Minggu, 22 Agustus 2021

MUDAH MENULIS CERITA #2


MUDAH MENULIS CERITA #2   

#Konflik dalam Cerita

# Mudah membuat dialog

1.      Konflik dalam cerita itu amat penting. Tulisan jadi hidup. Cerita tanpa konflik bagaikan masakan tanpa garam. Dalam cerita itu alur  ada perkenalan, permasalahan, konflik dan penyelesaian. Banyak pembaca enggan meninggalkan cerita karena konflik. Orang sangat benci konflik tapi akan senang jika membaca penuh konflik. Dengan konflik cerita lebih hidup. Intinya kita harus tega membuat konflik.  Awal cerita bisa juga dimunculkan konflik. Setelah itu uraikan permasalahan tersebut menjadi beberapa paragraf penjelas. Nah, cerita yang telah kita buat kemarin bisa dikembangkan. Umpama konfkik belum tampak bisa dilanjutkan. 

2.      Munculkan dialog. Usai mengembangkan cerita sebaiknya diimbangi dengan dialog. Dialog akan menjadikan cerita tidak jenuh. Namun, komposisi dialog dan narasi jangan timpang. Artinya jangan terlalu banyak dialog dan jangan terlalu banyak juga narasi. Sebaiknya seimbang.

Contoh :

Sudah hampir satu jam aku menunggunya di halte bus sore itu. Hujan disertai petir membuat hatiku makin ciut. Bajuku basah. Bererapa menit ada mobil berwarna hitam berhenti pas di depanku. Pintu mobil dibuka. Mataku terbelalak melihat orang yang keluar dari mobil mewah itu

Sesaat aku mundur. Kudekap tas yang berisi berbagai surat penting dan gajiku hari ini.  Ingin rasanya aku berlari. Namun, orang yang berbadan besar itu sudah memegang tanganku dengan kasar.

“Ayo, ikut aku!” teriaknya sambil berusaha menyeretku masuk mobil.

“Tolooong!” jeritku tak kalah keras. Namun, apa dayaku sebagai seorang perempuan. Mulutku telah dibekap dengan kain hitam. Samar-samar terdengar orang yang aku kenal.

“Akhirnya kau kutemukan.” Lelaki yang berada di depan stir mobil itu tertawa terbahak-bahak. Jelas itu suara Randi, lelaki yang telah melukai hatiku beberapa minggu lalu. Rupanya ia tidak terima jika aku pergi darinya.  Aku diam sambil meronta agar tanganku bisa bebas. Lama kelamaan aku tak sadarkan diri.

3.      Mari belajar membuat dialog yang benar. Menulis dialog dalam cerita berbeda dengan drama. Perhatikan dialog dalam cerita di atas.

a.       Awali dengan tanda petik. Awal kata dalam petik harus huruf kapital ( kita mulai saat ini  menyebutnya dengan huruf kapital ya, bukan huruf besar )

b.      Akhir dialog bisa tanda baca titik (.) , tanda tanya (?), tanda seru (!). Jika kita akan tag dari dialog dengan kalimat yang menggunakan “kata, tanya, seru, ucap, bentak dll” maka kita beri tanda koma setelah dialog dan sebelum tanda petik. Selanjutkan gunakan huruf kecil pada tag yang berbunyi kata, tanya, ucap, bentak dll.

c.       Jika kita tidak menggunakan tag berarti kita gunakan tanda baca titik. Selanjutnya huruf pertama kalimat baru dengan diawali huruf kapital.

d.      Awal percakapan dalam word sebaiknya menjorok, tidak sejajar dengan narasi. dan enter untuk ganti percakapan. Jadi antara narasi dan dialog jangan dijadikan satu.

Selamat mencoba.

Mari belajar dan belajar.

 

 

 

 

 

 

 

9 komentar:

  1. Terima kasih atas ilmunya, Bu. Sangat bermanfaat. Barakallah.

    BalasHapus
  2. Nah.. banyak tanda baca yang kulewatkan. Matur nuwun

    BalasHapus
  3. Terima kasih ilmunya Bu Budi,,, ❤️

    BalasHapus
  4. Keren Bun, makasih ilmunya 😍🥰🙏

    BalasHapus
  5. Terima kasih share ilmunya Bu Budi

    BalasHapus
  6. Terima kasih, Bu.
    Panjenengan luar biasa...

    BalasHapus
  7. terima kasih Bu...semoga bisa aktif menulis meskipun banyak kekurangan..panjenengan selalu memberikan inspirasi..

    BalasHapus