Oleh : Budiyanti
Pernakah
terlintas dalam angan bapak ibu untuk pergi berdua saja? ya sekadar makan malam
berdua atau makan bakso sore hari. Bisa juga sekadar mengitari desa ke desa
dengan berboncengan atau bersepeda berdua. Saya yakin sudah dilakukan oleh
bapak-ibu. Walaupun ada beberapa teman yang mengatakan bahwa tidak bisa karena
anak-anak masih kecil. Hal ini bisa disiasati tidak harus keluar rumah. Bisa
kok berdua di teras belakang sambil menikmati malam dengan memandang bintang. Hem…syahdu
kan.
“Wah
gak lah kan aku sudah tua, mosok seperti pengantin muda saja, malu pada anak
cucu,” ucap seorang nenek yang masih cantik.
“Justru
sudah tua itu kita pupuk kembali kemesraan Buk,” kataku saat kami bersama-sama
ngobrol di rumah. Saat itu aku pun bercerita bahwa suami sering ngajak keluar
untuk berdua saja. Ia hanya manggut-manggut sambil melihat foto kami saat pergi
berdua di sebuah objek wisata terdekat.
Pasangan
tua atau muda itu butuh refresing untuk keharmonisan rumah tangga. Bayangkan
kejenuhan mendera setelah bergelut dengan kesibukan berhari-hari. Pekerjaan
rutinitas membuat hubungan suami istri agak renggang. Yang dipikir hanya
pekerjaan yang tiada habisnya. Oleh karena itu otak perlu penyegaran dengan
berdua saja.
Saat
berdua kita bisa bermanja ria sambil ngobrol ke sana kemari. Merancang masa
depan anak-anak. Berdiskusi santai sambil ngopi bareng atau sekadar menikmati
pemandangan yang tak jauh rumah. Intinya kita nikmati kebersamaan tanpa keluar
biaya mahal.
Apa
keuntungannya? Tentu banyak sekali. Hubungan suami istri lebih harmonis, bisa
mengokohkan biduk rumah tangga, bisa memecahkan masalah dengan jernih dan lain
sebagainya.
Mari
kita pupuk keharmonisan keluarga dengan menyempatkan untuk berdua saja. Ya
tentu saja suatu saat kita juga menyempatkan diri bersama keluarga. Kebahagiaan
itu kita yang menciptakan dengan berbagai usaha. Tentu saja atas ridhoNya.
Ambarawa,
20 Februari 2021
#tantanganmenulis3oharisatutema#hari8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar