Selasa, 17 Januari 2023

Kado Terindah di Hari Istimewa

dokumen pribadi 

            Hari itu 20 Desember 2022 adalah hari bahagia dan istimewa bagi kami. Genap 35 tahun kebersamaan mengarungi bahligai rumah tangga. Suatu kebahagiaan tersendiri ketika pas hari itu, lahirlah cucu kami tercinta. Bagaimana kelanjutan cerita lalu. Yuk simak ceritaku

            Sampai di rumah saya tetap memantau perkembangan anak menantu. Ternyata makin lama makin kontraksi walaupun masih berjarak. Badan sang menantu juga sudah lemas. Saya sarankan untuk makan mumpung belum begitu kencang. Jam demi jam makin terasa kencang.  Saya berusaha tenang namun kami tetap siaga. Sesuai rencana anak  tetap akan berusaha ke RS.  Ada rasa khawatir jika belum pembukaan 3 atau 4, rumah sakit belum bisa terima. Ya, bismillah semoga ada solusi terbaik agar BPJS bisa dimanfaatkan. Akhirnya siang  kami kembali menuju dokter Bambang , dokter kandungan langganan. Kami ingin  konsultasi sekaligus ngecek lagi.

            Kedua anak menuju ruang praktik. Kami memilih duduk-duduk di kursi panjang. Beberapa waktu kemudian anak mengabarkan bahwa dapat rujukan dari dr. Bambang untuk segera langsung menuju rumah sakit dengan catatan sudah ada rembesan. Rasa syukur tak terhingga bisa dapat rujukan. Akhirnya kami meluncur menuju RS dengan perasaan lebih tenang.  Anak menantu makin merasakan sakit. Dua puluh menit kami sampai di rumah sakit.

            Alhamdulillah langsung ditangani. Kemudian anak menantu dan suaminya menuju tempat persalinan di ruang Intan lantai dua.

            [Ibuk, ini Enik sudah di ruang persalinan. Tolong belikan pampers besar] tulis anak lewat WA.

            [Ya] jawabku kemudian langsung menuju toko yang berada di depan RS. Syukurlah ada barang yang dimaksud. Sesaat kemudian anak turun untuk mengajakku naik ke atas.

            “Ibu, di sini saja. Yang boleh masuk hanya suaminya,” ucap petugas yang duduk di kursi yang berada persis di depan ruang Intan. Saya tahu diri lalu duduk di kursi panjang. Sampai beberapa jam belum tambah pembukaan. Masih di angka satu. Hari telah sore. udara dingin mulai menyentuh tubuh. Badan rasanya lesu. Karena belum ada tanda-tanda segera melahirkan, saya dan suami pulang terlebih dulu untuk bersih-bersih badan. Nanti usai bersihkan badan kami akan ke RS lagi.

            Sampai di rumah, kami membersihkan diri dilanjutkan salat magrib. Saya terus memantau lewat WA anak. Usai membaca alquran saya buka WA.

            [Sudah buka 5]

            Sesaat hati gusar, berarti cepat sekali. Belum juga dijawab anak mengabarkan sudah buka 6,7 dan akhirnya 9. Segera malam itu kira-kira pukul 21.00 kami meluncur ke rumah sakit. Dalam perjalanan tiada henti saya bersholawat, berzikir dan berdoa semoga persalinan lancar. Kami susuri jalanan agak sepi karena malam sambil memantau terus HP. Namun, belum ada tanda-tanda lagi. Sesaat tak ada kabar. Hati dag-dig dug. Pas sampai pintu gerbang Rumah sakit HP berbunyi. Saat itu pukul 21.40 menit.

            [Alhamdulillah sudah lahir] tulis di WA anak

            Rasanya mak nyes di hati. Saya pun berulangkali mengucap Alhamdulilah Ya Allah. Terimakasih. Tangan rasanya dingin semua. Melahirkan secara normal amat membahagiakan kami. Kemudian anak minta dibelikan the hangat dan air putih kemasan. Usai ke warung, kami langsung naik ke atas. Si Ragil keluar dari ruang Intan. Saya peluk dia dengan rasa bahagia bercampur haru.

            “Selamat ya Nang, sekarang sudah jadi ayah,” ucapku lirih.

            “Terima kasih Uti,” ucap anak. Uti itu singkatan dari Mbah Putri. Anak-anak melafalkan dengan sebutan Uti untuk Mbah Putri, sedang Akung untuk Mbah Kakung.

            “Gimana cewek to? tanyaku meyakinkan. Anak ragil tersenyum dan mengiyakan. Kami pun bahagia luar biasa. Walaupun tak punya anak perempun, kini punya cucu perempuan. Tentu saja amat bersyukur. Apalagi bisa melahirkan secara normal.

            Saya tetap di luar bersama suami karena bayinya sedang dirawat. Kami harus menunggu. Beberapa menit kenudian foto bayi dikirim ke kami. Seorang bayi mungil terlihat di HP keluarga. Ingin rasanya segera masuk rungan untuk melihat langsung.  Karena tak boleh, saya pun Vicall dengan anak menantu. Saya ucapakn selamat padanya.

            Karena sudah tengah malam, kami pulang dulu dengan membawa ari-ari yang sudah saya siapkan wadah dari rumah. Kebahagiaan menyelimuti kami. Cucu ketiga lahir dengan selamat dan sehat dengan berat 2,4 kg. Bayi mungil kini menambah keluarga kami. Hadiah terindah pada usia pernikahan kami ke-35.  Alhamdulillah.

Ambarawa, 18 Ambarawa 2023

 

 

 

 

 

 

 

6 komentar:

  1. Hebat! Paparan lengkap. Selamat Bu! Barokalloh!

    BalasHapus
  2. Selamat ya Uti sudah bertambah cucunya. Peluk sayang semoga qurotaayun

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah..ikut senang bunda. Semoga menjadi anak sholehah

    BalasHapus
  4. MasyaAllah...
    Luar biasa. Anugerah dobel. Selamat, ikut senang. Sehat semua....
    Amin.....

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah. Masyaallah, selamat Bu, atas kelahiran cucunda, semoha menambah kebahagiaan keluarga

    BalasHapus
  6. Semoga jadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya,Nusa dan bangsa

    BalasHapus