Berbagi
itu Indah
“Arif, yuk bantu bunda belanja ke
pasar dan Swalayan terdekat,” ajak Bu Dian siang itu. Kebetulan hari Jumat
sehingga pulang sekolah lebih awal. Mereka ke pasar setelah salat Jumat. Bu
Dian juga sudah salat dhuhur di rumah.
Yuk, kita jalan. Nanti pulangnya
naik gocar saja.
Siap Bund, ucap Arif senang karena
bisa melihat suasana pasar jelang lebaran. Tak terasa satu minggu lagi sudah
lebaran.
Kamu ingin beli jajan apa Nang, ya
untuk lebaran nanti? Tanya Bu Dian sambil melihat pemadangan samping kanan.
Museum kereta api yang sepi karena Ramadan.
“Apa saja lah Bund, penting enak, eh
itu bund, putri salju boleh,”jawab Arif semangat
“Oke.”
Tak menunggu lama mereka sampai di
depan swalayan depan pasar. Tak ramai seperti swalayan di depas pasar.
Yuk masuk sini saja, Sebenarnya yang
di depan pasar agak murah tetapi bunda gak kuat antre.
Bu Dian segera mengambil beberapa
kuae kaleng dan sirup. Arif membantu membawakan keranjang biru. Keranjang pun
penuh.
“Kok banyak amat sih Bund,
belanjaannya?” tanya Arif penasaran.
“Ya, ini bukan untuk kita saja,
nanti dibagikan untuk tetangga,” jelas Bu Dian sambil menuju kasir.
Mereka pun menuju pasar. Karena
sudah bawa barang lumayan berat, Bu dian memilih belanja di toko depan pasar
yang tadi di indomaret tidak ada. Bu Dian langsung mengambil beberapa jajanan
yang terpajang. Memang kali ini Bu Dian tidak membuat kue seperti dulu.
“Ini semuanya Bu,” tanya anak muda
yang terampil berjualan. Mungkin bantu orangtuanya.
“Ya, Mas, masukkan dalam dus saja,”
ucap Bu Dian. Namun, Mas e sudah menyipakan tas besar.
Akhirnya semua belanjaan sudah
lumayan banyak. Bu Dian segera pesan Gocar.
“Ini semua masukkan Buk,” tanya
Driver dengan ramah. Bu Dian menggangguk sambil membantu memasukkan semua
barang. Bagasi belakang pun penuh.
Tak lama kemudian barang gocar
sampai di rumah.
“Alhamdulillah, terima kasih Pak,”
ucap Bu Dian sambil membuka pintu mobil. Selanjut barang-barang diturunkan.
Begitu turun, Galoh dan Yoga sudah menghadang di pintu rumah. Mereka bedua
langsung menuju teras rumah.
“Masya Allah banyak amat belanjaan
Bunda,” sapa Galih ketika dilihatnya banyak dus di depannya.
‘Ayo bantu bawa masuk!” seru Ibu
berkerudung itu sambil membawa satu tas kecil.
Jelang magrib semua barang sudah
tertata dalam tas bergambar hijau masjid dan ada tulisan selamat idul Fitri.
“Anak-anak Bunda dibantu ya, ini
rejeki kita untuk orang lain, semoga berkah untuk keluarga. Bu Dian telah
memberitahu Arif mengantarkan untuk keluarga Mbak Tarni dan Bu Sani. Sedangkan
untuk Bu Sumi dan Bu Yah diantar oleh Galih. Lainnya diantar bu Dian sendiri
dibantu si kecil Yoga.
“Bunda jempol, besok jika aku sudah
besar mau seperti Bunda, berbagi rejeki untul sesame,” ucap Yoga jelas sambil
mengacungkan jempolnya.
“Aku juga,’ serempak ucap Arif dan
Yoga.
“ Anak-anak rrejeki kita itu juga
rejeki orang lain. Berbagi bulan Ramadan itu dianjurkan dalam agama Islam.
Semoga membawa keberkahan bagi keluarga,” ucap Bu Dian. Magrib tiba mereka pun
langsung menuju ruang tengah untuk berbuka puasa.
“Ait stop dulu!” teriak Ayah ketika
anak-anak memegang gelas-gelas berisi jus jambu. Mereka saling tatap sambil
melihat ayahnya dengan rasa heran.
“Maksudnya cuci tangan dulu sebelum
berbuka, jangan lupa berdoa,” lanjut Pak Cahyo.
“Oalah kirain ada apa,”
Mereka pun segera menuju kran air
yang berada di dekat dapur.
“Bisamilah hirohmannirohhim, Allahumma
laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar
roohimin.
Artinya: "Ya Allah, untukMu aku
berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan
rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Ambarawa,
18 April 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar