Kamis, 09 April 2020

MENULIS TANPA IDE



Beberapa hari lalu saya mengikuti kelas menulis di grup WA Belajar Menulis bersama Budiman Hakim,  penulis Buku Menulis Tanpa Ide. Di bawah koordinator Omjay kelas  berjalan lancar dan cukup seru.

Diawali dengan sambutan Omjay dan perkenalan dari Bapak Budiman yang biasa orang memanggil Om Bud. Kemudian Omjay memberi kesempatan kepada Om Bud untuk memberi materi.  Om Bud memulai materi tentang menulis tanpa ide yang merupakan salah satu bab dalam buku beliau. Setelah salam mulailah materi dari Om Bud.

Bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Mudah saja. Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Begitu juga kalo kita menulis buku humor.

Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kalian menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan, apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak.

Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’. Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu.
Sayangnya pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Banyak orang yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block. Ketika kita ingin menulis, seringkali kita gak punya ide. Nah, untuk mengantispasi hal ini ada dua hal yang bisa kita lakukan.

1.    Memanfaatkan Emosi Caranya sangat Sederhana.
Cara tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah.

Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami benar, ya, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Kalau kalian menuliskan dilema diajak pacar untuk pindah agama maka itu cerita penting. Kalau kalian bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting.

Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Ceritanya bisa bermacam-macam. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah emosi kita.

Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan? Atau kita lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN. Atau kalian mau cerita horor waktu dikejar-kejar oleh kecoa terbang?
Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kalian alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN. Terserah kalianlah apa yang mau ditulis. Intinya apapun yang menggugah emosi? Tuliskan! Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING.

Kenapa?
Kalau kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalau kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting, kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Ya pastilah, topik sepele aja kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan.

Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi gak ada salahnya kita abadikan. Menulis itu persisi kayak memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu. Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah saya tulis.

Cerpenting #1
 Baca lompat-lompat
Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“Hahahahahahaahahhahahahahah…gila lo!!!”

Coba dibaca dulu ya cerpenting di atas ya. Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Lucu, kan. Berikut cerpenting yang kedua.

Cerpenting #2
Kalau mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya.  Maka jadilah konten menarik yang bisa kita posting di IG, Youtube dll.

Percakapan di Sebuah Bar
Saat itu saya sedang berada di sebuah kafe dan duduk di bar bersama Boni. Karena home band yang main gak bagus, akhirnya kami memutuskan untuk ngobrol aja ngediskusiin band-band yang kami suka.
“Eh, Bon. Lo tau Superman is dead?” tanya saya.
Di luar dugaan Boni menjawab, “Hah? Innalillahiiii….Kapaaan????” tanya Boni.
Hahahahahahaha…tentu saja saya ngakak abis mendengar omongannya.

Coba perhatikan cerpenting di atas. Gampang banget kalo mau dijadikan konten video. Luar biasa kan manfaat cerpenting?  Jadi mulai sekarang, setiap kalian tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’ Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif  kan? Kalau kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.

2. Memancing Emosi  
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide. Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya."

Ada lagi yang kalimat yang mengatakan, "Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu." Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas. Saking banyaknya sampai saya curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian? Karena sepanjang pengalaman menulis, saya juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Dan setelah saya coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas.

Bunyinya begini. Persis sama kan formulasi kalimatnya? "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."

Ajaib, ya?  Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.' Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalau  belum ada ide? Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!!  Perlu saya tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Persoalannya, cara mancingnya gimana? Okay saya kasih tau.Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Buat kita-kita aja di group ini, nih. Hehehehe. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera.

Caranya begini: Coba perhatikan sekeliling kalian. Kemudian gabungkan dan susun semua
benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Saya menemukan metodenya dan Asep yang mempraktikkannya. 

Nah, metode menulis tanpa ide ini sudah saya praktikkan bersama partner saya Asep Herna. Dia seorang penulis juga. 

Suatu hari dia mencoba memperaktikkan metode ini. Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg.Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya.
Benda-benda tersebut adalah :
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP

Setelah itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi.
Beginilah hasilnya :

"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong  yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri." 

Teman-teman sekalian. Coba perhatikan baik-baik. Coba dibaca dulu ya. Dan perhatikan semua benda yang dipilihnya ditulis dalam kapital. Asep mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN.
Baru dari mata doang.  

Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Asep telah membuat sebuah tulisan yang bagus hanya dengan mengandalkan matanya. 

Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik,  (pendengaran). Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi.

Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik,  (pendengaran).,bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman) rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan), rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, (pengecapan) Dan masih banyak lagi. Apa yang dilakukan Asep Herna di atas tentunya dapat dilakukan oleh kita semua.

Meskipun belum punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang.

Silakan kalian memperaktikkan metode ini.  Kalau bisa semua mencoba ya? Setelah Asep mencoba ide tersebut, saya juga langsung ikut mempraktikkannya Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktikkan. Masak yangg bikin malah gak nyoba? Aneh banget dong.
Seperti Asep.

Saya memandang ke sekeliling saya. Kemudian saya pilih 6 benda yang tertangkap pancaindera. Kalau bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalau kurang takutnya terlalu sedikit.. Kalau lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan.
Dan benda-benda yang saya pilih adalah:

SEPATU TUA
KASUR
KULKAS
PINTU
HANDUK
PANCURAN
Tanpa membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan sebagai berikut ini:

Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.
“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..
Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.
“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.
“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”
Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?
“I HATE YOU!!!!!!”””
                    Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari                                   PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….

Pak Moderator yang memandu acara ini memberi tepuk tangan karena terharu.

“Jadi begitu cara memancing ide teman-teman. Saya udah gak terhitung membawakan materi ini baik on air maupun off air. Dan biasanya para peserta merasa metode ini sangat membantu ketika otak kita mandeg. 

Coba kalian praktikkan karena menulis ini menyenangkan. Buat yang ingin berlatih menulis, saya juga punya websitenya buat kalian memposting tulisan di sana. Ini linknya https://thewriters.id/

Silakan register, jangan malu-malu. Web ini khusus saya buat untuk orang yang ingin berlatih menulis. Saya serasa berada di sebuah gedung dan menyimak Narasumber yang hebat. Perasaan serasa diacak-acak, kok baru sekarang ketemu. Kalau kalian posting tulisan sebanyak 30 kali, bandingkan tulisan kalian yang pertama dan yang terakhir. Pasti terlihat kemajuannya.

Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini saya ciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan. Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata.

Situasinya fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece. Kalau kalian berniat membelinya, silakan hubungi penerbitnya lewat WA, namanya Andung di no. +62 816-523-773 viiOkay teman-teman, seperti saya bilang di atas bahwa materi ini hanyalah bab bagian dari buku saya yang berjudul’Menulis Tanpa Ide’

Jadi saya cukupkan dulu sesi ini. Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Acara pemberian materi dari Om Bud, emudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

Demikian materi yang saya ikuti. Alhamdulillah dapat pencerahan melalui kelas Menulis yang digawangi oleh Omjay (Kusuma Wijaya). Semoga bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih. Salam literasi.

Ambarawa, 10 April 2020



6 komentar:

  1. Saya baca banyak blog tapi tulisan ini membuat saya mudah tersenyum

    BalasHapus
  2. Tulisan panjang yang berisi. Selamat berkarya penuh kreasi, Bu Yanti.

    BalasHapus
  3. Nah ringkasan ini bisa jadi bekal untuk meningkatkan kualitas tulisan kita ya

    BalasHapus