Rabu, 27 Juni 2018

BELAJAR DARI POHON JAMBU

Foto: koleksi pribadi


Sebelum pilkada kemarin, saya  bersama suami ke kebun belakang rumah. Ya selalu bersama karena kami sama-sama libur.

Suami menebang pohon pisang, saya mengambil buah sirsak yang matang. Alhamdulillah saya bisa memetik beberapa sayuran dan buah yang ada.

Saat itu saya lihat beberapa jambu jatuh. Tampak juga beberapa jambu dimakan jodot. Ah...memang lama saya tidak ke kebun. Jadi tidak tahu keadaan kebun. Betapa eman-eman jambu yang jatuh karena busuk. Hal ini karena buah jambu cenderung dimakan ulat. Sebesar apapun buah matang dalamnya ada ulatnya.

Memang seharusnya sejak dini buah dibungkus dengan plastik bening. Tak menunggu lama, saya ambil plastik bening 1 kg an. Satu persatu saya bungkus. Awalnya yang mudah saya jangkau. Kalau yang tinggi, pelan-pelan saya raih tangkainya.

Alhamdulilah kalau diniati tak butuh waktu lama untuk membungkus jambu yang masih kecil-kecil itu. Dan insyaallah buah jambu akan tumbuh besar tanpa dimakan ulat.

Intinya kalau kita merawat pohon apapun kita akan menuai hasil. Ya bisa kita analogikan kalau kita punya passion apapun ya dirawat. Jangan dibiarkan begitu saja. Kita harus merawat juga.

Begitu juga dengan hidup ini. Untuk bisa meraih kebahagiaan hidup kita harus merawat diri dengan beribadah yang tekun.  Sirami hati dengan selalu bersholawat, bersedekah, berzikir, membaca Alquran. Insyaallah kebahagiaan akan kita nikmati. Tak lupa kita selalu bersyukur dengan lisan dan perbuatan.

Ambarawa, 28 Juni 2018.