Kamis, 16 Juni 2022

Resto Unik Tungku Bumi Bandungan Kab. Semarang


Oleh: Budiyanti


Pada hari Selasa pagi anak ragil wisuda S2 di Unnes Semarang. Syukur Alhamdulillah akhirnya selesai juga kuliah di Semarang. Dengan berbagai pertimbangan, anak Lanang memutuskan wisuda online. 

Untuk merayakan kelulusan kami pun berunding untuk makan bersama. Itu saja tidak ada lainnya. Paling besok ada sesi foto bersama di studio. 

"Makan bersama yang gak usah jauh tapi suasana enak gitu saja Buk," usul anak lanang.  

"Lha ke mana, bagaimana kalau ke Joglo di jalan lemah Abang jurusan Bandungan?" Jawabku kemudian. Ternyata anak kurang setuju karena jauh. Inginnya yang dekat-dekat saja. 

"Bagaimana kalau mencoba tempat baru. Gak jauh amat kok?"

"Oke siap."

Kami berlima menuju TKP. Tempat yang tampaknya baru ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, Ambarawa. Hanya setengah jam kami sampai di tempat tujuan. Sebuah resto yang menarik untuk dikunjungi.  Tempatnya berada di pereng yang agak tinggi dari jalan raya. 

Sebenarnya dulu tempat ini hanya tanah pereng yang naik turun. Jadilah tempat resto yang menarik. Sesampainya di TKP kami berjalan ke arah barat. Ada rumah kayu yang bertingkat. Bawah sendiri untuk ruang informasi tampaknya.  Kami langsung berjalan pada jalan kecil berlantai kayu kurang lebih lebar satu meter. 

Jalan memanjang dengan kiri ada pagar kayu. Sebuah pemandangan indah ada di  depan kami. Selanjutnya pada kanan jalan tampak rumah kuno yang bertingkat.  Kami berlima naik ke lantai dua. Resto ini layaknya rumah kuno. Di teras ada dua pasang Kursi rotan yang bisa untuk makan sambil menikmati pemandangan luar. Sedangkan teras di sebelah barat lumayan luas dengan konsep out door. 

Ada beberapa meja yang siap untuk menikmati makan. Di pinggir-pinggir lantai dua ini dihiasi payung-payung coklat dengan rumbai-rumbai indah. 

Sebenarnya kami pengen menempati ruang terbuka ini. Namun, sudah banyak para remaja yang sedang menempati. Akhirnya kami memutuskan naik ke atas. Resto ini bagi saya unik dan apik karena semua bahan yang ada dalam bangunan adalah kayu-kayu kuno yang dimodifikasi menjadi cantik. 

Sebelum ke atas kami pesan makanan yang berada di lantai dua. Di belakang rumah kuno ada tempat makanan ditata dalam kuali-kuali yang terbuat dari gerabah. Mbak-mbak cantik telah berdiri untuk melayani kami. Untuk makan kami bisa ambil sendiri yang tersedia. Atau pesan menu lainnya. Jadi seperti prasmanan. Kami pun antre untuk mengambil nasi dan lauk sesuai pilihan. 

Saya ambil piring lalu memilih lauk. Ada opor ayam, sop biasa, sambel goreng ati, telur goreng. Ada lauk deso antara lain lodeh, oblok-oblok, oseng daun pepaya, dll. 

"Wah menarik nih oblok-oblok Pete cina dan kepokak, " batinku. 



Saya pun memilih lauk ndeso tersebut. Lalu menunggu suami, Anak Lanang dan istrinya, serta keponakan mengambil makan. 

Anak Lanang dan istrinya memilih iga bakar dan tongseng. Suami memilih nasi dengan opor. Selanjutnya kami menuju lantai ketiga. Ada tangga menuju lantai tiga. Sebuah ruangan tidak terlalu luas ini bisa untuk makan bersama. Beberapa orang sedang menikmati makan. 



Tak lama kemudian menu tambahan datang beserta minuman. 

"Iga bakarnya enak, agak pedas, " ucap anak.

"Hem coba ah...," Saya ambil satu potong iga bakar yang dibumbu pedas. Benar juga rasanya benar enak. 

"Hemm rasanya terasa di lidah," ucapku sambil merasakan lezatnya. 

Kami menikmati kebersamaan dengan mencari sensasi di tempat baru ini. Resto yang rekomended untuk dikunjungi. Makan bersama sambil menikmati pemandangan sore yang indah. 

Selepas makan, kami salat asar dulu di depan resto. Ada mushola kecil yang unik layaknya di desa. Alhamdulillah usai salat kami berkeliling sekitar resto. Pemandangan indah kami nikmati bersama dan tak lupa mengambil gambar. 





Kami pun pulang karena hari telah sore. Kebersamaan yang singkat tapi berkesan. Alhamdulillah sampai rumah dengan selamat. Jika teman-teman ke Bandungan bisa ke tempat Tungku Bumi dengan mengambil jalan arah Semarang. Tempatnya berada di sebelah kiri jalan raya sebelum pasar Jimbaran. Mudah kok. Kalau dari Semarang ya berarti sesudah pasar Jimbaran Bandungan. Oke... sampai jumpa pada jalan-jalanku berikutnya.

Ambarawa, 17 Juni 2022

#tulisan ke-8 menulis blog setiap hari bersama Omjay

#salam literasi


8 komentar:

  1. Wah resto baru ini ya Bu. Jadi pengen nyoba. Menu menunya bikin penasaran untuk icip icip 🥰

    BalasHapus
  2. Wow...restonya mantap, makanannya enak, suasananya nyaman

    BalasHapus
  3. Oblok oblok dan kepokak makanan semacam apa bun, penasaraaaa jadi pengen icip icip😀

    BalasHapus
  4. Itu lho semacam urap tapi diberi kuah. Atau pelas tapi tidak dibungkus. Isinya Pete cina, kelapa muda dan bumbu. Terima kasih Bu Mutmainah

    BalasHapus
  5. Keren...Putranya sdh lulus wisuda S2. Lalu botram,jadi ngiler....emak

    BalasHapus