Senin, 07 Maret 2022

Ketika Siswa Terlambat




Hari ini cuaca cerah. Langit jernih biru. Saya bergegas menuju ruang 13 untuk jaga PTS. Anak-anak sudah menunggu di depan pintu. Satu-persatu para siswa memasuki kelas. 

Beberapa menit kemudian siswa mengerjakan soal setelah bersama-sama membaca Asmaul Husna. Namun, ada satu bangku yang tidak ada siswanya. Mungkin anak tersebut terlambat. 

"Insan kok belum juga kelihatan ya?" tanyaku pada siswa. 

"Mungkin terlambat, Bu," jawab serempak anak-anak. 

Setelah sepuluh menit, tiba-tiba ada anak masuk kelas sambil tertawa-tawa. Tanpa permisi ia langsung akan duduk ke bangku. Segera saya cegah dulu sebelum duduk di kursinya. 

"Insan ayoo ke sini dulu!" 

Saya panggil namanya. Dengan cengesesan ia mendekat. 

"Ketuk pintu dulu kalau masuk kelas. Bukan menyelonong begitu saja," kataku dengan menatap wajahnya. 

"Ya, Bu," jawabnya dengan merunduk. 

"Ada apa kok bisa terlambat?"

"Kebluk Bu," ucapnya sambil tertawa-tawa. Teman-temannya pun serentak ramai.  Ia pun bergegas menuju bangku sebelum saya tanya berbagai hal. Saya biarkan saja. Biar ia mengerjakan PTS. 

Setelah tenang, ia pun saya dekati. 

"Ada apa kok sampai bangun kesiangan?" 

"Tidur pukul 02.00, Bu."

"Astaghfirullah Insan. Apa yang kamu kerjakan sampai pukul 02.00?" tanyaku penasaran. 

Ia pun bercerita jika dirinya main game. Setelah ia belajar terus main game. Katanya tak bisa tidur. Jelang pagi baru bisa tidur.

Akhirnya saya nasihati agar tidak kecanduan main game. Menurut wali kelas anak tersebut memang sering terlambat karena main game terlalu malam. 

Semoga nasihat guru bisa membawa perubahan. Aamiin. 

#tantanganmaretbahagiagbm2022

#maretbahagia10


Tidak ada komentar:

Posting Komentar