Sabtu, 06 Februari 2021

Hari Pertama di Rumah Saja

            Angin berembus kencang. Dingin menusuk tubuh. Ambarawa gerimis saat awal berlakunya anjuran Gubernur Jateng dua hari di rumah saja. Ya, mulai tanggal 6 dan 7 Februari semua warga Jateng untuk di rumah saja. Hal ini untuk menekan penyebaran covid-19 yang tak juga usai.

            Rasanya usai subuh ingin berselimut lagi. Namun, hal ini tidak mungkin kulakukan. Hari ini banyak agenda. Mulai tetap bekerja di rumah istilah lain WFH dengan tetap memberi materi daring dengan siswa. Alhamdulilah materi sudah kusampaikan di googleclaassroom dan rekaman yang lama telah kupersiapkan. Jadi tinggal mengingatkan.

            Usai menyapa siswa kelas 7 aku mempersiapkan diri untuk mengikuti webinar yang diseleggaran SPK, sebuah komunitas kepenulisan yang sudah lama kuikuti. Segera aku ke dapur untuk membuat teh dan menggoreng ketela. Sebuah makanan kesukaan suami. Sambil menikmati ketela goreng, aku tetap memantau grup WA. Kami pun ngobrol berdua di ruang Hem, nikmat tiada terkira.

            Sesaat kemudian aku buka grup WA SPK.  Wah, ternyata grup SPK sudah ada yang menginfokan bahwa acara sudah mulai. Segera aku mengikuti acara tersebut dengan senang hati. Namun, aku tetap melihat grup WA siswa barangkali ada yang bertanya.  Sesaat webinar lewat zoom ini ada kendala dengan suara. Kuberusaha mencari cara. Alhamdulilah lima menit kemudian bisa mengikuti webinar dengan narsum Gus Ulil Abdalla, seorang penulis yang telah menelorkan buku dan Ibu Nurul Chomaria, penulis andal dari Sukoharjo. Alhamdulilah dapat ilmu yang luar biasa dari dua penulis ternama.

            Saat di rumah saja banyak hal yang bisa kulakukan. Sebagai warga kita tetap mematuhi anjuran Pak Ganjar. Di sela webinar, suami membuat nasi goreng. Walaupun banyak bahan untuk diolah, suami memilih membuat nasi goreng. Pasar sebenarnya buka setengah hari, tetapi sudah kuniatkan tidak keluar rumah. Persediaan bahan di kulkas sudah lumayan untuk memasak selama dua hari. Tidak berlebihan juga belanjanya. Penting ada tahu, tempe dan sayuran.

“Terima kasih Say, “ kataku sambil menyantap nasi goreng buatan suami tercinta. Nasi goreng buatan suami enak sekali. Usai webinar aku  ke belakang untuk melihat bungaku yang tampak indah. Kupandangi bunga mawar yang mulai mekar dan bunga keladi yang mulai bertambah daun. Bahagia tentunya. Biasanya kalau pas di rumah, bunga-bunga itu aku tempatkan di tempat yang bisa kena sinar matahari. Namun, mendung dan angin kencang menjadikan aku urung meletakkan bungaku di  halaman belakang.

Akhirnya hanya kuamati dan kusiram dengan air cucian beras yang telah kupermentasi. Walaupun di rumah saja aku tetap enjoy walaupun agak sedikit risau jika memikirkan yang hidupnya hanya mengandalkan pendapatan tiap hari. Semoga Allah memberikan rezeki pada mereka yang tidak bisa bekerja. Namun di sisi lain ikut senang karena  banyak warga banyak yang patuh dengan anjuran ini setelah melihat di sosmed bahwa kota Ambarawa sepi. Semoga saja cara ini bisa menekan penyebaran covid-19. Selain itu ada segenggam harapan Pak Ganjar memikirkan rakyat kecil agar roda ekonomi mereka tetap berjalan. Teriring doa agar banjir di kota Semarang segera berakhir. Benar juga, warga Semarang memang harus di rumah saja. 

Ambarawa, 6 Februari 2021

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar