Jalan-jalan ke Dieng belum lengkap rasanya jika belum ke kawah. Hari masih pagi ketika kami sampai di objek wisata kawah Sikidang. Selanjutnya kami parkir di halaman depan pertokoan. Sudah banyak mobil diparkir. Banyak pula yang menawari untuk naik jep yang bisa berkeliling objek.
"Berapa pak?
"Tiga ratus ribu Bu." jawab seseorang yang bertopi sambil menawarkan jasa jepnya.
Kami memutuskan tidak naik jep. Kami pun berjalan menuju pos karcis. Per -orang bayarnya dua puluh ribu sudah termasuk masuk ke objek candi Arjuna.
Segera kami memasuki setelah anak membeli karcis. Beberapa orang berjaga di depan pintu. Ketika kami masuk sudah bisa kami lihat ada patung binatang kidang. Selanjutnya kami berjalan menuju kawah. Tempat berubah dari saat awal ke sini.
Selain ada taman dengan bunga-bunga cantik, ada jembatan panjang yang terbuat dari kayu jati. Jembatan ini amat cantik untuk berfoto dengan latar Kawah. Saya pun berjalan menuju kawah. Aroma belerang mulai terasa di hidung. Masker pun kami pakai. Kanan kiri jembatan ada spot-spot foto yang bagus dengan aneka bunga.
Tak lama kemudian kami sampai di kawah Sikidang. Air belerang yang berwarna putih keabuan amat pekat mendidih. Suaranya jelas dan bisa kami lihat dari dekat di balik pagar pembatas.
Usai ambil foto kami melanjutkan berjalan keluar dari kawah dengan masih melewati jembatan tadi. Jembatan ini kalau dari awal masuk bentuknya melingkar di area luar kawah dengan pemandangan indah. Sesaat saya berhenti. Mengamati pohon yang mengering dengan bebatuan yang hitam. Konon beberapa tahun lalu objek wisata ini ditutup karena kawah aktif.
Kami terus berjalan untuk keluar dari kawah. Namun, kami harus melewati para pedagang kurang lebih sembilan putaran. Wohh... siap-siap kaki harus kuat. Kalau tidak lewat jalur ini tentu saja tidak bisa keluar. Ya nikmati saja. Lelah ya istirahat.
Kami terus berjalan dengan pemandangan pedagang yang menjajakan dagangannya. Yang paling banyak ditawarkan adalah carika yang murah harganya. Selain itu ada kaus, belerang yang dibungkus plastik kecil yang bisa mengobati penyakit kulit. Ada aneka kerupuk mentah, keripik kentang, kentang mentah dan lainnya. Saat lelah kita bisa juga membeli minuman. Ada juga makanan siap santap.
Saat itu saya justru tertarik dengan makanan yang terbuat dari kelapa dan tepung beras yang dicetak kemudian dibakar di atas tungku dengan bara arang. Namanya rangin. Enak rasanya.
Sambil istirahat saya pun membelokan kaus untuk keluarga yang di rumah. Tentu saja harus ditawar. Alhamdulillah beberapa kaus bisa kami dapatkan. Kami pun menuju parkiran mobil. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju candi Arjuna.
Oke tunggu cerita selanjutnya ya teman-teman. Pokoknya seru deh objek wisata Dieng ini.
Tulisan ke-26
Menulis blog bersama Omjay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar