di blog. Seperti Omjay sering mengatakan bahwa kita harus menulis setiap hari karena akan mendatangkan keajaiban. Hal ini benar-benar terjadi. 

Beberapa kali Cikgu lolos seleksi lomba tingkat nasional karena salah satunya karena ada jejak digit melalui tulisan saya di media sosial dan blog. Ketika panitia lomba ingin mengetahui profil beliau,  mereka cukup mengetik nama saya di browser. 

Lalu, mereka akan mendapat semua informasi yang diinginkan. Tidak ada seorang penulis yang langsung besar. Semuanya berawal dari penulis yang kecil dulu. Namun lama kelamaan karya tulisnya akan dihargai orang asalkan, dia terus konsisten dalam menulis. Bisa di blog maupun di media sosial.

Selanjutnya di akhir materi Cikgu menyampaikan bahwa bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran serta kritik dari para pembaca. Berlakulah sebagai pembaca tulisan kita sendiri. Ketika sudah selesai menulis,  berlatih objektif sehingga tulisan akan tetap terjaga kualitasnya.   

Untuk memantaskan diri menjadi bagian dari "Bukan Guru Biasa", hendaknya kita selalu melakukan 3 B yaitu: Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat karya nyata, dan bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain.

Alhamdulilah hari ini mendapat ilmu luar biasa dari Ibu Therersia Sri Rahayu. Terima kasih Omjay, Ibu Theresia dan Bu Aam yang semuanya keren. Semoga ilmunya penuh berkah.


Budiyanti Anggit
Penulis buku Anakku Tabungan Surgaku.
Ambarawa, 30 Oktober 2020

Rabu, 28 Oktober 2020

BIDADARI CANTIK TELAH HADIR DI KELUARGAKU



Oleh : Budiyanti Anggit

Rasa bahagia menyeruak di hatiku. Berulang kali ucap syukur kulantunkan. Semua anggota keluarga menyambut dengan suka cita atas kehadiran bidadari kecil nan cantik di dunia ini. 

Semua  amat bahagia. Akung dan Uti, sapaan mereka pada kami amat bahagia. Terlebih ayah dan bundanya. Selamat Ya Ayah Bunda. Ya, inilah penantian keluargaku. Anak kami semuanya cowok. dan cucu pertama juga cowok. Alhamdulillah kini bidadari kecil hadir di keluarga kami.



Saat itu, Selasa siang aku memantau grup keluarga tiada henti walaupun aku sedang bersama ibu-ibu pergi ke Bandungan untuk berburu bunga. Demam aglonema menjadikan kami, para ibu jalan-jalan ke pusat bunga yaitu Bandungan. Tunggu ya ceritaku selanjutnya.

Tepat pukul 11.56, Bundanya Rafa masuk ruang operasi. Hati rasanya tak karuan seperti saat kelahiran cucu pertama tiga tahun lalu. Dulu tiba-tiba sakit gigi, gak napsu makan dan lainnya. Namun, kali ini agak mendingan tidak seperti dulu. Detik demi detik kulantunkan doa.


[Bismilah, semoga lancar dan sehat] tulisku di grup WA.

Selang satu jam. tepatnya pukul 12. 54 aku buka HP. Foto cantik menghiasi layar HP. Bidadari mungil tampak sehat dengan wajah putih bersih nan cantik dengan berat 3 kg. Kelahiran dengan caesar lagi karena dulu juga proses persalinan juga caesar.   

“Allahu Akbar,. Alhamdulilah. Terima kasih Ya Allah,” ucapku lirih hingga terdengar teman yang berada di sampingku. Sementara guru lain sedang menikmati indahnya bunga warna-warni, aku duduk memeloti HP. Kusentuh gambar si cantik. Rasa bahagia menyusup kalbu. Grup keluarga pun ramai dengan ucapan selamat. 

Sesaat kupendam untuk VC karena jika saat itu takutnya  bisa mengganggu. Hingga akhirnya saat sampai sekolah aku bisa VC anakku yang melahirkan tanpa ditunggui satu pun orang tua. Sebenarnya kasihan juga. Namun, jarak yang menjadikan kami belum bisa terbang menunggui kelahiran cucu kedua.

Si Cantik mungil hanya kami lihat lewat VC dan foto dari grup keluarga. Walaupun berjauhan kami amat bahagia. Sebenarnya hati ini ingin juga terbang untuk mencium si bidadari kecil itu. 

Rasanya ingin menggendong dan memeluk erat. Namun, keadaanlah yang menjadikan kami tidak bisa terbang ke kota nan jauh di sana yaitu di NTT tepatnya di Mataram Lombok.

Hanya doa yang bisa kami lantunkan. Nasi gudangan sebagai rasa syukur telah aku buat. Semoga cucuku sehat, menjadi anak solehah. Semoga sesaat lagi kami bisa segera bertemu keluarga Lombok. Aamiin.

 

 

GURU HEBAT, LITERASI KUAT, USAHA MELESAT

Oleh : Budiyanti Anggit

Menjadi guru hebat yang sangat inspiratif itu dambaan seorang pendidik. Misalnya, menjadi guru yang bisa memberi contoh pada anak didiknya, menjadi literat yang bisa meneladani anak didik atau bisa menulis buku yang menjadi kebanggaan guru. 

Namun, menjadi guru sekaligus menjadi pengusaha hebat adalah sebuah gebrakan hebat yang sangat inspiratif bagi  kita. Tentu butuh perjuangan yang harus kita lalui.

Gerakan literasi selain bisa menulis buku, mengajak gemar membaca adalah mengembangkan usaha. Tentu saja semuanya adalah literat yang dikembangkan. Guru menulis tanpa membaca adalah tak mungkin. Guru berbisnis juga telah mempraktikkan literasi tentunya. 

Dengan literasi kuat usaha kuat. Mampukah seorang guru yang sibuk dengan seabrek pekerjaan mengembangkan usaha? Mari kita simak tulisan berikut.

Tamu istimewa malam ini, Rabu 28 Oktober 2020 bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda dan hari ulang tahun OmJay adalah Ibu Betty. Seorang guru yang mempunyai usaha  luar biasa. Kisahnya bisa kita simak dalam rangkuman kelas menulis ke-11 pada gelombang 16.

Alhamdulillah saya bisa mengikuti kelas ini sampai tuntas. Setelah dipandu Ibu Aam, kelas dimulai dengan cerita singkat Ibu Betty yang merupakan gurunya Pak Nadiem. Beliau berbagi pengalaman menjadi guru sampai mempunyai usaha. 

Kita ambil hikmahnya. Bukankah berguru itu di mana saja. Menulis pun nantinya akan merambah juga dunia usaha. Usaha penerbitan, usaha penjualan buku dan lainnya.

Pada era pandemi Covid-19 ini menjadikan guru kreatif dalam mengajar. Kita sebagai guru mempunyai peluang besar untuk menjadi pengusaha karena kita mempunyai pangsa pasar yang banyak. Mulai dari murid, orang tua murid, teman seprofesi dan lainya. 

Jika ada kesempatan kepala Bu Betty  sering muter. Kira- kira kalau jualan, apa yang akan dibeli orang atau diperlukan orang. Awalnya Bu Betty berjualan itu hanya suka saja. Tidak laku ya suka saja. Namun, dalam ilmu jualan seperti itu  itu tidak boleh. Hal itu diketahuinya setelah  belajar lewat pelatihan UMKM.

Bu Betty memulai jualan itu  membuat kursus. Beliau  awalnya membuat kursus Aritmatika tahun 1996. Kemudian menulis buku aritmatika lalu  menjualnya sendiri dengan mengadakan pelatihan -pelatihan. Nah, ini buah dari literasi juga kan?  

Pada tahun 1998 beliau memiliki 24 cabang untuk daerah bekasi saja, belum termasuk luar daerah. Pada tahun 2003  beliau mulai mendirikan sekolah TK dan TPQ. Pada tahun 2004 mulai dengan SD. Itu juga usaha , walau itu bukan profit yang kita tujukan. Profit dengan serta merta ikut serta.  

Alhamdulillah sampai saat ini sekolah masih eksis. Dengan mendirikan sekolah tersebut beliau  banyak berkenalan dengan orang dan banyak kegiatan yang membuat bisa berprestasi. 

Wawasan  menjadi bertambah luas. Kesungguhannya dalam usaha patut ditiru. Ketika kita pengen membuat kue, kita harus sungguh-sungguh belajar tentu akan membuahkan hasil. Begitu pun dalam menulis. Jika kita  sungguh-sungguh menulis, buku pun mudah kita wujudkan.

Kesungguhan dalam mengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat) menjadi bagian literasi Beliau. Dua TBM yaitu INSAN KAMIL dan TBM KARTINI KREATIF selain mengikuti di gareulis, kebetulan pengurus juga. Cafe  sukses dan aktif  di UKM.


Beliau
  awalnya tidak hobby memasak. Namun, usaha bisa dirintis karena ada kemauan kuat ingin fokus berkegiatan di rumah. Karena usia jualah, maka Bu Betty  mulai mengurangi kegiatan di sekolah dan mulai buka kedai di samping rumah.

Karena musibah Covid ini usaha yang baru dirintis juga mengalami kemacetan yang sangat berdampak. Alhamdulillah pada masa ini pemerintah kota bekasi dan Indonesia pada umumnya sangat memperhatikan UMKM. Bu Betty dapat mengikuti berbagai pelatihan dengan gratis. 

Produk Bu Betty  sudah mendapatkan izin PIRT dan sertifikat halal. Sebuah usaha cefe kini telah ada di dekat rumahnya. Usaha suksea telah digerakkan di tengah kesibukan sebagai guru dan juga sebagai pendiri taman bacaan masyarakat. Luar biasa Ibu Betty. Beliau amat inspiratif.


Beberapa tips sukses pengusaha sukses ala Bu Betty adalah sebagai berikut.

