Senin, 08 Mei 2017

Serunya acara 1st Anniversary Teater Seribu Wajah Ambarawa


Hai Sobat semua, jumpa lagi dengan saya…
Tak terasa setahun sudah keberadaan Teater Seribu Wajah ada di Ambarawa. Umur yang masih unyu-unyu. Namun patut dibanggakan karena pada usia yang masih muda telah menorehkan pertunjukkan yang memukau. Dengan tangan dingin sang Sutradara Bang Daniel Godan Exaudi para muda-mudi bisa berekspresi apik pada perayaan ulang tahun yang diselenggarakan pada hari Minggu, 30 April 2017.


Acara dikemas dalam dua kegiatan yaitu pada pukul 15.00 dengan acara workshop keaktoran dan pantomim untuk pelajar SMP dan SMA sederajat dan malamnya pementasan teater  dengan judul Kapai-kapai karya Arifin C. Noor dan Hujan Kemarau di Pendopo Kecamatan Ambarawa.
Tepat pukul 15.00 hujan mengguyur Ambarawa. Dingin menusuk badan. Saya yang waktu itu akan sudah bersiap-siap berangkat jadi urung. Saya sedikit was-was karena sudah janjian pada beberapa siswa  yang akan datang. Akhirnya saya tetap berangkat walau agak gerimis. Butir-butir air hujan menerpa pipiku. Ah tidak apa-apa. Ini juga air kiriman dari Allah. Insya Allah sehat. Dan benar ternyata acara workshop sudah mulai. Saya lihat ada delapan siswa SMPN2 Banyubiru yang ikut pada acara itu. Saya pun ayem. Lagian ada teman guru sudah datang.
Kupikir yang namanya workshop itu ya seperti workshop pada umumnya, duduk manis dengerin ceramah. Ternyata beda kali ini. Semua peserta worshop saat itu duduk melingkar dan sang pemateri yaitu Bang Daniel memberi pengarahan seputar teater. Dilanjutkan praktik materi.   Gerakan jalan pelan lalu sedikit cepat dalam lingkaran ruang. Jadi mereka berjalan-jalan seputar tempat dan gak ada yang bertabrakan. Mereka mempraktikkan berbagai gerakan sesuai dengan karakter. Menjadi jam ya tangan bergerak layaknya jarum jam, menjadi bola ya harus berguling-guling dan lainya.  Hem…seru juga acara itu. Anak-anak tampak sumringah mengikuti kegiatan itu. Selain memperdalam ilmu teater siswa bisa saling kenal dengan grup teater sekolah lain. 
Acara workshop ditutup dengan penampilan pantomin yang diperankan dua anak SD yang pernah jadi juara di Kabupaten. Dengan mengusung tema ‘pagi yang cerah’ dua siswa berpakaian serba hitam dapat menampilkan pantomin dengan apik dan lancar.
Ya saya salut dengan kegiatan-kegiatan positif anak muda seperti ini. Namun sayang belum semua remaja tergerak untuk mengikuti kegiatan baik ini. Mereka masih asyik dengan kegiatan yang cenderung berhura-hura. Makanya saya sangat mendukung kegiatan dengan membuat ekstra kurikuler teater. Tetap semngat untuk mas Daniel yang telah melalang buana dengan dunia teater. Kau telah mengukir indah pada generasi penerus bangsa.
Hem…akhirnya pas jelang magrib acara workshop ditutup. Kuhantarkan anak didikku di pintu gerbang kecamatan. Hati-hati ya Desi, Hosiana, Farih, Fahmi, Nayli, Risky, Kinasih.
Acara dilanjutkan setelah maghrib berkumandang. Saya pun sudah bertekad untuk menyaksikan acara itu. Ya sebagai dukungan atas lahirnya teater seribu wajah. Konon lahirnya teater seribu wajah adalah bermula dari buku antologi puisi berjudul Ambarawa Seribu Wajah yang ditulis oleh berbagai kalangan yang digawangi oleh penarawa (Penulis Ambarawa). Alhamduliah beberapa teman penarawa hadir pada acara itu, ada sang Ketua Mas Agus Surawan, Pak Atoyo dan Pak Joko.
Tepat pukul 19.30 acara dimulai. Gedung yang tidak terlalu luas itu penuh. Berbagai komunitas teater dari Semarang, Salatiga juga Ambarawa berkumpul. Dengan penuh semangat mereka mendukung acara ultah pertama teater Seribu Wajah.
 Kain hitam yang membentang, membalut dinding-dinding tua,  menjadikan suasana saat itu beraura beda. Tenang, adem, tanpa tulisan tanpa pernik-pernih itulah seni teater. Heee itu kesan saya entah benar atau tidak. Sang pewara pun tampil, Mas Habib merangkai acara demi acara agar penonton krasan di acara yang langka ini. Kemudian Pak Artoyo memberi sambutan katanya sih sebagai tetua pendukung teater. Dilanjut dengan pembacaan puisi oleh Mas Syarif Prasetya Adyuta. Dengan tenang, santai  dia gulirkan kata-kata indah. Puisi kedua dibawakan oleh seorang gadis bernama Zachwa. Gadis manis ini pun dapat membawakan puisi dengan penuh penghayatan. Hingga penonton menyimak dengan baik.

Mas Syarif Prasetyo beraksi membaca puisi

Tampilan Mbak Zachwa yang memukau
Penampilan teater perdana pun dimulai. Pementasan pertama adalah dengan judul ‘Hujan Kemarau’ Pet… lampu dimatikan. Gelap, hening mencekam. Yang ada adalah warna hitam. Semua penonton tenang tak tanpa suara. Ya… semua penonton duduk takzim menatap panggung.. Dua sosok muncul yaitu Mas Achmad Najib dan Mbak Winda Kusuma Dengan pakaian layaknya waktu hujan. dua sosok berbalut mantol warna. Gerakan-gerakan dan suara dua tokoh memerankan karakter dimainkan dengan bagus. Acting mantap, suara pas membuat semua penonton terus tak berkedip. Tepuk tangan  sebagai apresiasi pada penampilan perdana. Dan sesuatu hal terjadi pada saat mereka tampil. Hujan pun tiba-tiba datang. Ah… kata si pewara ada kekuatan batin. Heee dan hujan pun reda kala pementasan berakhir. 
Tak kalah menarik penampilan yang kedua. Sebuah naskah teater karya Arifin C. Noer dengan judul Kapai-kapai siap beraksi. Kapai-kapai artinya nih "bergerak-gerak seakan hendak  mencapai sesuatu." Ah seperti apa ya penampilan mereka. Jadi penasaran deh. Dalam keremangan karena lampu dimatikan, tiga sosok menampakkan diri Elvira Septi sebagai Bulan. Dengan balutan baju merah menyala, menjuntai hingga ke lutut,  duduk di kursi yang  bergantung di tiang. Meliuk-liukkan tangannya dengan kata-kata lembut. Di tengah panggung sosok Winda Kusuma sebagai emak berdiri dengan suara lembut. layaknya emak. Dan yang seru nih adalah sosok Abu yang dimainkan oleh Sarashadi Irsan, sedangkan Alexa Aprillia berperan sebagi  Iyem pun tampil apik sebagai istri abu. Dan terakhir Achmaf Najib H. berperan sebagai Sang Kelam. 



Ah… menonton teater seolah kita larut dalam cerita. Memahami setiap ucap dan gerak-gerik tokoh. Perlunya konsentrasi agar mengerti isi cerita. Saya pun terkesima dengan acting mereka, angkat jempol deh. Mereka memerankan tokoh dengan memukau, tanpa cela. Lagi-lagi ini peran serta sang Sutradara Bang Daniel Godan exuadi. Dan tentu saja kerja sama apik dengan para aktor-aktor muda berbakat. Selamat ulang tahun ke -satu Teater Seribu Wajah. Semoga ke depan dapat menjadilan jembatan generasi muda berkarakter, berbudi pekerti yang baik. Semoga
Selam budaya.!
Ambarawa, Mei 2017






3 komentar:

  1. Semoga kehidupan berkesenian di Ambarawa semakin banyak dan semakin maju, Bu. Aamiin

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah mampir. Aamiin. Semoga kita bisa meningkatkan karakter anak bangsa

    BalasHapus