Berulang
penelpon tak dikenal masuk. Hampir 10 kali. Saya pun ragu untuk mengangkatnya.
Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti beberapa
teman yang menceritakan pernah diteror, atau dimaki-maki. Pernah juga ngalami
sendiri penelpon itu ngaku-ngaku saudara. Nah, dari pengalaman itu saya pun
takut.
"Dik ...ini gak ada namanya diangkat gak ya,"
tanyaku pada anak
"Gak
usah saja Buk, bisa-bisa itu penipu lho,"jawab anakku.
Akhirnya
kudiamkan. Nanti kalau penting kan bisa chatting dulu.
Namun,
penelpon tampaknya tak bosan. Ia telpon lagi.
"Gimana
ini Pak," tanyaku pada suami. Belum dijawab saya coba angkat. Ada seorang
yang bicara.
"Hallo...hallo...,"
terdengar suara laki-laki. Saya diamkan. Hanya ingin mencoba siapa penelpon.
Kemudian terdengar suara lagi.
"Wah
gak ada orangnya," samar- samar terdengar sebuah keluhan.
Karena
ragu, hp saya berikan pada suami untuk mengangkatnya. Volume suara dibesarkan
sehingga saya bisa ikut mendengarkan.
"Hallo
Pak ...ini ada paket dari D*n*, alamat yang pasti di mana ya?" Jelas
terdengar suara penelpon itu mengabarkan kalau ada paket.
Astaghfirullah...
ternyata saya salah duga. Ada paket dari anak. Saya sudah menduga-duga kalau
penelpon Misterius itu bukan orang baik.
Maafkan
aku ya Allah.
Ya,
pelajaran di bulan Ramadhan ini. Kita tidak boleh suudhon tapi kita juga perlu
waspada. Kalau siap angkat telepon tak
dikenal, kita harus hati-hati. Sadar diri umpama benar-benar ada orang yang
ingin berbuat kurang baik. Umpama ada kabar kurang baik. Tata hati lalu cari
tahu kabar yang benar.
Semua ada hikmahnya. Selamat menjalankan ibadah puasa hari ini. Semoga ibadah kita diterima Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar