Hari
Senin, 17 Desember 2018, kami mengunjungi Masjid Quba. Pagi sekali kami sudah berkumpul
di depan hotel. Dua bus sudah berada di hotel. Yang satu untuk Jemaah kelompok
Garuda dan satunya kelompok Lion. Kami bersama beriringan menuju Masjid Quba. Dua bus penuh. Alhamdulilah saya duduk di
depan bersama suami. Kami bisa melihat pemandangan yang kami lewati. Tampak
gedung-gedung bertingkat. Lumayan ramai. Kanan kiri rumah bernuasa Islami.
Bangunan tinggi dengan ada tulisan Arab di dinding. Tumbuhan tak begitu banyak
Sesekali dapat dilihat tanaman kurma.
Kurang lebih 5 km dari Masjid Nabawi.
Akhirnya
kami sampai di depan Masjiq Quba. Sebuah Masjid yang dibangun Rasulullah
sendiri ini sudah di depan mata.
“Subhanallah,
“ ucapku lirih
“Alhamdulillah
Ya Pak, kita sampai di sini,”
“Alhamdulillah,
yuk turun!” ajak suami.
Kami
semua Jemaah turun. Cuaca cerah saat itu. Agak panas. Segera aku keluarkan
payung dari tas. Sejenak kemudian kami diberi penjelasan oleh pemimpin biro,
Ustad Anwar. Kami dihimbau untuk salat sunah dhuha dan tahiyat Masjid dua
rekaat. Akhirnya kami berpisah dengan
suami. Kaum ibu dan bapak berbeda pintu dan tempat salat.
Saya
bersama ibu-ibu memasuki masjid. Suasana sangat ramai sekali. Kami langsung
salat sunnah. Bahagia rasanya bisa salatdi rumah ibadah ini. Adem rasanya.
Masjid Quba mempunyai sejarah yang sangat lekat
Nabi Muhammad shallallahu’alahi wa sallam. Masjid Quba ini berada di
tepi kota Madinah. Menurut sejarah, kala itu Nabi Muhammad baru saja
menyelesaikan perjalanan hijrahnya dari kota Mekah kemudian memerintahkan
memmbangun Masjid Quba.
Masjid
yang dirancang oleh Nabi Muhammad ini didirikan pada Senin, 8 Rabiul Awwal 1 Hijriah
(23 September 622M) di atas sebidang tanah seluas 1.200 meter persegi milik keluarga
Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amru bin Auf.
Sejenak
saya amati ruangan Masjid Quba. Ruangan konon bertiang pohon kurma dan beratap pelepah daun kurma bercampur tanah liat. Usai Masjid
quba dibangun, Nabi Muhammad turut memimpin salat terbuka untuk para sahabar. Bahkan
semasa hidupnya Rasulullah selalu pergi ke Masid Quba setiap hari Sabtu, senin dan
Kamis.
Hari sudah siang kami melanjutkan perjalanan
menuju Kebun Kurma. Wah, rasanya tak sabar ingin bisa memetik pohon kurma.
#gbmkabupatensemarang
#tantangan30hari
menulisdesemberceriagbm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar