Selasa, 04 Mei 2021

MALAM SELIKURAN

 

Hampir tiap tahun Masjid At-Taqwa selalu mengadakan malam selikuran yaitu suatu tradisi yang dilaksanakan pada malam hari ke-21 ramadan. Alhamdulillah pada hari Ahad malam Senin, telah melaksanakan dengan lancar.

“Bu…dapat jatah apa besok nanti malam, sudah siap? tanya suami siang itu.

“Siap, Ibuk dapat jatah telur dadar, ini sudah pesan telur untuk diantar ke rumah,” jawabku sambil membersihkan dapur.

Usai salat ashar, saya mulai memasak untuk berbuka puasa sekaligus menggoreng telur. Paginya saya sudah beli daun bawang agar lebih enak. Pada malam selikuran, Takmir Masjid At-Taqwa membuat pengumanan untuk mengikuti malam selikuran sekaligus kataman bagi anak-anak yang selama ini ikut tadarus. Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap kali ada selikuran kami akan makan bersama usai acara kataman.

Oleh karena itu, Ibu- ibu kebagian membawa makanan dengan cara dibagi tugas. Saya membawa telur dadar, Bu Sri membawa pergedel, Bu Baroto membawa peyek Teri dan masih banyak ibu lain yang membawa nasi, sayur, buah, kerupuk, sambal goreng, bakmi dan lain sebagainya. Sebagian besar ibu-ibu membawa masakan.

Selain masakan tadi, ada yang dengan sendirinya membawa bakul yang berisi apem, pisang, pasung. Pisang pun banyak sekali. Semua makanan dikumpulkan jadi satu di ruang sebelah. Berjajar aneka masakan dan jajanan yang tersedia.

Suasana masjid pada malam kedua puluh satu masih tetap ramai. Depan masjid masih penuh ibu-ibu. Sedangkan di dalam masjid khusus untuk bapak-bapak dan remaja laki-laki. Usai salat tarawih, kami tidak boleh pulang. 

Tampak anak-anak yang sebagian besar berpakaian putih duduk di karpet yang di depannya ada meja panjang. Masing-masing anak memegang Alqur’an. Setelah acara dibuka, anak-anak yang berjumlah kurang lebih dua puluh secara bergantian melantunkan ayat-ayat suci Alqur’an. Suaranya memecah kesunyian. Merinding mendengarnya. Menyentuh kalbu 

Sementara Ibu-ibu mendengarkan sambil mempersiapkan makanan untuk dimakan bersama. Semua jajan dibungkus dalam plastik yang diisi pisang, apem dan jajanan lain yang ada. Ibu lain meracik makan dengan pincuk, tempat makan yang terbuat dari daun pisang. Ditaruhlah nasi kemudian atasnya diberi berbagai macam lauk, ada sayur sambal goreng tahu, bakmi, pergedel, telur dadar, tempe, kerupuk, peyek teri. Woh… amat banyak lauknya. Pincuk yang berisi nasi tadi sampai menggunung. 

Usai Kataman, anak-anak menerima tanda kasih dari pengurus. Mereka tampak bahagia. Senyum terukir di bibirnya. Bahagia rasanya melihat mereka bisa mengikuti kataman. Ada rasa bangga karena di era sekarang amat sulit mencari anak-anak yang mau belajar mengaji. Alhamdulillah anak-anak yang tergabung dalam TPQ itu sudah sejak kecil belajar Alqur’an dengan tekun dan rajin.

 Akhirnya acara ditutup dengan doa. Acara makan bersama pun kami nikmati dengan suka cita. Rasa syukur tak terhingga, acara selikuran berjalan lancar. Semoga ibadah puasa pada sepertiga terakhir berjalan lancar dan diridhoi Allah SWT. Aamiin

#30harimenulisramadan

#gbmharike-22

 

2 komentar:

  1. Alhamdulilah, luar biasa anak - anak masih bersemangat mengaji padahal semakin jarang ditemukan di lingkungan perkotaan.... 👍👍👍

    BalasHapus
  2. Ceritanya sungguh luar biasa..sederhana namun penuh makna..sangat menginspirasi..

    BalasHapus