1.    Buka usaha sendiri itu kita bisa sesuaikan dengan ide dan keinginan. Kita harus lebih kerja keras. Kita buat situasi kerja yang enak saja dengan rekan kerja seperti saudara sendiri. Perselisihan atau beda pendapat itu pasti ada, tapi harus segera diselesaikan.

2.    Pandai membagi waktu antara mengajar dan sebagai pengusaha.

3.    Usaha dengan sungguh sungguh  dan selalu mohon ridhonya Allah.

4.    Memulai usaha harus pede. Kalau menawarkan  harus siap. Yakin akan produk kita.

5.    Kesungguhan. Kesungguhan dalam setiap usaha akan menghasilkan sebuah karya.

6.  Mental. Mental harus kita persiapan. Jangan dulu memikirkan modak. Kalau menunggu modal, nanti tidak jadi terwujud. Modal kecil, seadanya dulu. Nanti suatu saat akan membuat pondasi yang kuat.

7.    Enjoy melaksanakannya. Apa pun usaha asal diniati dengan menyenangkan tentunya akan bisa tercipta kebahagiaan yang berujung pada keberhasilan.

 Ilmu yang amat bermanfaat bagi telah kita genggam. Mari kita selalu bersungguh-sungguh dalam setiap usaha. Apa pu itu. Menulis dengan sungguh-sungguh akan mewujudkan impian kita. Ternyata guru hebat harus kreatif jika ingin sukses. 

Guru Penulis yang kreatif akan menjadikan kita berhasil. Guru hebat adalah yang kreatif, literasi kuat, InsyaAllah akan menjadi pengusaha yang melesat. Selamat berkarya Bapak Ibu guru hebat.

Salam Guru Blogger.

Ambarawa, 29 Oktober 2020.

 

Senin, 26 Oktober 2020

CARA MUDAH MENERBITKAN BUKU

 

Oleh : Budiyanti Anggit

Seperti yang telah disampaikan Bapak Thamrin Dahlan pada pertemuan lalu adalah muara menulis adalah buku. Seperti pada kegiatan kelas menulis kita saat ini tentunya ingin juga menerbitkan buku. Buah perjuangan selama 20 kali pertemuan akan menjadi kebanggaan kita. Mampukah kita? masih ada beberapa pertemuan yang akan menambah materi calon buku kita.

Perlu semangat dan motivasi agar kita dapat mewujudkan mimpi mempunyai buku. Dengan menerbitkan buku berarti kita telah lulus sekolah. Semoga saja ada jejak yang menjadi kenangan pada diri kita yang pernah mengikuti kelas gratis ini.

Pada pertemuan ke-10, Senin 26 Oktober 2020 telah hadir guru muda penuh energik, Pak Brian Prasetyawan. Bapak guru SD yang profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future". ini berbagi ilmu tentang penerbitan buku. Berkat pengalamannya,  Pak guru muda Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd yang lahir di Jakarta, 30 Juni 1992 memberi solusi tepat agar resume pada kelas menulis menjadi buku.

Bapak Ibu, kita harus mempunyai bekal untuk menerbitkan buku. Seperti  dalam resume saya  yang lalu bahwa ada dua penerbitan yaitu indie dan mayor. Menurut Pak Brian bahwa menerbitkan secara indie atau disebut independen itu mudah. Apalagi kita telah mempunyai resemu yang berjumlah 20-an. Tentu sudah ada modal untuk bisa diterbitkan.

Dijelaskan pula bahwa kita harus bisa menyusun kumpulan resume dalam bentuk format buku. Kita bisa bebas menerbitkan di mana saja yang kita inginkan. Seperti pada pertemuan lalu pernah ada info tentang menerbitkan di Kamila Press atau di YPTD secara gratis. Kita bisa memilih yang cocok dengan hati. Format kepenulisan biasanya ditentukan penerbit yang dipilih.

Berdasarkan pengalaman, banyak kok penerbitan yang ada di sekitar kita. Pak Brian juga punya rekanan juga nih. Hebat ya guru muda ini. Namun, kita harus selektif juga untuk memilih penerbit. Banyak yang amanah tetapi ada juga yang penuh yang tidak lho.  Sampai berbulan-bulan tidak terbit juga ada.  Ada juga yang berusaha mengelabui penulis. Nah, pada kesempatan ini Pak Brian telah mempunyai rekanan yang tentu saja bisa dipertanggungjawabkan. Berikut yang disampaikan oleh Pak Brian.

Yang perlu dipersiapan adalah sebagai berikut.

A.    Bentuk naskah 

1.         Jadikan satu resemu dalam file microsof word.

2.         Ukuran kertas ada yang A4 atau ada juga A4. Menurut penerbit. kalau saya biasanya A4 kemudian penerbit yang mengatur layout.

