Sabtu, 28 Oktober 2023

Saat Zeline Berusia Sepuluh Bulan


Zeline, usiamu kini sudah sepuluh bulan pada tanggal 20 Oktober lalu. Alhamdulillah kau kini semakin banyak gerak saja. Gak mau anteng.

Pagi ini kau bersama Ayahmu karena Uti harus ikut senam dan jalan sehat bersama para lansia di Kaliputih. Namun, siangnya kau bersama Uti lagi setelah kau tidur pagi. 

Kau mulai manja jika kau di dekat Uti. Inginnya digendong dan jalan-jalan. Kau pun Uti ajak ke tukang sayur yang mangkal di rumah tetangga. Kau tampak gembira dalam gendongan Uti. Kau tertawa dengan memperlihatkan gigimu yang sudah ada enam. 

Tujuan  Uti ngajak belanja biar kenal orang. Gak takut seperti kemarin ketika kau akan dipijat oleh Mbah Salbi. Zeline, kenapa kau berubah cemberut saat bertemu orang yang pertama kali memandikanmu saat usiamu dua hari. Setiap hari Mbah Salbi ke rumah untuk pijat Bundamu dan kamu. Harusnya kau kenal kan. Namun, kenapa kau menangis saat bertemu dan dipijat. 

Hari ini kau bertemu ibu-ibu tetangga di tukang sayur. Ekspresimu biasa saja. Tak takut. Syukurlah kau diam ketika Bu Heny menggendongmu. 

Beberapa hari ini kau mulai mau makan walaupun tidak sebanyak biasanya. Yang paling  kau suka jika  kau makan buah-buahan. Langsung kau buka mulutmu jika diberi buah. Namun, jika diberi nasi kau langsung teriak sebagai tanda penolakan sambil membelot sana sini. 

Kau suka buah mangga, jeruk dan buah naga. Jika makan jeruk kau sesap sampai airnya habis. Jika berhenti memberimu kau pun langsung merengek minta lagi. 

Saat siang tadi kau pun diberi buah naga. Bibirmu sampai merah merona. Karena makanmu kurang lahap, ayahmu mencampurkan buah naga dengan nasi tim yang dibuat Bundamu. Eh kau tahu juga jika buah naga dicampur nasi. Ternyata lidahmu hafal juga dengan jenis makanan. Jika Uti makan sesuatu kau melihat Uti seolah ingin minta. Lantas dicoba didekatkan jajanan Uti ke mulutmu kau pun mau. Itu artinya kau sebenarnya bukan tak mau makan tetapi kau bisa membedakan mana yang enak dan tidak. 

Zeline, gerakmu makin lincah saja. Kau tak mau berhenti duduk manis di karpet. Kini kau akan merangkak menuju ke segala arah. Kau tidak lagi merayap. Jika  dibiarkan kau merangkak sampai jauh. Kau pun akan berhenti dan duduk dengan sendirinya. 

Nah, ini yang kini jadi perhatian Uti, Akung dan Ayahmu. Saat merangkak, kau mulai terampil menjumput sesuatu benda kecil yang ada di dekatmu. Tak menunggu lama kau masukkan benda tersebut ke mulut. Seperti tadi, tak sengaja Uti lihat kau memasukkan benda kecil di mulutmu. Sesaat Uti bingung. Ayahmu berusaha membuka mulutmu. Namun kau tutup rapat mulutmu sambil mengunyah benda itu. Sambil guyon Uti mengajakmu tertawa agar kelihatan benda yang kau makan. Benar juga ada benda putih menempel di lidah. Oleh Ayahmu, kau pun diberi sikat gigimu yang kecil. Alhamdulillah ternyata ada secuil bunga putih yang tadi diberi Mbak Acha saat kau bertemu di depan rumah. 

Zeline, kau pun mulai berlatih melangkah dengan dipapah. Kadang kau dipapah atau dituntun di atas rerumputan. Konon ini pancingan agar kau gampang makan. 

Zeline, hari ini tidur siangmu cukup panjang. Kurang lebih dua jam. Mulai pukul 14.00 kau bermain bersama Uti dan Akung. Setelah dua jam kau baru bangun. Kenapa sampai lama? Uti dan Akung berada di sampingmu mulai akan tidur sampai kau tertidur setelah bermain bersama. Uti bangun dulu karena sudah saatnya solat asar. Eh kamu belum bangun juga. Oh ya, Zeline saat kau tidur, samping kanan kiri harus ada benteng tinggi yaitu guling, bantal ditumpuk agar saat kau bangun ada batasnya. 

Zeline,  kau itu kalau bangun tidur langsung duduk terus merangkak ke bibir dipan. Nah, inilah yang kadang deg-degan. Oleh karena itu batas guling tinggi agar kau jatuh. 

Zeline, bermain denganmu rasanya tak bosen. Usai salat Isya berjamaah, Uti dan Akung langsung ke rumahmu. Kau pun tertawa dan manja ingin Uti gendong. Sesaat Uti dan Akung bermain denganmu. Seolah kau bukan bayi lagi. 

Malam tadi kau pun mulai rewel karena ngantuk. Sebelum tidur kau pun dibersihkan Bundamu. Gosok gigi dulu lalu badanmu dilumuri lotion agar wangi dan adem. Mukamu juga dibersihkan dengan air. Kau diam saja. Bajumu juga diganti yang bersih dan adem agar tidurmu nyenyak. 

"Asalamualaikum Zeline,  Uti dan Akung pulang dulu. Sampai besok lagi. Tidur yang nyenyak ya," ucap Uti sambil bersalaman denganmu. Kau pun tersenyum dalam gendongan Bundamu.


Ambarawa, 28 Oktober 2023


3 komentar:

  1. "Zeline,  kau itu kalau bangun tidur langsung duduk terus merangkak ke bibir dipan. Nah, inilah yang kadang deg-degan. Oleh karena itu batas guling tinggi agar kau jatuh. "
    Kurang kata 'tidak '

    BalasHapus
  2. Gambarnya lengkap tentnag cucunya, jadi ikut gemes... Sehat selalu untuk Zeline dan Utinya.....

    BalasHapus
  3. Subhanallah! Baru membaca tulisan sudah menggemaskan Cucunda ini! Apalagi kalau bertemu langsung... Eeh pengaruh tulisan mantap ini mah. Selamat Bun! Barokallah tulisannya, juga Cucunya.

    BalasHapus