@Budiyanti
Zelin, kenapa kau menangis ketika ada Oma Yuli menyapamu? Kan Oma Yuli yang memberimu mangga beberapa hari lalu?
Oma Yuli itu tetangga kita yang ingin menyapamu. Masih takut ya? Ok. Kau memang harus banyak bersilaturahmi dengan tetangga lagi.
Zelin, usai berjamaah di masjid, Uti Akung menemuimu.
Kau tersenyum bahagia ketika melihat Uti Akung di ruang tengah sambil disuapi kolak waluh. Pipimu sudah tampak berisi lagi. Tidak seberapa beberapa waktu lalu karena makanmu susah.
Namun, begitu ada Oma Yuli datang kau diam.
"Asalamualaikum Cantik," sapa Oma Yuli ramah dan mendekatimu.
Wajahmu mulai berubah memerah. Selanjutnya kau menangis keras. Setelah digendong Akung kau pun diam gak nangis lagi. Karena Akungmu ingin segera menonton siaran sepakbola, Uti Akung pulang. Uti dan Akung membiasakan diri dengan perpamitan padamu.
Tangan Uti berusaha meraih tanganmu. Namun, kau tak mau. Seolah tahu Uti Akung mau pulang. Lama-lama kelamaan kau pun menangis. Rupanya kau -klayu- ( ingin ikut). Dengan terpaksa Uti Akung tinggalkan dirimu dalam gendongan Bundamu.
"Asalamualaikum Zeline."
"Walaikum salam, Uti Akung, terima kasih," ucap Bundamu mewakilimu. .
Uti jadi ingat pagi tadi. Kau dalam gendongan Uti untuk mendekatimu saat Bundamu ingin berangkat . Kau biasa saja lau berangkatlah Bundamu dengan beat hitam. Keren kan?
Zenie kau diam bahagia bersamamu dalam gendongan. Selanjutnya Uti Akung tinggalkanmu untuk jalan pagi.
Ternyata kau sudah mandi usai Uti Akung jalan pagi di Alun-alun Ambarawa. Kau pun Uti ajak bermain-main dengan penuh kebahagiaan. Lama kelamaan wajahmu tampak mengantuk. Segera Kau Uti tidurkan di kasur. Kau diam dan sesaat kemudian kau tertidur.
Usai bersih-bersih rumah kau bangun. Terdengar suaramu mau nangis dan kau sudah berada di dekat guling.
"Cantik, sudah bangun ya, cup--cup. Yuk ikut Uti," ucap Uti sambil menggendongmu.
Karena sudah makan, kau pun makan seadanya. Uti pun memberimu nasi putih yang lebih lunak ditambah dengan lauk telur dadar dengan mentega. Uti sengaja membuatkan untukmu.
Satu dua tiga hingga keempat kau mau menelan nasi putih dengan telur. Uti senang. Suapan kelima ternyata kau sudah tak mau. Ya sudah Uti tak memaksaksamu. Akhirnya kau tak melanjutkan makan. Namun setelah Ayahmu mengupas mangga kau pun melihat dengan mata seolah ada keinginan. Benar juga kau lahap dengan buah berwarna kuning yang manis rasanya. Cuaca panas seperti ini rupanya kau suka buah. Apa pun buah itu. Waktu kemarin kau disuapilah dengan buah naga. Ayahmu punya akal agar kau mau makan. Diberilah biskuit dalam buah itu. Kau pun lahap memakan buah naga dengan biskuit. Bibirmu merah merona seperti saat kau lahir.
Usai lelah bermain, kau terlelap tidur sampai sore. Tak biasanya seperti ini. Jelang pulang 16.00 kau baru bangun lalu Uti ajak kau ke pangkuan Bundamu yang sudah di rumah.
Zeline, sampai besok ya, sehat selalu dalam lindungan Allah. Uti harus siap-siap ke Masjid.
Ambarawa, 17 Oktober 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar