Hari itu 20 Desember 2022 adalah hari bahagia dan
istimewa bagi kami. Genap 35 tahun kebersamaan mengarungi bahligai rumah
tangga. Suatu kebahagiaan tersendiri ketika pas hari itu, lahirlah cucu kami
tercinta. Bagaimana kelanjutan cerita lalu. Yuk simak ceritaku
Sampai di rumah saya tetap memantau
perkembangan anak menantu. Ternyata makin lama makin kontraksi walaupun masih
berjarak. Badan sang menantu juga sudah lemas. Saya sarankan untuk makan
mumpung belum begitu kencang. Jam demi jam makin terasa kencang. Saya berusaha tenang namun kami tetap siaga. Sesuai
rencana anak tetap akan berusaha ke RS. Ada rasa khawatir jika belum pembukaan 3 atau
4, rumah sakit belum bisa terima. Ya, bismillah semoga ada solusi terbaik agar
BPJS bisa dimanfaatkan. Akhirnya siang
kami kembali menuju dokter Bambang , dokter kandungan langganan. Kami
ingin konsultasi sekaligus ngecek lagi.
Kedua anak menuju ruang praktik.
Kami memilih duduk-duduk di kursi panjang. Beberapa waktu kemudian anak
mengabarkan bahwa dapat rujukan dari dr. Bambang untuk segera langsung menuju
rumah sakit dengan catatan sudah ada rembesan. Rasa syukur tak terhingga bisa
dapat rujukan. Akhirnya kami meluncur menuju RS dengan perasaan lebih tenang. Anak menantu makin merasakan sakit. Dua puluh
menit kami sampai di rumah sakit.
Alhamdulillah langsung ditangani. Kemudian
anak menantu dan suaminya menuju tempat persalinan di ruang Intan lantai dua.
[Ibuk, ini Enik sudah di ruang
persalinan. Tolong belikan pampers besar] tulis anak lewat WA.
[Ya] jawabku kemudian langsung
menuju toko yang berada di depan RS. Syukurlah ada barang yang dimaksud. Sesaat
kemudian anak turun untuk mengajakku naik ke atas.
“Ibu, di sini saja. Yang boleh masuk
hanya suaminya,” ucap petugas yang duduk di kursi yang berada persis di depan
ruang Intan. Saya tahu diri lalu duduk di kursi panjang. Sampai beberapa jam
belum tambah pembukaan. Masih di angka satu. Hari telah sore. udara dingin
mulai menyentuh tubuh. Badan rasanya lesu. Karena belum ada tanda-tanda segera
melahirkan, saya dan suami pulang terlebih dulu untuk bersih-bersih badan. Nanti
usai bersihkan badan kami akan ke RS lagi.
Sampai di rumah, kami membersihkan
diri dilanjutkan salat magrib. Saya terus memantau lewat WA anak. Usai membaca
alquran saya buka WA.
[Sudah buka 5]
Sesaat hati gusar, berarti cepat
sekali. Belum juga dijawab anak mengabarkan sudah buka 6,7 dan akhirnya 9.
Segera malam itu kira-kira pukul 21.00 kami meluncur ke rumah sakit. Dalam
perjalanan tiada henti saya bersholawat, berzikir dan berdoa semoga persalinan
lancar. Kami susuri jalanan agak sepi karena malam sambil memantau terus HP.
Namun, belum ada tanda-tanda lagi. Sesaat tak ada kabar. Hati dag-dig dug. Pas
sampai pintu gerbang Rumah sakit HP berbunyi. Saat itu pukul 21.40 menit.
[Alhamdulillah sudah lahir] tulis di
WA anak
Rasanya mak nyes di hati. Saya pun
berulangkali mengucap Alhamdulilah Ya Allah. Terimakasih. Tangan rasanya dingin
semua. Melahirkan secara normal amat membahagiakan kami. Kemudian anak minta
dibelikan the hangat dan air putih kemasan. Usai ke warung, kami langsung naik
ke atas. Si Ragil keluar dari ruang Intan. Saya peluk dia dengan rasa bahagia
bercampur haru.
“Selamat ya Nang, sekarang sudah
jadi ayah,” ucapku lirih.
“Terima kasih Uti,” ucap anak. Uti itu
singkatan dari Mbah Putri. Anak-anak melafalkan dengan sebutan Uti untuk Mbah
Putri, sedang Akung untuk Mbah Kakung.
“Gimana cewek to? tanyaku
meyakinkan. Anak ragil tersenyum dan mengiyakan. Kami pun bahagia luar biasa.
Walaupun tak punya anak perempun, kini punya cucu perempuan. Tentu saja amat
bersyukur. Apalagi bisa melahirkan secara normal.
Saya tetap di luar bersama suami
karena bayinya sedang dirawat. Kami harus menunggu. Beberapa menit kenudian
foto bayi dikirim ke kami. Seorang bayi mungil terlihat di HP keluarga. Ingin
rasanya segera masuk rungan untuk melihat langsung. Karena tak boleh, saya pun Vicall dengan anak
menantu. Saya ucapakn selamat padanya.
Karena sudah tengah malam, kami
pulang dulu dengan membawa ari-ari yang sudah saya siapkan wadah dari rumah. Kebahagiaan
menyelimuti kami. Cucu ketiga lahir dengan selamat dan sehat dengan berat 2,4
kg. Bayi mungil kini menambah keluarga kami. Hadiah terindah pada usia pernikahan kami ke-35. Alhamdulillah.
Ambarawa, 18 Ambarawa 2023
Hebat! Paparan lengkap. Selamat Bu! Barokalloh!
BalasHapusSelamat ya Uti sudah bertambah cucunya. Peluk sayang semoga qurotaayun
BalasHapusAlhamdulillah..ikut senang bunda. Semoga menjadi anak sholehah
BalasHapusMasyaAllah...
BalasHapusLuar biasa. Anugerah dobel. Selamat, ikut senang. Sehat semua....
Amin.....
Alhamdulillah. Masyaallah, selamat Bu, atas kelahiran cucunda, semoha menambah kebahagiaan keluarga
BalasHapusSemoga jadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya,Nusa dan bangsa
BalasHapus