Sepulang sekolah aku bareng teman sampai tempat biasa saya menunggu angkot yaitu di depan SD Kebumen. Ada kursi panjang yang bisa aku duduki sambil menunggu angkot. Sebenarnya ingin bareng teman yang membawa mobil tetapi sudah ketinggalan. Ya, belum rezeki. Aku siap dengan sabar angkot apa saja. Setiap hari Jumat suami tidak jemput karena waktunya mepet Jumatan.
Beberapa saat aku membuka masker karena agak gerah. Baru beberapa detik
ada sepeda motor menepi menuju tempatku duduk. Sesaat aku kaget dengan
kedatangannya. Kemudian dibukalah helm yang dipakainya. Ia tersenyum padaku.
“Bu Yanti!” sebutnya
dengan wajah bahagia.
Aku berusaha
mengingat-ingat wajah wanita tersebut. Yang ada dalam pikiranku adalah ia pasti
mantan murid. Belum juga ingat ia sudah menyebut namanya.
“Saya Adi Ratna Bu,”
ucapnya dengan wajah berseri-seri.
“Haa… Adi Ratna,
Sumowono?” tegasku.
“Ya, Buk. Mari bareng
saya saja. Nanti saya antar sampai rumah.”
Tawaran yang tak
mungkin aku tolak. Rezeki Jumat sebagai pengganti tidak bisa bareng teman.
Allah telah mempertemukan orang baik yang tak lain alumni yang lama tak jumpa.
Ia adalah alumni siswa SMPN 1 Sumowono yang kini mengajar di Salatiga.
“Ya, Allah Buk saya
bahagia banget bisa jumpa Bu Yanti,” ucapnya saat kami sudah di perjalanan.
“Aku juga bersyukur
dipertemukan dengan orang baik hati yang masih ingat Bu Yanti.”
“Bu
Yanti orang baik kok Bu,” lanjutnya
Di sepanjang perjalanan
kami ngobrol berbagai macam. Alumni siswa yang dulu amat pandai ini sudah
selesai menyelesaikan kuliah S2 dan bersuamikan alumni SMPN Sumowono juga.
Akhirnya aku diantar sampai rumah. Kami pun melanjutkan ngobrol di rumah. Ia pun bahagia bisa bertemu dengan suamiku
yang juga gurunya.
Pertemuan yang tak
diduga di hari Jumat. Bagiku ini Jumat berkah. Ia pun mengatakan kalau dirinya
kagum denganku karena masih menulis. Baginya sangat menginspirasi.
“Ya, dinikmati saja
agar hidup bisa bermakna dan bisa berbagi dengan menulis,” kataku karena ia
suka dengan kiprahku.
“Menulis itu menyehatkan
lho. Dengan bahagia, hidup akan sehat,” lanjutku dengan kata-kata meluncur begitu
saja. Ia pun amat menyetujui ucapanku.
Sesaat kemudian ia berpamitan
pulang. Dua buku cantik yang masih terbungkus plastik aku berikan padanya sebagai
hadiah pertemuan tak diduga. Ia pun mengucap terima kasih tak terhingga. Aku pun juga mengucap terima kasih karena telah mengantarku sampai rumah. Alhamdulilah
kami bertemu dengan alumni yang telah diangkat menjadi PNS dengan rasa bahagia. Wajahnya sumringah bisa jumpa denganku tak tak terduga ini. Semoga pertemuan ini bisa dilanjutkan ke pertemuan
selanjutnya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar