Berbicara
soal makanan pasti tak ada habisnya. Apalagi makanan itu menjadi makanan
kesukaan. Di mana pun diburu agar segera mendapatkannya. Seperti beberapa hari ini,
anak nomor dua pulang kampung dari Jakarta. Walaupun tidak bisa kumpul semua
anggota keluargaku, paling tidak ada enam orang untuk bersama-sama berburu
makanan yang jadi klanengan.
Kali
pertama, anak mengajak ke warung makan pecel keong Mbak Toen yang tak jauh dari
rumah kami. Tepatnya berada di depan persis dengan objek wisata Muncul
Banyubiru, Kabupaten Semarang. Setiap pulang kampung selalu mengajak ke sini. Tempat
ini juga tak jauh dari tempatku mengajar. Hanya butuh lima menit. Sebenarnya makanan ini sudah sering
saya sambangi. Sekolah kami juga sering pesan makanan tersebut. Namun, demi
kebersamaan keluarga, saya ikut serta.
Pagi
hari, sudah ngabari jika anak mau jemput
saya ke sekolah kemudian langsung menuju ke warung pecel. Benar juga, tepat
pukul 14.00 anak sudah berada di depan sekolah bersama suamiku dan si Ragil
berserta istrinya. Berenam kami meluncur warung Mbak Toen. Hanya lima menit kami
sudah sampai di depan warung Mbak Toen. Tampaknya tidak begitu ramai saat itu.
Hanya satu mobil yang parkir di depan warung. Ada dua tempat yang saya lihat.
Sebelah kiri khusus untuk menata makanan aneka menu, mulai makanan kering atau
basah. Makanan kering berupa keripik cetol, wader, udang yang dimasukkan dalam
toples besar. Di belakangnya tempat menata pesanan pembeli.
Kami berenam langsung menuju warung sebelah kanan. Tempat ini berupa bangunan baru bertingkat. Tempat lesehan untuk makan. Kami sebenarnya ingin tempat di atas. Ternyata tempat tersebut hanya untuk hari Minggu. Oke, kami pun memutuskan menempati lesehan yang di sebelah utara. Anak menantu memesan menu, sementara saya dan suami duduk-duduk sambil melihat suasana. Hanya beberapa orang yang sedang menikmati makanan. Mungkin hari biasa sehingga tidak ramai.
Tempatnya bersih dengan pelayanan yang ramah. Kamar mandi juga bersih. Suasana juga adem karena di depan warung ada pohon dengan semilir angin.
Berenam
kami duduk melingkar setelah anak-anak sudah memesan menu. Peyek udang yang
renyah dalam piring dibawa lalu diletakkan di tikar. Menu pertama datang yaitu
kolak ketan dan jeruk hangat. Kami sepakat satu mangkuk untuk berdua. Takut
kekenyangan. Kolak pisang diberi ketan
putih ini benar-benar nikmat. Boleh juga ditambah dengan es kalau mau. Kami
bersama menikamati kolak pisang yang segar.
Kolak belum habis, nasi pecel sudah datang.
Anakku, Galih memesan pcel keong. sedangkan kami berlima nasi pecel plus belut
goreng. Banyak pilihan menu lain jika tidak ingin menu pecel keong. Ada mujahir
goreng, lele,ayam, wader dll.
Hem,
rasanya perut sudah keroncongan nih. Nasi dalam piring anyaman dengan didasari
kertas minyak ini di atasnya diberi aneka sayuran, selanjutnya diguyur sambel kacang. Benar-benar menggoda
jiwa. Belut gerang dalam piring tersendiri pun amat menarik untuk segera
disantap. Belut kecil-kecil digoreng dengan tepung sehingga amat renyah.
Benar-benar enak. Sedangkan bumbu pecel
amat sedap dan tak terlalu pedas. Pokoknya pas di lidah deh.
Alhamdulilah, kami menikmati makan siang dengan lahapnya. Semua atas izinNya. Kebersaman itulah yang utama agar bisa menjalin keluarga bahagia. Canda tawa membersami sore itu.
Akhirnya kami pulang dengan perut kenyang. Jika teman-teman ingin pergi ke sini, silakan saja. Murah kok, tak akan merogoh uang banyak. So, teman-teman bisa mengagendakan kuliner di sini. Umpama dari Semarang teman-teman bisa lewat Bawen kemudian ke arah jalan lingkar menuju arah Salatiga. Nanti teman-teman mencari pemandian Muncul yang terkenal dengan sumber air yang jernih. Nah, tempatnya di depan persis. Kalau dari Solo bisa belok di Jetis lalu menuju arah Ambarawa. Kemudian sampai di pemandingan muncul akan ditemukan warung Mbak Toen yang sudah dikenal di mana-mana.
“Ke
mana lagi nih,” tanyaku pada anak-anak.
“Lanjut
duren brongkol dong,” serempak anak-anak menyahut.
Saya
langsung pegang perut. Masih mampukah perut ini? Tunggu cerita selanjutnya.
Banyubiru, 27 Januari 2022
Enak tuh jalau doyan. Kalau saya gak doyan keong. Embuh kih. Banyak makanan yang katanya enak tapi saya gak doyan.
BalasHapusJadi pengen Bun mendengar cerit njen
BalasHapus