Jumat, 17 Desember 2021

Payung Raksasa di Madinah (16)

Usai bersih diri kami keluar kami untuk menuju ke masjid Nabawi malam itu. Dingin terasa karena waktu itu benar-benar sudah malam. Kami wajib berkumpul di gate 25 untuk bersama-sama bertemu perdana untuk menerima kajian awal dari pembimbing. 

Saya bertiga keluar dari kamar lalu berjalan menuju lantai bawah. Setelah sampai lantai dasar kami langsung terhubung jalan keluar hotel. Pas menuju jalan keluar ada beberapa toko yang berjualan aneka oleh-oleh. Keluar dari hotel ada jalan yang tidak terlalu ramai. Kami menyebrangi jalan dengan hati-hati. 

Sebuah hotel satu deret kami lewati. Sampailah pada sebuah jalan yang amat lebar. Dari jalan inilah sudah terlihat payung Raksasa Madinah. Di sisi jalan banyak sekali penjual makanan cepat saji. Walaupun malam suasana jalan tetap ada aktivitas. Sepertinya tak mengenal sepi. 

Kami berjalan pelan-pelan kurang lebih 100 meter. Selama berjalan banyak sekali jemaah yang berjalan. Sebagian besar berpakaian rapi dengan bergamis hitam dan putih. Hanya beberapa yang berpakaian warna-warni. Selain itu beberapa rombongan berpakaian seragam jemaah. Biasanya kalau dari Indonesia berseragam batik. 

Mendekati pintu masuk masjid Nabawi saya dan Bu Indah mencari pintu 25. Dengan mudah kami temukan. Kami masih berseragam batik kuning dan berselempang sleyer kuning agar mudah dikenali. 

Alhamdulillah kami temukan jemaah dengan seragam kuning. Beberapa jemaah sudah berkumpul. Termasuk para pembimbing yaitu Ustadz Anwar. 

Berulang kali saya mengucap syukur Alhamdulillah. Tak kuduga sampai bisa menginjakkan kaki di pelataran masjid Nabawi. Halaman yang luas nan bersih ini dipenuhi dengan payung Raksasa nan cantik yang berwarna coklat. 

"Subhanallah," ucapku lirih. Kupandangi payung Raksasa Madinah itu dengan takjub. Tampak lalu lalang para jemaah keluar masuk masjid padahal hari tengah malam.

Saya pun bertemu dengan suami. Para bapak lebih dulu sampai di depan masjid Nabawi. 

Setelah semuanya berkumpul kami pun salat jamak magrib dan isya secara bersama-sama. Udara saat itu amat dingin karena memang sudah malam sekali. 

Setelah itu kami mendapat kajian singkat. Tak lupa kami dingatkkan untuk selalu berpatokan dengan pintu masuk 25. Jangan sampai keliru agar mudah sampai ke hotel. Jika tidak ingat tentu saja akan kesulitan mencari hotel. 

Malam itu kami hanya salat dan kajian singkat awal kami di Madinah. 

Saya pun bertemu dengan suami. Para bapak lebih dulu sampai di depan masjid Nabawi. 

Selanjutnya kami pulang menuju hotel masing-masing. Kami berusaha mengingat tempat menuju hotel dan nama hotel. 

Alhamdulillah kami tidak kesulitan sampai hotel. Malam makin larut. Kami masuk hotel lalu membersihkan diri untuk tidur di kamar yang indah. Kami harus istirahat agar bisa salat subuh berjamaah esok hari. 

#gbmkabupatensemarang

#tantangan30hari menulisdesemberceriagbm



Tidak ada komentar:

Posting Komentar