Untuk Cucuku Zelin (2)
Ketika Uti menulis ini kau sudah bersama bundamu sejak pukul 15.00. Saat itu kau tidur setelah Uti ninabobokan di gendongan kuno yaitu selendang biru.
Zelin, Uti akan cerita yang hari saja dulu ya.
Setelah Bundamu berangkat kerja pagi tadi, kau baru bangun. Kata ayahmu, sebenarnya subuh sudah bangun. Namun, setelah ditepuk-tepuk lagi kau pulas lagi. Baru pukul 6.30 kau bangun lagi.
Segera Uti gendong kamu sesaat sambil menciumi pipimu yang putih berulang kali. Karena Uti mau memasak, kau pun diambilkan nasi tim yang dibuat Bundamu semalam. Ayahmu mengambil di siler lalu memanaskan nasi tim yang sudah di wadah khusus. Kalau memanaskan tinggal ditaruh di panci.
Eh Bundamu tuh rajin membuatkan nasi tim yang berisi aneka macam lho. Sesekali Uti icipi. Gurih, tidak lembut seperti bubur dan tidak asin. Setelah Uti tanya pada Ayahmu ternyata ada berbagai macam jenis agar menu makanmu bergizi.
Bundamu tetap patuh dengan ASI eksklusif. Tak ada susu lain. Mulai enam bulan usiamu baru boleh ada makanan tambahan. ASI eksklusif mu selalu ada di freezer. Bundamu selalu membawa alat pompa atau disebut pumping Asi untuk disimpan khusus. Selain itu Bundamu pun membeli alat untuk menyimpan Asimu dalam bok kecil yang ada esnya. Hemm canggih juga. Zaman Uti dulu belum ada seperti itu. Mungkin orang tertentu saja yang punya.
Ada plastik kecil khusus untuk menampung ASI. Sesampainya di rumah dimasukkan ke freezer. Kadang Bundamu juga pumping pagi agar ada persediaan ASI.
Zelin, sudah tidurkah malam ini pukul 19.50? Uti teruskan ya.
Oh ya. Nasi timmu itu terdiri dari nasi, ada daging, atau ayam Jawa, aneka sayuran, tahu atau tempe. Semuanya dalam jumlah sedikit kemudian dimasukkan dalam slow rice cooker. Rice cooker khusus ini untuk memasak nasi tim yang membutuhkan waktu minimal 2 jam. Wah lama juga ya.
Setelah dua jam, nasi tim tadi dihaluskan dengan sendok agar lebih halus. Lalu disaring dengan saringan. Saat Uti melihatnya. Butuh waktu lama untuk siap disantap. Nah, seharusnya kau lahap dengan menu itu. Namun, kadang kau sulit untuk makan. Awalnya lancar kau disuapi Ayahmu. Baru beberapa sendok kau sudah gerak sana sini sambil menghindari suapan demi suapan. Bosan ya Zelin cantikku.
Nah, jika seperti itu, Uti turun tangan ikut menyuapimu. Namun, gagal juga. Kau pun tutup mulut ada istilah GTM hee apa hayo. Istilah baru bagi Uti yaitu Gerakan Tutup Mulut. Kau akan menutup mulutmu ketika disuapi. Ayahmu pun kadang ikut sedih.
"Dik ..dik makan dong, " bujuk Ayahmu.
Uti dan Akung pun ikut nimbrung jika kau sulit makan.
Nah, berbagai usaha dilakukan ayahmu. Anehnya kau Zelin mau buka mulut jika diberi buah-buahan. Buah apa pun mau, misalnya : Mangga, pepaya, apel, pisang. Kau akan lahap jika diberi buah. Kau pun bisa memegang sendiri. Namun harus waspada agar tidak terlalu besar. Eh jeruk pun kau suka. Uti kadang memberimu setelah dihilangkan isinya. Kau kuat menyesap.
Nah, Ayahmu pun akhirnya punya akal. Awalnya kau diberi buah. Seperti tadi pagi. Kebetulan punya mangga matang. Diiris kecil-kecil buah yang hanya sepotong. Selanjutnya irisan kecil ditaruh di ujung sendok. Lalu disuapilah kau dengan cara seperti itu. Kau kadang paham. Kau hanya memakan buahnya dengan membuka mulutmu tidak lebar. Namun, siasat seperti ini kadang berhasil. Wkkk kau dikibuli ayahmu. Atau kadang jeruk digunakan untuk pancingan agar makanmu lahap. Ada-ada saja kau Zelin.
Itulah makanmu Zelin. Setelah makan, bajumu belepotan. Kau pun akhirnya mandi bersama Akungmu. Akung akan memandikan sampai berganti pakaian serta aneka perlengkapan bayi yang harus kau pakai. Besok lagi Uti ceritakan apa saja perlengkapan usai mandi.
Usai mandi bersih kau akan minum ASI yang dicairkan dulu lalu dimasukkan cangkir. Setelah itu dipanaskan dalam wadah yang diberi air hangat. Kau lahap dengan ASI eksklusif yang ditaruh dalam cangkir dengan diberi sedotan. Dulu kau pakai botol tetapi lama-lama tidak mau. Kau pun menyedot ASI dengan lancar walaupun kadang kau tidak menyedot tetapi meniup. Jadilah ASImu berbunyi. Hemm kau Zelin bikin geli juga Utimu ini.
Pukul 9.00 kau mulai rewel. Kau pasti mengantuk. Namun, sampai pukul 9.30 kau tak juga tidur. Akhirnya Uti pun turun tangan setelah memasakkan Akungmu rampung. Kau pun Uti gendong sambil jalan-jalan ke sana-sini. Kutepuk-tepuk pahamu.
"Bobok nggeh Zelin," ucap Uti. Namun kau masih ngajak gojek dengan tawamu lucu'yang menggemaskan. Setelah itu kau tertawa dengan memperlihatkan gigimu yang baru 4.
"Bobok dong Zelin."
Tak lama kemudian kamu terlelap dalam gendongan. Kau pun Uti baringkan di kasur kamar depan yang sepi dengan jendela tertutup rapat. Di sekitarmu Uti beri bantal guling agar kau yang sudah bisa merangkak ini aman. Tak lupa kipas angin menyala dengan diarahkan ke tembok. Itu pun tak kencang. Kalau nyaman kau bisa tidur berjam-jam.
Ketika kau tidur, Uti terus memantaumu tiada henti. Sesekali Uti tengok keadaanmu. Jika kau nyenyak Uti mulai melanjutkan pekerjaan lain.
Kau itu jika sudah bangun kadang tidak menangis. Takutnya jika kelamaan kau sudah di bibir dipan. Untunglah tadi pagi saat kau terjaga Uti tepuk-tepuk pantatmu. Alhamdulillah kau tidur lagi.
Saat kau tidur, Uti tiada henti menengokmu. Pas pukul 11.50 Uti menengokmu. Kau pun ternyata sudah bangun. Kau diam saja. Setelah itu Uti mendekatimu. Kau pun tersenyum bahagia. Uti pun mencoba mendiamkanmu dan menjauh. Ehh kau pun menangis.
"Udah bangun cantikku," sapa Uti sambil menggendongmu. Uti peluk kau dengan penuh kehangatan.
"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah di usiaku ini kau beri cucu cantik," gumamku dengan selalu mengucap syukur kepada Allah.
Ambarawa, 2 Oktober 2023
.
Zelin, uti Solo juga kangen loh. Bertumbuh sehat ya
BalasHapusSubhanallah? Kisah-kasih cucu, anak, dan nenek. Betapa indahnya nanti, satu waktu Zelin membaca tulisan ini. Selamat Bu! Mantul!
BalasHapus