Jumat, 19 November 2021

13 Wanita dalam Ketegaran

Berawal dari ajakan seorang teman yang bukunya sering nongol di penerbit mayor, komunitas penulis Ambarawa membuat antologi yang bertema ketegaran wanita. Terkumpul ada 13 anggota yang berani dengan tantangan ini. Setiap penulis wajib menulis 6 sampai 8 halaman kisah inspiratif seorang wanita yang tegar menghadapi hidup ini. Kisah ini bisa kisah dirinya sendiri atau orang lain dengan sudut pandang orang pertama. 

Alhamdulillah buku antologi karya 13 ibu-ibu bertema 'ketegaran wanita' sudah terbit. Semua berkat tangan dingin mbak Arinda Shafa dengan polesan-polesan cantik. Tak mengherankan jika buku ini layak terbit di penerbit mayor. 

Sebenarnya buku ini sudah di ACC untuk terbit di penerbit Tinta Medina (imprint dari penerbit tiga serangkai). Namun lagi lagi karena efek pandemi, penerbit berputar haluan  menerbitkan buku-buku digital. Akhirnya dengan berat hati, naskah ini  ditarik kamudian terbit di penerbit IMP (Indiva Mitra Pustaka).

Apa sih isi cerita tersebut kok sampai dilirik penerbit. 

Inilah  sinopsis buku inspiratif ini. 

Menjadi seorang muslimah adalah karunia Allah yang luar biasa. Pada zaman jahiliyah, wanita dipandang sebelah mata, dijadikan budak, bahkan kelahiran bayi perempuan, dianggap aib hingga dikubur hidup-hidup. 

Kemudian Islam datang untuk memuliakan wanita. Memberikan wanita kedudukan yang tinggi. Ia memiliki potensi surga di dalam setiap perannya. Ketika ia menjadi seorang anak, ia menjadi jalan surga bagi orangtuanya. 

Ketika menjadi seorang istri, ia menyempurnakan agama suaminya. Ketika menjadi seorang ibu, surga berada di bawah telapak kakinya. Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salihah. 

Wanita, identik dengan kecantikan, kelembutan, dan segala keindahan. Tak pelak ia juga mewakili makhluk perasa nan melankolis yang mudah meneteskan air mata. Menangis memang bahasanya wanita. Ekspresi terdalam untuk melepaskan segala ganjalan hati. 


Ia berusaha tegar oleh kelindan ujian yang menerpa kehidupan. Berusaha menjadi seteguh karang yang tetap berdiri kukuh menahan terjangan gelombang. Berusaha untuk selalu berpegang teguh pada tali paling kokoh, Allah SWT. 

Sebab di dunia ini, ujian dan cobaan adalah keniscayaan. Sejarah mencatat bahwa Nabi, Rasul, dan manusia-manusia terdahulu bahkan mendapat ujian teramat berat. 

Para wanita terdahulu, para sahabiyah juga diuji dengan ujian tak tertanggungkan. Ujian merupakan bukti cinta-Nya dalam ‘bungkus’ yang tidak kita butuhkan. Persis analogi permen. Kita ingin dapat permen manis, tetapi  tidak mau jika diberikan tanpa bungkus. 

Kita tentu mau permen manis yang masih terbungkus rapi meski pada akhirnya kita membuang bungkus yang tidak kita butuhkan itu, bukan? Begitulah ujian. Ada kejutan yang telah Allah siapkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan mau mengambil pelajaran.

Sebuah kebanggaan bagi kami. Menambah koleksi buku di komunitas kami. Semoga bisa terus menginspirasi dengan berkarya. 


Bapak, ibu ...jika ingin memiliki buku ini amat mudah. Buku dengan tebal 200 hal ini bisa dipesan dengan harga PO 60 ribu. Yang pesan akan diikutsertakan dalam undian yang berhadiah buku. InsyaAllah bermanfaat. 


Ambarawa, 5 November 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar