Judul buku : Meraih Hatimu dalam Badai
Penulis : Yekti Sulistyorini
Penerbit : Diandra Kreatif
Cetakan : Pertama, September 2020
Tebal : iv +314 halaman
ISBN : 978-623-6747-08-7
Memperjuangkan
cinta sejati merupakan sebuah perjalanan
untuk menuju kebahagiaan bersama sang Kekasih. Badai datang silih berganti
selalu mengiringi dalam setiap jejak cinta. Pahit manis dirasakan dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran. Semua dijalani untuk menggapai cinta yang ada dalam
hati.
Sebuah
novel karya Yekti Sulistyorini, penulis asal Ungaran ini berisi 16 bagian yang
mengisahkan berbagai percik-percik kehidupan untuk menggapai cinta sejati. Cerita diawali dengan tokoh Aku yaitu
Danurdara yang biasa dipanggil Danur. Ia anak pertama yang lahir dari keluarga
biasa yang tinggal di pedesaan tetapi sang Ibu berusaha mendidiknya dengan
baik.
“Bersikaplah
sopan, selalu siap menolong , dan hormatilah orang yang lebih tua darimu.
Jangan mengeluh tetapi syukurilah segala rejeki yang kamu dapat” tutur Ibu (
hal 4)
Tokoh
aku, Danur tumbuh menjadi remaja yang pendiam ini mulai merasakan getar-getar
cinta di SMA dengan gadis bernama Ratri. Seorang gadis pendiam dan selalu
murung. Ia selalu dikucilkan teman-temannya karena ia anak seorang pelacur.
Danur jatuh cinta dengan anak seorang pelacur. Hati Danur galau.
Diceritakan
oleh Ratri, semenjak ibunya bercerai dengan ayahnya, hati Ibunya bergoncang
apalagi ditinggal sang Nenek Ratri. Dari situlah Ibunya menacari pelampiasan
dengan menjerumuskan diri dalam kehidupan malam. Hati Ratri sebenarnya ada
getar-getar saat Danur mencuri pandang. Namun, ia yakin bahwa lelaki mana pun
akan pergi setelah tahu dirinya. Hingga mereka pun lulus dan terpisah sebelum mereka berkenalan.
Danur
kuliah di Semarang. Bayang Ratri selalu hadir hingga ia menyandang sarjana.
Hingga akhirnya ia bekerja di kota Solo. Walaupun belum tahu keberadaan Ratri,
Danur merasa dekat. Benar juga, ketika Danur di Solo ia tahu keberadaan Ratri.
Pada
suatu pameran, Danur bertemu dengan Ratri yang selalu di hatinya. Di situlah
dua insan yang sebenarnya hanya menyimpan cinta itu bertemu. Baru kali itulah
mereka berkenalan dan langsung akrab.
Namun, hatinya berontak ketika tahu ada lelaki lain yang dekat dengan
Ratri yang bernama Wisnu. Hatinya cemburu ketika melihat Ratri bersama Wisnu.
Pergolakan terjadi. Satu gadis diperebutkan dua lelaki. Akhirnya Ratri memilih
berlabuh pada Danur.
Danur
bahagia tetapi sebuah perjuangan harus dilaluinya karena harus berani
menyampaikan pada orang tuanya dengan kejujuran. Benar juga orang tua Danur
tidak setuju jika dirinya berhubungan dengan anak pelacur.
“Apa
kata orang bila tahu berita ini? Mau ditaruh di mana wajah orang tuamu, Danur?”
Itulah ucapan sang Ibu. (hal 123). Menurut Ibu Danur, masih banyak gadis cantik
dan baik yang bisa jadi pendamping hidup. Mengapa gadis anak pelacur dipilih
Danur. Pembelaan Danur yang mengatakan Ratri anak tak seburuk yang dibicarakan
orang, tak membuat sang Ibu luluh. Hingga suatu hari Danur diperkenalkan oleh
seorang gadis, anak teman ibunya. Banyak gadis yang disodorkan untuk Danur
tetapi tak satu pun ditanggapi. Hal inilah yang menjadikan sang Ibu sakit tak
berkesudahan.
Danur
tak ingin menjadi anak durhaka dengan menyakiti hati Bapak Ibu. Namun,dirinya
juga tak mau pisah dengan Ratri. Sebuah
keputusan diambil ibunya ketika Ratri diajak ke rumah. Ibu Danur tak merestui,
beliau meminta Ratri meningglakan Danur. Danur lebih galau lagi saat
mengetahui Ratri telah meninggalkan
dirinya serta orang tuanya. Sejak itu ruang hatinya hampa. Cintanya direnggut
paksa.
Berbulan-bulan
ia jarang pulang. Rasa sakit menghujam dada. Namun, ia pasrah pada Allah.
Hingga akhirnya ia pulang bertepatan dengan
bulan Ramadan. Bulan penuh berkah dijalaninya dengan penuh kebahagian
bersama keluarga. Sebuah kejutan bahagia hadir di saat lebaran. Ibu merestuti
hubungan Danur dan Ratri. Suka cita tercipta. Rasa syukur tak terhingga.
Setelah penantian panjang dan badai yang mengharu biru, kebahagiaan datang menyapa.
Sebuah
perjuangan harus terus ada. Tak ada badai yang tak bisa diatasi. Saat menjemput
kebahagiaan ada sosok wanita yang berusaha mendekati Danur. Karina yang
merupakan teman lama hadir di hati Danur. Namun, Danur tak menanggapinya. Rasa
cemburu Ratri hilang saat dijelaskan Danur. Gending Gebo Giro mengalun merdu.
Sepasang pengantin tersenyum bahagia. Mereka menikah.
Novel
ini dikemas dengan bahasa yang apik, mudah dipahami oleh pembaca. Selain diksi
yang indah, ada sekelumit ilmu yang terselip dengan menghadirkan adat, budaya Jawa
yang sarat makna.
Ambarawa, 26 Januari 2023