Pernah
membaca cerita tentang legenda Baru Klinting teman-teman? Kalau yang
berdomisili di Kabupaten Semarang pasti tidak asing lagi dengan objek wisata Bukit
Cinta Rawa Pening yang berkisah tentang Legenda Baru Klinting. Nah, bagi
teman-teman yang belum berkunjung ke objek ini, yuk baca tulisan tentang berikut.
Kami
saat itu bersama dengan Ibu-ibu PKK berkunjung ke sini untuk refresing.
Walaupun dekat, ada juga yang belum ke sini. Apalagi setelah dibukanya kembali
objek ini setelah dipugar. Objek ini kini tidak sepi lagi. Saat ini pun kini
selalu ramai pengunjung.
Kurang
lebih setengah jam dari rumah, kami yang
hanya terdiri sebelas orang sampai di objek wisata yang terkenal dengan
wadernya ini. Objek ini berada di daerah Banyubiru, Kabupaten Semarang. Objek
ini berada di pinggir jalan. Di depan objek ada gapura besar bertuliskan bukit
Cinta Rawa Pening. Tempat parkir sudah banyak mobil. Sejenak saya lihat ada
pagar yang atasnya berupa ukiran badan ular yang besar. Selanjutnya kami masuk
untuk cuci tangan lalu cek suhu. Sementara seorang teman membeli karcis waktu
itu per orang lima belas ribu. Kami pun masuk lewat pintu dengan menunjukkan
karcis.
Pada
awal objek ada ruang pamer ikan dengan bentuk kepala ikan besar yang membuka
mulutnya. Kami tidak masuk hanya berfoto di depan ini. Selanjutnya kami naik di
sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi dengan jalan yang sudah rapi dengan
kanan kiri pagar setinggi satu meter. Sampailah kami di sebuah pendopo yang
lumayan luas yang berada di bukit paling atas. Pendopo berlantai keramik ini
kami istirahat sebentar sambil berbincang-bincang dan makan siang. Di sekiling
pendopo tumbuh beberapa pohon cemara menjulang tinggi. Semilir angin menyentuh
tubuh sambil menikmati hidangan yang telah kami siapkan. Suasana sejuk dengan
pemandangan yang indah.
Selanjutnya
kami bersama-sama menikmati indahnya rawa pening. Objek ini jauh lebih tertata
dan banyak perubahan. Rawa pun kini jernih hanya beberapa titik ada enceng
gondok. Namun, beberapa teman mengatakan bahwa saat ini enceng gondok yang
merupakan tumbuhan pengganggu ini sudah bersih dari rawa pening. Wah jadi
kepingin ke sini lagi. Di depan kami kini ada sebuah spot foto dengan tulisan
Gembok Cinta dengan besi putih berbentuk love. Ramai sekali orang ingin berfoto
di objek ini. Kami pun berjalan lagi. Ada sebuah pelataran dengan atap cantik
serta rumput hijau. Di ujung bangunan ini ada batas pagar. Hamparan rawa pening
pun kami nikmati dengan selali berdecak kagum atas ciptaan-Nya. Rawa yang jernih dengan perahu-perahu
berjajar. Kalau ingin naik perahu motor
dengan harga 100 ribu untuk maksimal 4 orang. Kita bisa berkeliling rawa selama
tiga puluh menit. Kami tidak naik karena ada yang takut.
Selanjutnya
kami ke selatan. Jalan menurun sedikit ada sebuah jembatan indah dengan
tiang-tiang cantik yang berjajar. Sejauh mata memandang air rawa yang jernih
amat memukau. Indah menyejukkan mata. Spot ini amat bagus untuk pengambilan
gambar. Jangan lupa ya untuk selalu memakai masker. Usai mengambil gambar kami
naik ke atas untuk duduk-duduk di kursi yang cantik. Di sebelah utara ada juga
tempat yang pas untuk anak-anak. Berbagai sarana tersedia. Mulai perosotan,
ayunan, Jadi kala anak jenuh, bisa diajak di tempat ini.
Akhirnya
kami pulang setelah membeli oleh-oleh. Usai keluar dari objek ada banyak kios
yang menjual aneka hasil rawa yang sudah matang. Ada wader, udang, aneka keripik
tahu yang enak rasanya. Yuk ke sini teman-teman. Jika teman-teman dari Semarang
bisa lewat Ambarawa –Banyubirua atau dari Solo lewat jalur petigaan Jetis
Salatiga-Banyubiru. Mudah banget untuk mencapai objek ini.
Ambarawa,
27 Juni 2022
#Tulisan
ke-16 Menulis Blog bersama Omjay
#Salam
Literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar