Nyadran adalah kegiatan yang dilakukan sebelum ramadan. Tradisi ini sudah turun temurun. Biasanya diawali dengan bersih kubur lalu selamatan bersama.
Seperti halnya di desaku ada nyadran lagi setelah dua kali vakum karena adanya pandemi. Alhamdulillah hari Kamis Wage tanggal 24 Maret 2022 tradisi nyadran dilaksanakan kembali di Desa Panjang. Pelaksanaan di dekat pemakaman Ndangkel Dusun Sumber.
Usai pulang mengajar, aku segera berkemas-kemas untuk berangkat menuju tempat acara nyadran. Sesuai undangan yang disampaikan pengurus PKK RW acara dimulai pukul 15.30.
Aku dan adik yang datang dari luar kota sudah sepakat bareng. Sambil menunggu adik persiapan, aku bersama suami berangkat terlebih dahulu. Sampai di dusun Sumber sudah ada beberapa bapak-bapak yang bertanya tentang tujuan kami. Karena tujuannya nyadran, kami langsung dipersilakan untuk terus jalan. Sedangkan yang cuma lewat dipersilakan untuk mencari jalan lain. Tujuannya agar jalan tidak macet.
Jalan menuju tempat acara nyadran yang menanjak kini sudah lebih luas dan sudah beraspal. Lalu lalang lebih ramai dari biasanya.
Depan ruangan terbuka telah banyak orang yang menyambut kami. Selain itu ada tenda biru agar bisa mencukupi orang yang mau nyadran. Bapak-bapak mengatur tempat parkir.
Aku pun memasuki ruangan yang lumayan luas. Ruangan yang beratap dan terbuka ini sudah banyak para ibu yang sudah duduk berhadap-hadapan.
"Bu, duduk sini," panggil Bu Heny sambil memandangku. Segera aku duduk bersebelahan dengan Bu Heny dan ibu-ibu lain.
Hampir semua ibu membawa makanan. Ada yang membawa nasi dengan aneka lauk dalam rantang, ada yang membawa ceting yang berisi aneka jajanan seperti roti, jajan pasar.
Bawaanku kuletakkan di depan tempatku duduk seperti ibu-ibu lain. Kali ini aku membawa buah-buahan. Tak ada ketentuan yang bisa dibawa. Intinya bersedekah dengan sesama.
Tampak beberapa perangkat desa telah duduk di panggung. Ada perangkat desa, ketua RW dan beberapa perwakilan dari kecamatan juga hadir. Ruangan makin lama makin penuh. Bukan hanya ibu-ibu, bapak-bapak juga banyak yang hadir. Ruangan dan tenda pun penuh sesak. Benar-benar penuh ruangan yang menghadap ke timur ini. Semua yang hadir tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sambil menunggu yang baru masuk ruangan, ada yang membacakan nama ahli kubur yang dikirimkan oleh keluarganya untuk didoakan. Anak cucu titip doa sekalian bisa sambil beramal. Ada juga yang mengedarkan wadah untuk meminta sedekah.
Acara pun dimulai dengan sambutan ketua RW, kepala desa dan perwakilan dari kecamatan. Para perangkat desa sangat mendukung acara ini dengan tujuan untuk mendoakan para ahli kubur yang berada di pemakaman Ndangkel. Acara ini dihadiri siapa saja yang punya ahli kubur di Ndangkel. Jadi yang hadir warga Muslim dan non-muslim. Doa pun dipandu oleh pemuka agama Islam dan Katolik.
Tradisi ini bisa menjadi salah satu silaturahmi antarwarga, bisa jadi untuk berdoa bersama dan bisa juga untuk membersihkan makam leluhur. Hal ini salah satu wujud bakti kita pada orang tua.
Usai doa bersama, kami makan bersama. Ruangan menjadi riuh. Semua makanan dibuka untuk disantap bersama. Saling memberi dalam kesempatan itu amat diutamakan. Buah-buahan yang kubawa segera saya bagikan ke ibu-ibu sekeliling. Adik bawa makanan yang dibungkus dalam mika juga habis dibagikan.
Aku kebagian satu dus nasi dengan lauk. Alhamdulillah. Usai makan bersama kami pulang. Selanjutnya saya menuju makam bapak ibu. Alhamdulillah makam sudah bersih.
Aku dan adik pun berdoa bersama sambil menaburkan bunga. Semoga bapak ibu Husnul khatimah. Diampuni dosa-dosanya dan dicatat amal kebaikan. Senja telah tiba kami bersama-sama menuju rumah.
#tantanganmaretbahagia2022#maretbahagia24
Mantul Bunda.... 👍🙏
BalasHapus