Minggu, 21 November 2021

GEBYAR PESONA BINTANG PELAJAR








Selepas mengajar, saya menuju ruang guru. Samar-samar Ibu Mia dan beberapa guru berembug tentang akan lomba pesona bintang pelajar yang diselenggarakan Disdikbudpora Kabupaten Semarang. Sebenarnya tidak akan ikut, tetapi terbesit ada gagasan untuk ikut acara tersebut. Kesepakatan pun bulat. Dipilihlah siswa yang dipandang mampu dan mau. Terpilihlah siswa kelas 9A yang bernama Pamillian Nuril Hidayah. Berbagai pertimbangan telah dilakukan mengapa memilih anak tersebut. Anak ini memang multi talenta. Berbagai lomba diikuti. Jadi, dari segi mental sudah terbentuk.

“Bu Yanti yang ngantar ya?” ucap Bu Mia selaku kepala sekolah. Bu Nursih pun mengiyakan.

“Ha…saya?” tanyaku heran.

“Kan, Bu Yanti wali kelasnya,” tambah Bu Nursih 

Hujan menderas siang itu. Jam menunjukkan pukul 12.30. Saya sempatkan melihat anak yang akan ikut lomba. Bu Restu sedang merias Nuril dengan didampingi Bu Wal. Tampak para guru saling support pada siswa yang akan lomba. Bu Restu, guru seni rupa ini sangat terampil merias wajah siswa kelas 9A ini. Wajahnya menjadi cantik karena polesan bedah yang tipis tetapi indah. Baju casual berwarna pink salem sangat serasi dengan wajahnya yang imut. Dompet dan sepatu pun sangat pas dengan bajunya.

Bersama Mas Nur sang driver,  saya dan Nuril diantar ke SMPN 1 Banyubiru. Kami akan berbarengan menuju tempat lomba di Ungaran. Dengan bismilah kami keluar dari SMPN 2 Banyubiru untuk mengikuti lomba Pesona Bintang Pelajar yang dijadwalkan pukul 14.30 akan dimulai.

Setelah menunggu beberapa waktu, kami meluncur bersama dengan rombongan SMPN 1 Banyubiru. Ada tiga guru yang siap bersama kami. Dua peserta lomba berpasangan dengan baju yang bagus siap bersama kami. Kami pun berpamitan dengan Pak Budiyono selaku kepala sekolah SMPN 1 Banyubiru.

Di mobil ini kami saling berkenalan. Walaupun sekolah  kami dekat tetapi tak semua guru saya kenal. Kami pun mengobrol berbagai macam.

“Wah… sudah hampir pukul 15.00 bagaimana ini? “ ucap Ibu guru yang duduk di depan.

“Gak papa tenang saja, pasti juga molor,”sahut Ibu guru yang masih muda ini. Saya hanya menyimak sambil menahan kantuk.

Suasana sangat ramai ketika kami memasuki tempat lomba. Mobil-mobil memenuhi area parkir. Setelah turun dari mobil, kami menuju tempat lomba. Ada tenda dengan rumbai kain warna merah sudah penuh dengan orang. Tampak anak-anak, remaja cantik dengan dandanan yang aduhai berlalu lalang. Mereka sibuk dengan sendirinya.

Segera saya dan Bu guru dari SMP 1 Banyubiru menuju tempat pendaftaran. Sementara Nuril saya beri air minum lalu duduk di kursi yang kosong. Butuh kesabaran saat pendaftaran. Dua wanita siap melayani calon peserta. Wanita beranting besar dan berwajah cantik itu memberi nomor peserta dan sebuah peniti untuk dipasang. Alhamdulillah sudah mendaftar. Selanjutkan nomor saya berikan Nuril saya pun pergi ke Mushola untuk salat Asar. Sejuk terasa setelah wajah tersapu air wudhu.

Tampak suasana gedung tempat lomba penuh dengan para penonton. Gedung yang tidak terlalu luas itu ada panggung catwalk. Para peserta yang dari TK dan SD bergaya dengan apiknya. Mereka berlenggak lenggok penuh percaya diri. Saya bersama Nuril masih berdiri sambil menunggu giliran sambil melihat penampilan anak-anak kecil yang lucu, imut dan menggemaskan dengan kaca mata kece, baju yang apik. Pokoknya bikin gemes dan tertawa.

 Setelah peserta TK dan SD, kelompok baju pesta SMP mulai. Lumayan gerah karena suasana di gedung yang kurang luas.  Saya dan Nuril setia menunggu sampai giliran tiba. Para remaja dengan kategori baju pesta berlenggak lenggok dengan aneka gaya. Berjalan, berputar, tersenyum dengan gayanya sendiri-sendiri. Sebagian besar sangat luwes, percaya diri dan berani tampil. Walaupun ada satu dua yang canggung dan kurang percaya diri.

Setelah sekian lama akhirnya peserta causal SMP mulai dipanggil untuk bersiap-siap.

“Nuril minum dulu ya?” tanyaku karena sedari tadi berdiri.

“Nanti saja Bu,” ucapnya ramah. Gadis yang sering mengikuti berbagai lomba itu tersenyum. Tampaknya ia sudah siap untuk maju. Siap action.

Satu persatu kategori casual SMP memasuki area catkwalk.  Berlenggak- lenggok  dengan tenangnya. Untung saya dapat duduk di samping panggung. Jadi, saya bisa leluasa memandang mereka dan sekaligus bersiap-siap mengabadikan Nuril. Peserta maju tidak urut, nomor juga acak. Mata tak lepas dari peserta agar tidak ketinggalan momen anak didik saya saat maju. Penampilan peserta anaka ragam. Mental mereka untuk tampil banyak yang sudah jadi. Dengan senyum menawan, bergaya penuh gaya, peserta siap dinilai dewan juri. Apalagi yang berasal dari sebuah kursus khusus, tentu sudah terlatih.

Saatnya Nuril tampil. Ia hanya sekali berjalan. Alhamdulilah lancar walaupun senyumnya kurang mungkin agak grogi. Bagi saya ia berani tampil itu sudah luar biasa. Ini sebagai cara untuk berlatih mental. Segera saya abadikan dalam video dan foto. Lega rasanya. Sudah bisa mendampingi Nuril sampai selesai. Kebahagiaan yang tak terkira. Semoga ini membawa manfaat pada para siswa. Anak-anak yang mengikuti acara ini bisa jadi pembelajaran agar belajar mandiri dan percaya diri.

Jelang Magrib kami pulang dengan membawa sejuta kenangan. Apa pun hasilnya tetap disyukuri. Alhamdulliah sampai rumah dengan selamat. Terima kasih keluarga besar SMPN2 Banyubiru yang telah mendukung Nuril untuk tampil dengan lancar.

Amabarawa, 21 November 2021

 

 

 

 

 

4 komentar:

  1. Saya ke sana jadii supirterr.....
    KS sendirian.

    BalasHapus
  2. Membacanya, seakan-akan aku ikut audisi menjadi peragawati dengan berjalan lemah gemulai, sok cantik, dan sok manis. Hmm ...

    BalasHapus
  3. Terimakasih bu Yanti, Nuril 👍👍

    BalasHapus
  4. Bu Yanti dan Nuril memang hebat..👍👍

    BalasHapus