Oleh : Budiyanti Anggit
Assalamualaikum para guru blogger di seluruh Nusantara.
Alhamdulillah pada hari Senin, 5 Oktober 2020 saya bisa mengikuti pelatihan menulis gelombang 16 yang diselenggarakan oleh PGRI di bawah asuhan Pak Wijaya Kusumah ( Omjay). Kali ini nara sumber pada pertemuan perdana adalah Bapak Abdul Hakim. Pelatihan kali ini disampaikan lewat WA grup dengan moderator Ibu Aam Nurhasanah dari Lebak.
Biodata Nara Sumber :
Lamongan, 10 Desember
IKIP Malang (Universitas Negeri Malang) - UNY.
Guru SMP Yayasan Pupuk Kaltim, Bontang, Kaltim
Kegemaran:
Membaca, Olahraga, dan Fotografi
Aktivitas lain:
1. Presenter Publik
Katulistiwa Televisi / PKTV (2000-sekarang)
2. Manajer Radio Suara
Katulistiwa FM (2015-sekarang)
3. Pimpinan Redaksi
resonansinews.com
4. Trainer Peblic
Speaking, AMT, Kepenulisan di GPI (Gemilang Pendidikan Indonesia)
5. Pengurus / Mitra Daerah
Masyarakat Fotografi Indonesia (MFI)
6. Pengurus Forum GTK
Berprestasi Kota Bontang, Kaltim
7. Pengurus Asosiasi GTK
Berprestasi Provinsi Kaltim, dll.
Prestasi
& Penghargaan:
1. Juara Lomba Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional
(2009, 2006)
2. Juara Inovasi Pembelajaran Tingkat Kaltim, Finalis Nasional (2006)
3.
Tim Penggagas dan Desainer
Busana Daerah Kota Bontang (2005)
4.
Juara 1 Karya Tulis K3LH PT
Pupuk Kaltim (2007)
5.
Juara Desain Busana Kerja PT Pupuk Kaltim (2007)
6.
Unggulan I Lomba Guru
Kreatif se-Jawa & Bali (2008)
7. Juara Desain Kartu dan Ucapan Tahun Baru Hijriah Tingkat Nasional
oleh Kantor Pos Indonesia
8. Penerima Penghargaan Guru Berjasa Kaltim (2010)
9. Penerima Anugerah Kaltim Education Award (2010)
10. Juara 1 Guru Berprestasi SMP Provinsi Kalimantan Timur (2010)
11. Penerima Intel Education Award dalam Pemilihan Guru Berprestasi
Nasional oleh Kemendiknas dan Intel Indonesia Coorporation (2010)
12. Juara 1 Lomba Foto
Ramadhan se-Kota
Bontang dan Sangatta, Kutai Timur oleh Bontang Post (2011)
13. Sepuluh Karya Terbaik National Competition of Technology
Integration (NACTI, 2011)
14. Juara 1 Lomba Menulis Kisah Inspiratif Rakyat Bontang (2011)
15. Juara 1 Karya Tulis Kesbangpolinmas (2013)
16. Juara 2 Lomba Foto Lembah Hijau Bontang (2013)
17. Juara 3 Olimpiade Guru Nasional (2018)
18. Peserta Training Program in China University of Mining and
Technology (CUMT, 2019)
19. Juara 2 Lomba Memotivasi Siswa “Bangga Berbahasa Indonesia” Tingkat
Kaltim dan Kaltara oleh Kantor Bahasa Provinsi Kaltim (2020)
20. Juara 1 Lomba Vlog “Cerdas Berbahasa” Tingkat Kaltim dan Kaltara
oleh Kantor Bahasa Provinsi Kaltim (2020), dan beberapa kejuaran bidang
kepenulisan, foto, desain, dan olahraga.
21. Beberapa kali Juara Kompetisi Bola Basket.
Pembimbingan: Beberapa
kali membimbing siswa dalam bidang kepenulisan dan meraih juara nasional.
Publikasi:
Tulisannya dimuat di
beberapa media, misalnya Bontang Post, Kaltim Post, Majalah Pendikan Kota
Bontang, Majalah Gemilang YPK, dan Majalah Pelangi Pendidikan Depdiknas,
Karya-karya fotonya juga dimuat di Bontang Post, Kaltim Post, Majalah Pendikan
Kota Bontang, Majalah Gemilang YPK, Tribun Kaltim, Buku Bahasa Indonesia SD –
Australia, dan Majalah TNK. Karya puisi, artikel, feature, quotes,
dan karya penelitian dimuat dalam beberapa judul buku antologi, termasuk
Antologi Kreativitas Guru dalam Pembelajaran yang diterbitkan oleh Depdiknas.
Media Sosial, Posel, TG:
Instagram & Twitter : @hakimborneo
Facebook :
Abdul Hakim https://www.facebook.com/abdul.hakim.391082/
Youtube :
Guru Indonesia
Pos Elektronik :
hakimborne@gmail.com
Telepon Genggam :
081347206753
Alamat : Jalan Kol Nomor
70, Bontang, Kalimantan Timur 75313
Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan.
(Abdul Hakim Busro)
Itu
kalimat pertama yang disampaikan Pak Abdul Hakim. Benar juga bahwa kita harus
berani membunuh ketakutan. Kita harus berani dengan tantangan kita saat ini
menulis di blog kemudian bisa menjadi buku.
Diawali dengan salam oleh Pak Abdul hakim lewat rekama suara yang amat merdu. Hemm layaknya penyiar. Dilanjutakan dengan rekaman yang berisi sebagai berikut. Kata adalah senjata. ( Abdul Hakim) semua berawal dari kata dengan kata kita bisa memberikan cinta. Dengan kata kita bisa terluka, dengan kata kita bisa berkreasi dengan banyak hal. Kita bisa membuat puisi, cerita. Oleh karena itu kata adalah senjata. Benar juga bahwa dengan hanya kata yang terangkai menjadi kalimat dan selanjutnya menjadi sebuah karya. Luar biasa.
Sebelum materi berlanjut narsum memberikan vlog yang berkaitan dengan cerdas berbahasa Indonesia. Vlog karya beliau amat bagus ini berisi ajakan untuk selalu mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa makin hari makin baik. Namun, banyak juga tantangan dan permasalahan yang merupakan PR bagi kita untuk ikut menyelesaikan. Seperti kita ketahui bahwa masyarakat belum sepenuhnya terampil berbahasa Indonesia.
Hal ini bisa diasumsikan bahwa komitmen dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia masih diragukan. Seperti dicontohkan banyak masyarakat yang suka berbahasa asing ketimbang bahasa Indonesia. Ada juga yang masih gado-gado antara penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Misalnya kata yang digunakan pada papan nama, kata IN- MASUK harusnya MASUK – IN. Kata POLISI-POLICE, ini benar. Ada lagi yang gado-gado misalnya kata Gunakan Helm Standar masih banyak kata lain yang belum menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Siapakah yang bertanggung jawab akan hal ini? yang kita semua sebagai pemakai bahasa.
Selain itu masih banyak orang yang belum tahu kata baku dan tidak baku. Hal ini terlihat dalam tes yang dilakukan Pak Abdul Hakim pada beberapa orang. Misalnya penggunaan kata batre atau baterai ( yang benar baterai) alenia atau alenia ( yang benar alinea), nafas atau napas ( yang benar napas. Masih banyak orang yang belum paham. Pendapat saya sebaiknya kita sebagai guru penulis mempunyai kamus KBBI V yang tersedia di android kita. Jika kita ragu dengan kata, kita cari di KBBIV yang amat mudah kita lakukan setiap saat. Mari kita sebagai guru menjadi teladan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menurut pemerhati bahasa Indonesia, Bapak Ibnu wahyudi bahwa konsep cerdas berbahasa adalah mampu menyiasati situasi dan mampu memilih kosa kata. Menurut beliau, masih banyak orang yang suka membangga-banggakan bahasa asing yang dianggapnya modern. Bisa diindikasikan bahwa orang tersebut besikap kekanak- kanakan dan norak atau belum dewasa berbahasa Indonesia. Kedewasaan amat penting untuk berbahasa Indonesia sebagai rasa cinta terhadap negara Indonesia.
Itulah vlog Pak Abdul Hakim yang amat menginpirasi. Saya sebagai guru bahasa Indonesia amat sepakat dengan pendapat beliau. Saya juga amat risi jika sesame guru belum bisa mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mari kita gerakkan penggunakan bahasa Indonesia dari kita sendiri dan mengajak anak didik berperan serta dalam cerdas berbahasa.
Kembali ke materi Pak Abdul Hakim yang mengatakan bahwa sekurangnya ada dua: tentang konsep berbahasa dan bagaimana pengutamaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kembali kepada "Kata". Menurut Pak Abdul Hakim. Beliau memulainya dengan kalimat bijak:
Wohh luar biasa kata- kata bijak tersebut. Orang-orang hebat lahir dari pembaca hebat. kalau ingin jadi penulis, gerbang utamanya, kunci penulis adalah membaca. Sebagus apa pun keinginan kita dalam menulis tanpa dibarengi ketrampilan membaca yang baik maka tulisan kita akan membosankan. Analisis cara berpikir kita terkait objek, tema yang akan kita jelaskan tentu akan terbatas karena kita tak akan menjelaskan secara tepat. Andaipun berbicara dengan panjang bisa jadi apa yang kita bicarakan akan mengulang-ulang kata-kata yang sama. Tentu akan membosankan.
Kosa kata kita harus cukup. lebih dari cukup kalau bisa. Sekali lagi kita akan merangkai kata menjadi kalimat, menjadi paragraph, menjadi sebuat teks. Jika kemampuan berbahasa kita terbatas maka tulisan kita juga akan terbatas. Apalagi untuk penulis pemula. Jangankan satu lembar dengan kata tertentu saja ini berpikir tepat tidak ya. bagus tidak ya.
Berbeda dengan yang suka membaca. maka jumlah kata akan banyak. Banyak memori yang tersimpan, jika akan dibutuhkan akan bisa dipanggil lagi untuk digali. Jadi, membaca adalah kewajiban bagi seorang penulis.
"Bapak Ibu pernah mendengar kosa kata aktif?" tanya Beliau. Kosa kata dalam kamus KBBI ada 109.000 kata. Untuk bisa menjadi penulis yang baik, kita harus mengaktifkan kosa kata lebih banyak. Dari ratusan kata tersebut. berapa ribu kata yang aktif di kepala kita. Setiap memori akan menyimpan kosa kata yang berbeda-beda.
Mereka yang terbiasa membaca akan menghasilkan kosa kata lebih banyak saat menulis atau bericara dibandingkan yang tidak membaca. Selain itu bagaimana mengaktifkan kosa kata. Misalnya, saat kita mendengarkan Pak Abdul Hakim bicara ini misalnya berbicara satu jam bahwa bapak ibu paham kosa kata kan. Semua paham.akan tetapi apakah ratusan kata yang diucapakan tadi mampu diucapaka oleh orang lain? Barangkali ada yang melebihi. Ada jua yang berada di bawah kata-kata Pak Abdul Hakim.
Cara mengaktifkan adalah dengan selalu Membaca dan Membaca. Kata itu tak muncul andai kita tak pernah membaca. Untuk menjadi penulis kita harus mengaktfkan kosa kata lebih banyak lagi. Penguasaan kosa kata berimplikasi positif bagi keterampilan menulis dan berbicara: komunikasi efektif. Membaca dapat membuat otak tetap aktif dan berekasi untuk melakukan fiungsinya secara baik. Membaca dapat memperkuat kemampuan berpikir dan menganalisis.
Semua tulisan akan berawal dari kata Menguasainya dengan baik adalah kunci melenjutkan langkah-langkah berikutnya. Jika kita bertemu orang yang suka membaca lalu mereka disuruh menulis atau berbicara. tidak selalu bisa bicara. Mendengar, menulis itu semua butuh keterampilan. A suka membaca akan lebih baik dari yang tidak pernah membaca.
Membaca adalah rekreasi. Membaca menbuat orang terhipnotis. Buku apa saja. bisa kita baca. Buku biografi, membaca berbagai majalah. Suka membaca di perpustakkan. Paling tidak pembaca head line akan menjadikan. wawasan kita bertambah.
Tak terasa materi yang disampaikan Pak Abdul Hakim makin asyik disimak. Materi amat bagus yang bisa memotivasi diri untuk memperkaya kata dengan membaca. Selanjutnya disampaikan tanya jawab. Pertanyaan disampaikan lewat Ibu Aam Nurhasanah. Pertanyaan demi pertanyaan dijawab Pak Abdul Hakim dengan jelas dan gamblang. Saya pun amat terkesan dengan tanggapan Beliau.
Intinya bahwa kita selalu memperkaya kosa kata dengan membaca. Kata adalah senjata untuk menjadikan kita sebagai penulis. Kita harus bisa menyisihkan waktu untuk membaca. Memberi contoh pada anak didik dengan selalu membaca. Selain kita membaca buku, kita bisa juga membaca situasi, keadaaan lingkungan yang nantinya akan memunculkan sebuah kosa kata yang akan bisa kita jadikan sebuah tulisan. Ilmu yang luar biasa saya terima pada pertemuan pertama. Alhamdulillah.
Demikan resume pertemuan pertama. Terima kasih ilmunya Pak Abdul Hakim, Bu Aam Nurhasanah, Pak Brian dan Omjay. Semoga membawa keberkahan bagi kita semua. Salam literasi.
Salam
literasi.
Ambarawa,
6 Oktober 2020
Semangat bu ayooo gas tetus
BalasHapus😍😍😍😍
BalasHapusMantap Bu Yanti.
BalasHapusMantap bu Yanti, terus belajar menjadi guru pembelajar.
BalasHapus