Jika kita umroh, bisa dipastikan diajak biro untuk belanja. Salah satu tempat yang selalu dikunjungi jemaah Indonesia adalah di tempat oleh-oleh di Jeddah.
Kami pun menggunakan dua bus menuju Jeddah untuk berbelanja karena sebentar lagi akan pulang. Sebuah perjalanan yang menyenangkan saat itu.
Selama dalam perjalanan, kami diberi penjelasan tempat-tempat bersejarah. Beberapa jam kemudian kami sampai di tempat yang dituju yaitu pertokoan yang selalu dikunjungi jemaah Haji atau umrah dari Indonesia.
Dua bus diparkir agak jauh dari pertokoan. Kali ini saya bisa bersama suami. Jalanan amat luas dengan lalu lalang orang menyeberang. Kami pun turun dari bus. Ada pemandangan lain saat kami turun dari bus. Banyak sekali orang berkulit hitam berada di dekat bus. Rambutnya keriting. Jumlah orang yang benar-benar hito ini banyak sekali. Tampaknya bukan orang Arab Saudi. Mereka mendekati kami untuk meminta-minta.
Itulah pemandangan lain yang kami temui di tempat ini. Selanjutnya kami menyeberang agar sampai di tempat pertokoan. Tampak pertolongan berjajar dengan nama Indonesia. Ada restoran Wong Solo, bakso Mang Udin, toko Amir, toko Ali dan lainnya yang semuanya menggunakan bahasa Indonesia.
Di depan pertokoan banyak pedagang kalau di Indonesia namanya pedagang kaki lima. Para pedagang tersebut menawarkan dengan bahasa Indonesia. Walaupun bukan dari Indonesia ternyata banyak yang mahir bahasa Indonesia.
Saat itu banyak sekali jemaah Indonesia berada di tempat tersebut. Tawar menawar pun terjadi. Berbagai macam pakaian Islami mulai mukena, sarung, peci, sajadah dipajang di tempat jualan yang terbuka.
"Silakan dibeli, sarung, peci, mukena," ucap lelaki tinggi dengan kata-kata jelas walaupun logat agak lain.
Kami pun berjalan akan menuju restoran Wong Solo untuk makan siang. Di samping restoran para pedagang mempersilakan kami untuk masuk ke tokonya. Sebenarnya ingin segera masuk tetapi kami memang harus makan siang dulu.
Papan nama restoran Wong Solo sudah di depan kami. Kami pun diajak menuju lantai dua. Ada tangga untuk menuju ke lantai dua. Beberapa jemaah sudah banyak yang sudah menikmati hidangan.
Tampak ruangan atas lumayan luas. Berbagai hidangan Indonesia tersedia. Meja-meja dan kursi tertata rapi. Segera saya pesan makan dengan ayam goreng dan es teh.
Pelayanan restoran Wong Solo amat ramah dengan bahasa Indonesia yang luwes. Tampaknya ada yang asli orang Indonesia.
Usai makan kami turun untuk menuju toko Ali. Sangat ramai sekali pengunjung yang akan berbelanja.
"Mari-mari silakan belanja!" Seorang lelaki muda berkulit hitam dan berhidung mancung itu berulang kali mempromosikan tokonya.
Hampir semua jemaah dari rombongan kami masuk semua. Saya pun masuk bersama suami. Woh banyak amat dagangannya. Berbagai macam oleh-oleh tersedia komplet.
Saya pun awalnya melihat-lihat saja. Kemudian saya membeli coklat dengan bungkus kecil-kecil dan warna-warni. Aneka parfum tersedia komplet. Tas maupun dompet, hiasan dinding banyak dipajang. Karena keasyikan saya kehilangan jejak suami.
Saya lalu naik ke lantai dua sambil mencari suami. Rupanya banyak teman yang sedang salat dhuhur di lantai atas. Saya pun memutuskan untuk salat. Rupanya suami ada di lantai dua dan sudah salat.
Usai salat saya cari suami. Alhamdulillah ketemu. Suami sedang membeli peci di sebelah barat. Lantai atas lumayan ramai. Kebanyakan yang dijual di lantai atas adalah pakaian.
Sama dengan lantai bawah, pelayannya bisa berbahasa Indonesia. Jadi komunikasi lancar. Jika mau bayar dengan rupiah juga dilayani. Tentu saja disesuaikan dengan uang riyal.
Karena sudah cukup kami pun memutuskan untuk kembali ke bus. Kami pun pulang menuju hotel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar