Senin, 07 September 2020

Pentingnya Pendampingan Orang Tua selama Pembelajaran Jarak Jauh


Masa Pandemi Covid-19 belum juga berlalu. Sebagian besar sekolah masih menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan daring penuh atau blendeng learning. Berdasarkan pengamatan bahwa masih banyak siswa tidak memanfaatkan waktu daring dengan baik.  Hal ini dipertegas pendapat  beberapa  guru bahwa peran orang tua pada anak belum maksimal. Terbukti masih banyak anak yang tidak mengerjakan tugas. Sebagian besar anak masih menunda pekerjaan. Tugas pun menjadi banyak. Nah, anak mengatakan bahwa tugasnya banyak. Padahal jika disiplin sesuai jadwal, tugas tak akan menjadi berat.

 

Benarkah tugas siswa berat? Beberapa siswa mengatakan hal tersebut.  Namun, orang tua harus menanyakan pada anaknya tentang hal ini. Jangan salah persepsi. Ada orang tua yang percaya begitu saja bahwa tugas anaknya berat. Hal ini terlihat anaknya lembur mengerjakan tugas sampai malam. Sampai-sampai orang tua tersebut protes pada sekolah tanpa mau mendengarkan cerita anaknya. Inilah probematika yang harus dipecahkan bukan mencari kambing hitam.  

 

Berdasarkan cerita di atas bahwa peran orang tua dalam mendampingi anak selama di rumah belum maksimal. Orang tua tidak tahu persis permasalahan anak. Cenderung percaya jika anak memegang HP berarti sudah mengerjakan tugas. Penulis yakin bahwa orang tua sudah memperhatikan anaknya. Namun, perlu ditingkatkan lagi perhatiananya bukan hanya bertanya tentang sudah tidaknya mengerjakan tugas. Orang tua seharusnya ikut bertanggung jawab pada permasalahan yang dihadapi saat BDR.

 

Ada beberapa hal bentuk pendampingan agar anak merasa nyaman saat BDR.

Pertama, tingkatkan komunikasi. Komunikasi dengan anak amat penting. Tingkatkan komunikasi bukan hanya sekadar bertanya apakah anak sudah belajar atau tidak. Namun, orang tua sebaiknya mendampingi saat belajar. Sudahkah dikerjakan tugas daring hari itu. Orang tua bisa ngecek lewat HP , sudahkah tugas benar-benar dikerjakan lewat google classroom atau lewat WA.

Kedua, mendampingi. Mendampingi di sini bisa ikut membantu mengarahkan jika anak memang amat membutuhkan, misalnya anak yang masih duduk di sekolah dasar. Selain itu bisa juga kita sekadar menemani anak saat mengerjakan tugas. Cara ini amat membantu anak agar merasa nyaman.

Ketiga, menyemangi. Orang tua adalah penyemangat sejati yang akan menjadikan anak lebih percaya diri. Beri semangat agar anak rajin mengerjakan tugas. Tak ada salahnya kita beri pujian atau reward lain yang dapat memberi semangat belajar. Belikan alat tulis, sekadar tambahan pulsa atau lainnya yang bisa menjadikan anak semangat.

Keempat, melek IT, pada era digital saat ii orang tua sebaiknya juga melek IT. Anak sekolah saat ini mau tak mau sudah harus melek IT. Jika orang tua tidak menyesuaikan diri,  akan ketinggalan zaman. Dengan melek IT, orang tua akan lebih mudah mendampingi anak. Misal kenal zoom, google classroom, media sosial akan memperlancar belajar anak yang tidak lepas dari perangkat lunak yang bernama HP.

Kelima, Menjalin komunukasi dengan guru. Tak ada salahnya orang tua selalu menjalin komunkasi dengan guru kelas atau wali kelas. Komunikasi yang baik akan membantu orang tua dalam pendampingan anak. Pada era saat ini dengan mudahnya orang tua berkonsultasi dengan guru atau wali kelas. Orang tua bisa berkomunikasi lewat WAG atau bisa lewat telephon secara pribadi.

Keenam, menyediakan fasilitas. Orang tua sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana agar kegiatan belajar anak di rumah merasa nyaman dan tenang. Tempat nyaman, suasana tenang juga sarana internet difasilitasi dengan baik. Hal ini akan menjadikan anak betah di rumah. 

Ketujuh,  doa. Doa orang tua adalah bagian dari pendampingan pada anak. Dengan doa orang tua, anak akan menjadikan anak tenang dalam mengerjakan tugas. Dimudahkan dalam menuntut ilmu.

Itulah hal penting yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak saat belajar di rumah. Orang tua menjadi tahu betapa tidak mudah mendampingi belajar anak. Butuh kesabaran, keikhlasan saat mendampingi anak. Peran orang tua akan menjadikan siswa berkarakter. Anak berkarakter akan membentuk anak berbudi pekerti baik dan berakhlak mulia. Semoga. 

Ambarawa, 7 September 2020