3.         Huruf times new roman, ukuran 12

4.         Spasi 1,5

5.         Margin 2 cm semua

6.         Paragraf rata kiri-kanan (justify)

 

B.     Kelengkapan naskah

1.     cover (judul buku dan nama penulis saja),

2.     kata pengantar,

3.     daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf

kalimat)

4.     Jadi semuanya dalam satu file. Tidak dipisah-pisah menjadi beberapa file

5.     Tidak ada batas minimal jumlah halama

6.      30 halaman A5 saja tetap diterbitkan

7.       Ukuran kertas A5 (14x20cm)

C.                         Urutan

1.         Kata Pengantar

2.         Daftar Isi

3.         Isi naskah

4.         Profil Penulis

5.         Sinopsis

D.       Biaya

a.    biayanya 300.000, penulis mendapat fasilitas penerbitan, desain cover, ISBN, layout, edit ringan, 2 Buku bukti terbit, E-Sertifikat

b.    Sebagai gambaran: 100 halaman A5 = 33.250

c.    Harga cetak per buku tergantung jumlah halaman. 4. Kualitas seperti penerbit pada umumnya. Kertas bookpaper 57 gram, jilid lem panas

d.   Soft cover bahan art carton 260 gms, binding, laminating glossy

e.    Wrapping plastik

Jelas kan Bapak Ibu. Mari kita wujudkan bersama untuk menerbitkan buku. Syukur bisa diterbitkan di penerbit mayor seperti buku kedua Pak Brian. Semoga lancar ya Ya Pak Brian. 

Selain kita optimis untuk bisa menerbitkan buku, menurut Pak Brian perlu adanya motivasi dan kepercayaan diri. Jika motivasi dari diri sendiri akan naik-turun,  sebaiknya ikutan komunitas, seperti pelatihan belajar menulis ini.

Untuk percaya diri, Pak Brian banyak membandingkan buku-buku dari berbagai penerbit indie. Ternyata isi tulisannya tidak harus yang berat-berat. Tulisan tentang keseharian saja bisa diterbitkan.

Sebelum diterbitkan kita juga harus  perlu melakukan swasunting atau mengedit sendiri tapi tidak usah membayangkan mengedit dengan ketentuan tingkat tinggi. Edit saja hal-hal kecil seperti typo (salah ketik) dan merapikan susunan paragraf.

Ilmu mengedit bisa dimulai dari dua hal sederhana adalah  paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat.Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan.

Pak Brian juga memberikan tips bahwa menulis jangan ragu. Apa saja bisa ditulis. Karena tulisan yang kita anggap biasa, bisa saja dianggap luar biasa bagi orang lain. Tidak perlu memikirkan bahwa menulis itu harus begini, harus begitu. Mulai aja dulu.

Tak terasa waktu bergulir. Kelas berakhir dengan menyisakan berbagai pertamyaan yang belum terjawab. Antusias peserta begitu semangat. Pak Brian memberi kesimpulan perkuliahan malam ini adalah sekarang ini menerbitkan buku semakin mudah. Tulisan apapun bisa diterbitkan. Jalan yang harus dilewati untuk menerbitkan buku semakin jelas dan terbuka. Tuntaskan sampai buku terbit. Jangan berhenti di satu buku. Harapan Pak Brian,  mudah-mudahan berlanjut menerbitkan buku kedua, ketiga, dan seterusnya. Aamiin.

Ilmu bermanfaat telah kami terima semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Terima kasih Omjay, Pak Brian dan Bu Aam. Semoga ilmu ini membawa keberkahan.

 

Ambarawa, 26 Oktober 2020

 


Sabtu, 24 Oktober 2020

KIAT SUKSES MENULIS DI KORAN DAN MAJALAH

 

Oleh : Budiyanti Anggit

Menjadi suatu kebahagiaan  jika tulisan kita bisa mejeng di koran atau majalah. Hal ini  tentu amat menyenangkan penulis.  Bukan hal mudah untuk bisa tembus di majalah atau koran karena persaingan begitu ketat. Kita harus punya bekal dan fokus untuk bisa menulis di koran dan majalah.

Alhamdulillah hari Jumat, 23 Oktober 2020 malam telah hadir Bapak H. Encon pada kelas menulis bersama OmJay gelombang 16 pada putaran ke-9. Ya, bersyukur sekali kami, anggota kelas menulis mendapatkan ilmu yang bermanfaat agar tulisan kita bisa masuk koran. Kali ini kelas dipandu oleh Ibu Fatimah dari Aceh.

Sebelum materi dimulai, diawali dengan kronologis Pak Encon bisa menulis artikel mencapai  kurang lebih 500 artikel. Subhanallah. Tulisan-tulisan yang dimuat di koran  ini menjadi wasilah beliau menuju juara tingkat nasional guru berprestasi.  Dengan takdir Allah pula beliau  menjadi penerima Internasional dari Thailand tahun 2017 untuk mewakili bangsa Indonesia.

 Awal mula tertarik dunia tulis menulis

Diceritakan bahwa, waktu itu pada awalnya Haji Encon asal Majalengka. memang suka membaca koran. Pikirnya  mudah untuk menulis di koran. Ternyata tidak semudah angannya  sehingga tak berani menulis di koran. Saat SMP H. Encon sudah suka   menulis sederhana di majalah dinding sekolah. Namun,  tidak berkembang karena belium tahu caranya. Saat duduk di SPG, beliau merupakan alumni SPG kegiatan menulis  mulai berkembang karena tahu teknik cara menulis. Menulislah beliau di majalah  dinding sekolah. Tulisan sederhananya berupa artikel, cerpen atau sajak-sajak. Ada kebanggaan tersendiri ketika banyak teman mulai mengapresiasi tulisannya. Atas saran gurunya untuk mengirim ke tabloid.

Tak diduga Pak Encon waktu kecil suka membuat kartun. Ada 150 kartun. Selain itu juga Encon kecil waktu itu  mengirim humor-humor. Belum berani mengirim cerpen. Kartun yang ringan tersebut bisa dimuat dan honornya dikirim lewat wesel.  Walaupun kecil  honornya tapi memberikan semangat tersendiri. Rasanya amat luar biasa. Encon kecil pun  bisa  mentraktir teman-teman beli bakso di kantin sekolah.  Kemudian dirinya mulai berani mencoba kirim cerpen.

Motivasi menulis 

Sebenarnya bukan hanya honorarium tapi ada kenangan tersendiri ketika bisa menulis. Beliau mulai menyenangi dunia tulis-menulis seiring perjalanan waktu yang berkembang ketika  banyak berinteraksi dengan rekan-rekan yang sama hobinya menulis.  Di situlah beliau bertambah pengetahuan ilmu. Waktu itu semua tulisan dari mulai tabloid kecil khusus di pedesaan namanya Mita Desa.  

Beliau  mencoba mengirim tulisan ke induknya ke harian umum Pikiran Rakyat. Alhamdulillah dengan izin Allah tulisannya selalu dimuat.  Hanya waktu itu menulisnya beragam ada cerpen, artikel  ringan. Saran beliau pada kita bahwa  jika ingin  menulis produktif  jangan dulu langsung terjun ke yang tingkat nasional seperti Pikiran Rakyat. Mulailah  dari majalah-majalah atau tabloid.

Berkat hasil dari honorarium yang diperoleh dari tulisan-tulisan sederhana mulai dari cerpen sajak artikel Haji Encon bisa  berangkat ke Bandung tanpa minta uang ke orang tua untuk tes Sipenmaru. Namun, sayangnya tidak diterima di perguruan tinggi tersebut  sehingga waktu itu beliau tidak melanjutkan kuliah.  

Tak patah semangat, pada tahun berikutnya mulai memberanikan diri mencoba mendaftar di perguruan tinggi swasta. Beliau akhirnya kuliah di  Universitas Pasundan Bandung FKIP jurusan bahasa Indonesia.. Kenapa tertarik untuk masuk bahasa dan sastra Indonesia? awalnya karena ada seorang beranggapan bahwa menulis di koran atau majalah perlu diimbangi dengan gelar pendidikan.

Berkat tulisan-tulisan yang dimuat di koran dan majalah  bisa menutupi biaya kuliah hingga lulus. Selain itu beliau juga  membantu rekan-rekan di Unpad yang membutuhkan bantuan makalah. Ada juga yang minta tolong mengetik dan mengoreksi tulisan.  Honorarium dari jasa menulis sangat luar biasa waktu itu sehingga semakin menikmati nikmatnya menulis.

Mempunyai komunitas menulis

Berapa komunitas menulis yang kita miliki saat ini? untuk meningkatkan kepenulisan kita harus punya beberapa komunitas menulis. Kalau ingin wangi berkumpulah dengan orang yang memakai minyak wangi. Kalau ingin jadi penulis ya berkumpulah dengan seorang penulis yang bisa dilakukan dalam komuntas menulis. Pada era saat ini banyak tergelar komunitas menulis yang jumlahnya amat banyak. Namun, kita harus selektif untuk menentukan komunitas. 

Tak terkecuali  Pak Encon ternyata aktif juga bergabung dengan komunitas - komunitas para penulis. Di antaranya, dengan komunitas Balai Jurnalistik Bandung, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Dengan cara tersebut menjadikan beliau belajar  cara membuat artikel yang baik,  cara menulis cerpen yang baik. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan komunitas menulis itu menambah kemampuan ilmu.   

Motivasi dan semangat menulis  bisa dilakukannya saat membutuhkan uang banyak. Terus menulis tanpa henti. Waktu itu beliau masih menggunakan mesin ketik. Saat orang lain terlelap. Dirinya masih ngetik di rumah kost. Wah, Pak Encon perjuangannya luar biasa. Jadi bisa dibayangkan saat mengetik. Pasti seru dengan TIk—Tik—TIK menghiasi malam demi malam. Mesin ketik jadul kini masih tersimpan rapi sebagai kenangan tentunya.

Tulis menulis terus berlanjut. Karyanya berupa  cerita anak cerita dikirim ke harian umum Pikiran Rakyat. Satu  bulan kemudian setelah kirim, cerita dimuat di koran.  Honornya lumayan besar.  Menulis menjadi salah satu motivasi sehingga terselesaikannya secara finansial maupun secara akademis. Luar biasa ya…

 

Menurut H. Encon, hal penting cara menulis artikel untuk koran dan majalah adalah sebagai berikut.

