Berwisata ke Yogyakarta kalau tidak ke pantai rasanya belum komplit. Setelah makan siang dan salat Dhuhur, saya dan suami serta beberapa ibu-ibu menuju pantai Glagah Indah. Tidak terlalu jauh dari tempat makan Yu Gun.
Kami berjalan ke utara. Jalan yang amat ramai dengan lalu lalang pengunjung. Ada yang pulang dari pantai, ada yang menuju pantai. Suasana panas tak menyurutkan semangat untuk menikmati suasana pantai Glagah Indah. Di sudut jalan orang berkoar-koar menawarkan jasa naik perahu dengan harga tiket per-orang sepuluh ribu. Entah kenapa kok saya dan suami tidak tertarik untuk naik perahu.
Dari ujung sini kami berbelok ke timur. Jalan yang amat ramai pula. Kanan kiri para pedagang menjual aneka jajanan dan lauk dari laut. Aneka seafood dijual dengan masih hangat karena ada yang baru saja digoreng. Ada udang, wader, cumi, teri dan gorengan ikan lainnya. Semuanya menggoda untuk membeli.
Kaos dengan gambar dan tulisan khas pantai Glagah Indah digelar di kios-kios sepanjang jalan. Semuanya tampak bagus untuk anak-anak atau yang dewasa. Kalau mencari daster, baju batik, kita bisa juga beli di sini. Tak kalah menarik aneka baju batik dengan berbagai model. Jika haus kita bisa juga membeli minuman mulai air kelapa muda serta es banyak dijual di kios sepanjang jalan. Jangan takut kehausan deh. Kita tinggal pilih yang kita mau.
Karena sudah kenyang, kami hanya berjalan ke timur. Tak lupa payung saya kembangkan. Tak lama kemudian kami keluar dari kios, pantai terbentang indah sudah depan kami. Pantai ini masih sama dengan Pantai Pasir Kadilangu karena ombaknya tinggi.
Benar juga ombak begitu besar sesekali menghempas pasir. Sesekali saya abadikan. Saya bersama suami dan bapak ibu lainnya berdiri di daratan yang agak tinggi. Hanya beberapa saja yang berani mendekati pantai untuk bermain. Namun, perlu hati-hati jika harus turun ke bawah agar bisa bermain air.
Di daratan ini banyak sekali payung besar yang sudah dikembangkan. Di bawahnya ada tikar. Tampak beberapa pengunjung duduk-duduk di tikar dengan naungan payung besar. Enak lho sambil duduk-duduk kita bisa memanjakan mata dengan menikmati keindahan pantai.
Sejurus mata memandang jauh yang menarik untuk dikunjungi.
"Yuk, kita ke sana!" anakku pada suami.
Kami pun berjalan menuju sebuah pelataran di dekat pantai. Pelataran ini amat menarik karena banyak sekali batu-batu besar berbentuk unik. Batu-batu itu teronggok banyak sekali. Batu yang merupakan batu penangkal ombak ini banyak sekali. Kurang paham keberadaan batu yang bentuknya unik ini. Apa untuk penangkal ombak saat pasang saat ini atau dulu. Yang jelas ada batas tertentu yang tidak boleh dilewati.
Akhirnya kami hanya foto-foto sejenak. Selanjutnya kami menuju spot foto dengan anyaman bambu yang berada di dekat pantai tetapi agak tinggi. Dengan membayar lima ribu kita bisa sesukanya berselfi ria.
Sebenarnya ingin berlama-lama di sini. Namun, kami harus berkumpul di bus lagi. Masih ada satu objek wisata yang belum dikunjungi yaitu ke Malioboro yang baru. Akhirnya kami menuju bus dengan perasaan bahagia. Bersyukur bisa menikmati keindahan pantai yang ada di Yogyakarta ini. Alhamdulillah.
Ambarawa, 15 Juni 2022
#tulisan ke-6 menulis setiap hari bersama Omjay
# salam literasi
Duh ... asyiknya jalan-jalan terus.
BalasHapusTerima kasih Bu Rosmiyati
Hapus