Beberapa
hari lalu saya mengikuti kelas menulis di grup WA Belajar Menulis bersama
Budiman Hakim, penulis Buku Menulis Tanpa Ide. Di bawah koordinator
Omjay kelas berjalan lancar dan cukup
seru.
Diawali
dengan sambutan Omjay dan perkenalan dari Bapak Budiman yang biasa orang
memanggil Om Bud. Kemudian Omjay memberi kesempatan kepada Om Bud untuk memberi
materi. Om Bud memulai materi tentang
menulis tanpa ide yang merupakan salah satu bab dalam buku beliau. Setelah
salam mulailah materi dari Om Bud.
Bagaimanakah
kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Mudah saja. Tulisan yang
bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Begitu juga kalo kita
menulis buku humor.
Jadi
ketika membaca sebuah novel lalu kalian menangis tersedu-sedu karena isinya
menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Patokan bagus atau
tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan, apakah buku
kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak.
Artinya
ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu
menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’. Kesimpulannya
adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI
dalam cerita itu.
Sayangnya
pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Banyak orang yang mengistilahkan
kondisi ini dengan writers’ block. Ketika
kita ingin menulis, seringkali kita gak punya ide. Nah, untuk mengantispasi hal
ini ada dua hal yang bisa kita lakukan.
1. Memanfaatkan Emosi Caranya sangat Sederhana.
Cara
tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini
biasa saya sebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting.
Cerpenting adalah metode menuliskan
peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya
sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata
lain emosi kita tergugah.
Jadi
tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami benar, ya, bahwa ceritanya harus
benar-benar TIDAK PENTING. Kalau kalian menuliskan dilema diajak pacar untuk
pindah agama maka itu cerita penting. Kalau kalian bercerita tentang anak yang
terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting.
Cerpenting
haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini
disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak
Penting. Ceritanya bisa bermacam-macam. Cari cerita yang paling REMEH tapi
bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah
emosi kita.
Misalnya
yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan?
Atau kita lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita juga lupa bawa
duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata
mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN. Atau kalian mau cerita horor waktu
dikejar-kejar oleh kecoa terbang?
Pokoknya
pengalaman remeh apapun yang kalian alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN.
Terserah kalianlah apa yang mau ditulis. Intinya apapun yang menggugah emosi?
Tuliskan! Menulis cerpenting memang
menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING.
Kenapa?
Kalau
kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi
kalau kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus
banget. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting,
kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Ya pastilah, topik sepele aja
kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap
aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan.
Kenapa
menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi,
jadi gak ada salahnya kita abadikan. Menulis itu persisi kayak memasak. Supaya
tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu. Berikut beberapa contoh cerpenting yang
pernah saya tulis.
Cerpenting #1
Baca lompat-lompat
Sedang asyik
makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan
datang mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok
bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri
periklanan.
“Hey, Indri.
Pakabar lo?” tanya saya dengannya.
Dengan cuek Indri
langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo
yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang
bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,”
katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti
menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo
harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“Hahahahahahaahahhahahahahah…gila
lo!!!”
Coba
dibaca dulu ya cerpenting di atas ya. Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama
sekali gak penting. Lucu, kan. Berikut cerpenting yang kedua.
Cerpenting #2
Kalau
mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya. Maka jadilah konten menarik yang bisa kita
posting di IG, Youtube dll.
Percakapan di Sebuah Bar
Saat itu saya sedang berada di sebuah
kafe dan duduk di bar bersama Boni. Karena home band yang main gak bagus,
akhirnya kami memutuskan untuk ngobrol aja ngediskusiin band-band yang kami
suka.
“Eh, Bon. Lo tau Superman is dead?”
tanya saya.
Di luar dugaan Boni menjawab, “Hah?
Innalillahiiii….Kapaaan????” tanya Boni.
Hahahahahahaha…tentu saja saya ngakak
abis mendengar omongannya.
Coba
perhatikan cerpenting di atas. Gampang banget kalo mau dijadikan konten video.
Luar biasa kan manfaat cerpenting? Jadi
mulai sekarang, setiap kalian tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan di
laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’ Setiap kali kita
butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif kan? Kalau kita mau lebih peka terhadap apa
yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita
tuliskan menjadi cerpenting.
2. Memancing Emosi
Metode
yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita
konversikan menjadi ide. Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong,
"Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa
Allah kita akan menjadi kaya."
Ada
lagi yang kalimat yang mengatakan, "Jangan menunggu bahagia lalu baru
tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu." Dan masih
banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas.
Saking banyaknya sampai saya curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah
RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian? Karena sepanjang pengalaman menulis, saya
juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Dan setelah saya coba tuliskan
rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat
motivasi di atas.
Bunyinya
begini. Persis sama kan formulasi kalimatnya? "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG
LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."
Ajaib,
ya? Sering kan kita ngedenger orang
ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.' Pertanyaannya
adalah bagaimana kita bisa menulis kalau
belum ada ide? Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!! Perlu saya
tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Persoalannya,
cara mancingnya gimana? Okay saya kasih tau.Tapi jangan bilang siapa-siapa ya?
Buat kita-kita aja di group ini, nih. Hehehehe. Lalu tuliskan benda-benda yang
kita tangkap melalui pancaindera.
Caranya begini: Coba perhatikan
sekeliling kalian. Kemudian gabungkan dan susun semua
benda
tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh
pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Saya
menemukan metodenya dan Asep yang mempraktikkannya.
Nah, metode menulis tanpa ide ini sudah saya praktikkan bersama partner saya Asep Herna. Dia seorang penulis juga.
Suatu hari dia mencoba memperaktikkan metode ini. Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg.Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya.
Nah, metode menulis tanpa ide ini sudah saya praktikkan bersama partner saya Asep Herna. Dia seorang penulis juga.
Suatu hari dia mencoba memperaktikkan metode ini. Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg.Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya.
Benda-benda
tersebut adalah :
1.
PRINTER
2.
KERTAS
3.
DINDING
4.
AC
5.
JAM
6.
LAPTOP
Setelah
itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda
tadi.
Beginilah
hasilnya :
"PRINTER warna hitam di depanku
menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong
yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat,
barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM
menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga
detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Teman-teman
sekalian. Coba perhatikan baik-baik. Coba dibaca dulu ya. Dan perhatikan semua
benda yang dipilihnya ditulis dalam kapital. Asep mengaku belum punya ide untuk
menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa,
kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA
PENGLIHATAN.
Baru
dari mata doang.
Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Asep telah membuat sebuah tulisan yang bagus hanya dengan mengandalkan matanya.
Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik, (pendengaran). Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi.
Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Asep telah membuat sebuah tulisan yang bagus hanya dengan mengandalkan matanya.
Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik, (pendengaran). Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi.
Misalnya
kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik, (pendengaran).,bau Indomie yang sedang
dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman) rasa jijik ketika seekor kecoak
berjalan di atas kaki kita (perabaan), rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa,
(pengecapan) Dan masih banyak lagi. Apa yang dilakukan Asep Herna di atas
tentunya dapat dilakukan oleh kita semua.
Meskipun
belum punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software
WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide
untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide
datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang
menarik. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang.
Silakan
kalian memperaktikkan metode ini. Kalau
bisa semua mencoba ya? Setelah Asep mencoba ide tersebut, saya juga langsung
ikut mempraktikkannya Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktikkan.
Masak yangg bikin malah gak nyoba? Aneh banget dong.
Seperti
Asep.
Saya memandang ke sekeliling saya. Kemudian saya pilih 6 benda yang tertangkap pancaindera. Kalau bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalau kurang takutnya terlalu sedikit.. Kalau lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan.
Saya memandang ke sekeliling saya. Kemudian saya pilih 6 benda yang tertangkap pancaindera. Kalau bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalau kurang takutnya terlalu sedikit.. Kalau lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan.
Dan
benda-benda yang saya pilih adalah:
SEPATU TUA
KASUR
KULKAS
PINTU
HANDUK
PANCURAN
Tanpa
membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan
sebagai berikut ini:
Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan
kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga
langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya
karena letih.
“Aku
benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..
Aku mencari suara tersebut ternyata
datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.
“Kenapa
kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.
“Sejak
kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”
Hah?
Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?
“I
HATE YOU!!!!!!”””
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK
lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa
menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….
Pak
Moderator yang memandu acara ini memberi tepuk tangan karena terharu.
“Jadi
begitu cara memancing ide teman-teman. Saya udah gak terhitung membawakan
materi ini baik on air maupun off air. Dan biasanya para peserta merasa metode
ini sangat membantu ketika otak kita mandeg.
Coba kalian praktikkan karena menulis ini menyenangkan. Buat yang ingin berlatih menulis, saya juga punya websitenya buat kalian memposting tulisan di sana. Ini linknya https://thewriters.id/
Coba kalian praktikkan karena menulis ini menyenangkan. Buat yang ingin berlatih menulis, saya juga punya websitenya buat kalian memposting tulisan di sana. Ini linknya https://thewriters.id/
Silakan
register, jangan malu-malu. Web ini khusus saya buat untuk orang yang ingin
berlatih menulis. Saya serasa berada di sebuah gedung dan menyimak Narasumber
yang hebat. Perasaan serasa diacak-acak, kok baru sekarang ketemu. Kalau kalian
posting tulisan sebanyak 30 kali, bandingkan tulisan kalian yang pertama dan
yang terakhir. Pasti terlihat kemajuannya.
Menulis
itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam.
Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang
membosankan. Itu sebabnya metode ini saya ciptakan supaya proses latihan jadi
menyenangkan. Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata.
Situasinya
fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece.
Kalau kalian berniat membelinya, silakan hubungi penerbitnya lewat WA, namanya
Andung di no. +62 816-523-773 viiOkay teman-teman, seperti saya bilang di atas
bahwa materi ini hanyalah bab bagian dari buku saya yang berjudul’Menulis Tanpa
Ide’
Jadi
saya cukupkan dulu sesi ini. Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarokatuh.
Acara pemberian materi dari Om Bud, emudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Demikian
materi yang saya ikuti. Alhamdulillah dapat pencerahan melalui kelas Menulis
yang digawangi oleh Omjay (Kusuma Wijaya). Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih. Salam literasi.
Ambarawa,
10 April 2020
Saya baca banyak blog tapi tulisan ini membuat saya mudah tersenyum
BalasHapuswow tulisan yang asyik
BalasHapusTulisannya bagus
BalasHapusHebat buuu. Panjang n lgkp
BalasHapusTulisan panjang yang berisi. Selamat berkarya penuh kreasi, Bu Yanti.
BalasHapusNah ringkasan ini bisa jadi bekal untuk meningkatkan kualitas tulisan kita ya
BalasHapus