Pertama, membaca. Membaca koran menjadi kewajiban orang yang ingin menulis artikel koran atau majalah. Sering membaca apa yang sedang trend yang dibicarakan oleh masyarakat atau publik sehingga nanti kita mudah membahas sisi lain dari hal tersebut.

Kedua, terus menulis.  Bagi penulis pemula yang ingin tulisaanya bisa tembus di koran atau majalah sebaiknya terus  mengirim tulisan.  Jadi setiap hari kirim saja tulisannya. Ketika kita sering mengirim tulisan ke koran maka dari 10 tulisan. umpama minimal dua atau tiga bisa dimuat itu hal yang sangat bagus. Namun, kebanyakan para penulis pemula seringkali baru kirim satu kali ditunggu sampai terbit. Model begini itu tidak boleh dilakukan. Yang baik itu setiap hari kirim tulisan walaupun belum dimuat. Sambil menunggu tulisan terbit, kita terus menulis. Umpama belum bisa terbit, kita harus terus mencoba kirim. Jangan patah semangat.

Ketiga, Fokus. Para pemula yang akan menulis artikel untuk koran dan majalah jangan sekali dua kali saja. Apalagi ketika ditolak, biasanya penulis tidak kirim lagi. Malas menulis lagi.  Padahal kalau kita fokus, ada harapan suatu hari nanti tulisannya bisa dimuat di koran seluruh Indonesia. Tentu hal ini amat menyenangkan. Selain itu trik mental harus  tetap kokoh dan kuat berjuang untuk mengirim tulisan ke koran.

Keempat, membuat kliping.  Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuat kliping koran karya orang lain. Bagi  para penulis pemula amat penting. Setiap hari besar atau hari penting tertentu, kita sebaiknya membuat kliping tema-tema tertentu dari berbagai koran. Hal ini bisa menjadi referensi pada tahun berikutnya. Cara tersebut telah dilakukan oleh H. Encon. Bahkan kliping karya beliau yang dimuat telah terkliping sampai saat ini.

Tak terasa waktu bergulir. Voice note dari Pak Encon telah memberikan ilmu yang banyak bagi peserta. Saatnya tanya jawab yang dipandu oleh Ibu Fatimah dengan kesimpulan sebagai berikut.

1.  Keterampilan menulis ada levelnya. Sebenarnya ada level rendah, tinggi. Level terendahitu adalah menulis di blog.  Jadi kalau kita  sudah punya blog. Lewat blog  kita akan  belajar menulis.

2.     Membuat buku antologi juga bisa menjadi semangat untuk terus menulis. Kalau sudah bicara menulis buku itu ada beberapa jenis. Buku karya bersama , buku solo dengan level tertinggi. Buku solo itu  kesukarannya cukup tinggi. Buku karya bersama termasuk level sedang karena ditulis maksimal 4 orang dan ini bisa digunakan untuk angka kredit.  

3.   Penulis pemula yang betul-betul belum pernah menulis sebaiknya menulis di blog. Tahapan keduanya menulis buku antologi. Kalau Menulis artikel termasuk level menengah. Sebenarnya itu sangat mudah tetapi yang sulit itu dimuatnya karena tulisan koran sudah masuk tatanan industri. atau disebut tatanan dagang. Jadi perlu pertimbangan redaktur  lebih lanjut agar bisa dimuat di koran.

4.   Yang pertama harus dikuasi cara menulis di koran adalah judul artikel, cara menulis intro, memaparkan pembahasan artikel dan cara menutup tulisan. Komponen-komponen tersebut butuh praktik. Diumpamakan, kita memiliki banyak buku tentang materi berenang. Kita sering menyimak cara berenang tetapi ketika kita tidak praktik langsung tentu agak susah. Namun, yang lebih cepat itu diantara praktik berenang adalah ketika ada mentor, ada  pembimbing renang yang meluruskan membenarkan memberikan.

5.     Mengenal gaya tulisan di majalah atau koran. Gaya tulisan di tabloid atau koran  satu dengan lainnya mempunyai gaya tulisan tersendiri, Kita harus paham dulu jenis tulisan sebelum mengirimkan.

Sungguh luar biasa ilmu yang disampaikan Pak Encon. Berdasarkan paparan yang disampaikan beliau menjadikan kami mendapat nutrisi yang bergizi. Terima kasih Pak Encon, Omjay dan Bu Fatimah. Barakallah. 

Ambarawa, 25 Oktober 2020

 

 

 

 

 

 

Kamis, 22 Oktober 2020

JURUS JITU MENGATASI HAMBATAN MENULIS

 

Oleh : Budiyanti Anggit

Dalam dunia tulis menulis, ada hambatan yang kadang sering muncul saat kita mulai menulis. Tidak mood, sulit menemukan ide atau bingung mau meneruskan tulisan yang sudah di tengah jalan. Tulisan yang sudah di angan bisa hilang begitu saja. Pernahkah mengalami seperti ini?  Banyak yang meninggalkan tulisan tanpa mampu menyelesaikannya. Tulisan pun akhirnya tidak selesai. Nah bagaimana mengatasi hambatan tersebut?

Seorang penulis muda yang cantik telah hadir dalam kuliah menulis pada gelombang 16. Ibu muda yang bernama Noralia Purwa Yunita, biasa dipanggil Nora, asli Kudus dan sekarang menetap di Semarang telah mampu menjawab hambatan yang dialami para penulis.

Penulis muda yang telah menyelesaikan program magister pendidikan di Universitas Negeri Semarang mengawali cerita tentang karyanya yang lahir saat wabah covid-19.  Saat ini penulis bekerja sebagai pengajar di SMP Negeri 8 Semarang ini mengatakan bahwa wabah pandemic covid- 19 telah menjadi berkah baginya karena memulai lagi berkarya. Artikel kedua di majalah pendidikan geliat gemilang Band. Karya ini tidak lepas dari tangan dingin om Jay karena dia dapat menghasilkan beberapa karya berkat ikut pelatihan kelas menulis pada gelombang 8.

Ibu guru SMP N 8 Semarang ini bercerita bahwa ada 3 buku yang sedang proses pembuatan. Buku solo berjudul Kiat Menulis Modul Berbasis Riset,  hasil dari pengubahan tesis menjadi buku. Buku kedua Seri Ekoji Academy kolaborasi dengan Prof. Eko berjudul Gamifikasi, Belajar Menyenangkan Seasyik Bermain Game. Karya bersam siswa berupa antologi berjudul Aku dan Corona. Semuanya sedang dalam proses pengerjaan.

Banyak kendala yang ditemui selama proses pengerjaan beberapa buku tersebut.

Apalagi di masa Pandemi seperti sekarang.

Pertama, kesibukan. Kita lebih disibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran, karena  daring jauh lebih banyak persiapan daripada tatap muka: Banyaknya kegiatan menjadi kendala utama tetapi skala prioritas menjadi pilihan agar semua pekerjaan terselesaikan.

 

Kedua, jenuh

Rasa jenuh memang sering menghantui seorang penulis. Jenuh karena tidak selesai atau mentok mogok di jalan.  Menurut Ibu Nori, dirinya tipikal orang yang jenuh jika mengerjakan kegiatan yang sama berulang. Akhirnya jika penyakit itu menghinggapi, ibu ini beralih ke kegiatan lain sebagai refreshing. Biasanya nonton film, jika tidak baca novel online atau apapun yg membuat saya nyaman.  Jika baterai semangat sudah penuh, langsung tancap gas untuk kembali berkarya.  Tetapi jangan biarkan keadaan ini berlarut-larut. Cukup 1-2 hari untuk bersantai, lalu kembali berkarya.  

Ketiga, krisis ide.

Ide sebenarnya ada di sekiling kita. Namun, kadang kita tak bisa menangkapnya. Menurut Ibu Nori, hal itu bisa diatasi dengan menerapkan jurus Bapak Akbar Zainudin yaitu, segala sesuatu yang kita rasa, kita lihat dapat dijadikan ide. Contohnya, ketika kita nonton film, mungkin ada sesuatu yang kita rasakan setelah menonton acara tersebut, ini dapat dijadikan bahan tulisan.  Kita rekreasi, juga bisa dijadikan bahan tulisan. Kita bisa ulas bagaimana indahnya tempat tersebut.  Tulisan Ibu Nori saat  menerapkan jurus pak Akbar Zainuddin Tulisannya tersebut berisi curhatan Bu Nori  ketika merasakan beratnya menjadi wali kelas di masa pandemic. Intinya, apapun yang kita rasakan dan pikirkan, dapat diubah menjadi sebuah tulisan Tidak ada yang tidak bisa menulis, Menulis bagi yang pernah menjadi  juara Harapan I lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang, program pendanaan Dinas Provinsi Jawa Tengah   bahwa menulis itu sama dengan berbicara. Bedanya hanya dituangkan lewat tulisan

Keempat, perbendaharaan diksi

Jika sudah mentok kosa kata, biasanya kita bisa membaca artikel orang lain, atau membaca novel. Karya apapun bisa dibaca karena dengan banyak membaca, akan memperkaya diksi kita

Kelima, takut menulis karena takut salah

Jika kita mau menulis  ya menulis saja dulu apa yang kita pikirkan. Jangan permasalahkan EYD atau kaidah kebahasaan yang lain. Cukup tulis hingga selesai.  Jika sudah selasai menulis kemudian membaca berulang lalu lakukan editing sesuai kaidah. Jika dari awal kita sudah memikirkan EYD dan yang lain, maka tidak akan terwujud tulisan. Dengan cara tersebut, tulisan akan mengalir dengan sendirinya.

Itulah cara mengatasi hambatan  berdasarkan pengalaman IbuNori. Kemudian disampaikan tanya jawab yang dipandu Pak Bambang Purwanto selaku moderator. Kesimpulannya sebagai berikut.

1.   Pembelajaran yang menyenangkan, dapat mencoba menggunakan project based learning. Tetapi menggunakan bahan2 yang ada di sekitar siswa. Misal untuk reaksi redoks, siswa diajak untuk membuat proses fermentasi, koloid dapat membuat es krim,dan lain-lain. Penggunaan laboratorium virtual juga menyenangkan.ada banyak aplikasi yang dapat digunakan. Crocodile chemistry contohnya, dapat melakukan kegiatan praktikum meskipun secara Maya. Anak- anak  pasti suka kegiatan praktik ini.

2.   Menulis saat sibuk bisa diterapkan  NIAT, PAKSA, MAU. Niat untuk mau menulis harus ada, tentunya harus dipaksa. Jika hanya ada niat tetapi tidak ada kemauan kuat alias pemaksaan, maka kata MAU tidak akan terwujud.

3.     Bagi yang gemar membaca, pasti sangat penting keberadaan buku.  Karena kalau sudah suka, pasti akan dicari berapapun harganya, tetapi jika tidak suka ya sudah.  Membaca secara online dan  buku fisik, keduanya istimewa.  Jika buku fisik mungkin lebih semakin banyak tambahan koleksi buku. Selain itu anggota keluarga lain juga dapat ikut membaca karena tidak semua orang nyaman membaca online. Buku merupakan sejarah. Jika sudah mati nanti, melalui buku ini nama kita  bisa diingat karya kita masih dapat dinikmati dan hidup meskipun raga sudah tidak ada.

4.    Kegiatan menulis selalu beriringan dengan membaca. Fokuskan satu hal fiksi atau non-fiksi.  Jika ingin menulis karya fiksi seperti novel, cerpen, dll, perbanyak membaca buku jenis tersebut. Nantinya akan keluar ide dari kegiatan membaca. Begitu pun juga untuk penulisan karya non-fiksi.tentukan tema yang akan ditulis, cari referensi baik dari buku sejenis atau jurnal ilmiah, lalu baca, kemudian tulis.seperti itu.

5.     Cara membagi waktu antara menulis dengan kesibukan sehari-hari adalah mengisi waktu luang untuk menulis. Bisa juga saat malam setelah anggota keluarga tidur antara jam 21.00 sampai dengan pukul 24.00.  Atau jelang subuh. Pekerjan rumah tangga tetap diutamkan.

6.     Tips agar tulisan cepat berhasil adalah focus satu tema selesai.

7.  Swasunting merupakan proses yang lebih lama dibandingkan menulis, karena selain editing EYD, menghubungkan antar kalimat agar pas, membuat kalimat agar renyah dibaca memang tidak mudah. Sebaiknya  dibaca sendiri berulang-ulang, atau minta tolong dibaca rekan guru lain atau rekan dengan profesi lain.  Nantinya pasti ada banyak kekurangan yang ditemukan.

8.  Outline buku terdiri dari 5W+1H, atau bisa juga 2W +1H. What, why dan how. Semuanya menjawab pertanyaan ini. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di buku JURUS JITU MENULIS DAN BERPRESTASI.

9.  Penggunakan pembelajaran dengan lingkungan sekitar dapat diterapkan. Misal untuk mapel sains, anak dapat diberikan modul yang didalamnya ada kegiatan saintifik. Seperti belajar materi ekosistem dari sungai, sawah, ladang atau tempat lain. Anak pasti suka melakukan pembelajaran jika berbarengan dengan kegiatan eksplorasi.  Atau mungkin diberikan proyek membuat suatu karya yang bahannya dapat ditemukan di sekitar. Misal belajar proses gunung api meletus, anak diberikan langkah pembuatan karya tentang gunung api meletus, pasti mereka suka. Karena pada dasarnya siswa akan suka dengan pembelajaran yang hands on daripada minds on saja

10. Target menulis wajib Ibu Nora, 1 bulan selesai agar saya tidak bosan 30 hari itu  bagi ke dalam bab2 yang sudah tuliskan di outline. Misal saya punya 5 bab, berarti dalam waktu 6 hari harus selesai 1 bab + editing ,jadi 30 hari selesai 5 bab.  Untuk target waktu tiap orang berbeda-beda. Menulis satu  bulan, agar tidak bosan dengan tema yang ditulis. I

11. Blogger menarik dapat disiasati dengan  memilih menu tema. Nanti akan ada banyak tema yang ditawarkan. Untuk jenis tulisan dan tata letak, akan mengikuti tema yang dipilih secara otomatis

12. Untuk menulis di koran dengan tips, tulis tema yang sedang hangat dibicarakan. Ikuti gaya selingkung majalah atau koran yang akan dituju. tulis sesuai dengan EYD yang sesuai, sertakan beberapa data akan lebih bagus.

Menulis sama dengan berbicara. Jika berbicara saja kita lancar, mengapa tidak dengan menulis?


Berkarya ketika waktu luang itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan yang luar biasa, itu baru istimewa

 

Alhamdullah. Ilmu telah kita genggam. Terima kasih Ibu Nora, Pak Bambang Purwanto dan Omjay.

Salam Guru Blogger.

Ambarawa, 22 Oktober 2020

Budiyanti Anggit