Hai
Sobat semua, jumpa lagi dengan saya…
Tak
terasa setahun sudah keberadaan Teater Seribu Wajah ada di Ambarawa. Umur yang
masih unyu-unyu. Namun patut dibanggakan karena pada usia yang masih muda telah
menorehkan pertunjukkan yang memukau. Dengan tangan dingin sang Sutradara Bang
Daniel Godan Exaudi para muda-mudi bisa berekspresi apik pada perayaan ulang
tahun yang diselenggarakan pada hari Minggu, 30 April 2017.
Acara
dikemas dalam dua kegiatan yaitu pada pukul 15.00 dengan acara workshop keaktoran
dan pantomim untuk pelajar SMP dan SMA sederajat dan malamnya pementasan teater
dengan judul Kapai-kapai karya Arifin C. Noor dan Hujan
Kemarau di Pendopo Kecamatan Ambarawa.
Tepat
pukul 15.00 hujan mengguyur Ambarawa. Dingin menusuk badan. Saya yang waktu itu
akan sudah bersiap-siap berangkat jadi urung. Saya sedikit was-was karena sudah
janjian pada beberapa siswa yang akan
datang. Akhirnya saya tetap berangkat walau agak gerimis. Butir-butir air hujan
menerpa pipiku. Ah tidak apa-apa. Ini juga air kiriman dari Allah. Insya Allah
sehat. Dan benar ternyata acara workshop sudah mulai. Saya lihat ada delapan
siswa SMPN2 Banyubiru yang ikut pada acara itu. Saya pun ayem. Lagian ada teman
guru sudah datang.
Kupikir
yang namanya workshop itu ya seperti workshop pada umumnya, duduk manis
dengerin ceramah. Ternyata beda kali ini. Semua peserta worshop saat itu duduk
melingkar dan sang pemateri yaitu Bang Daniel memberi pengarahan seputar
teater. Dilanjutkan praktik materi. Gerakan jalan pelan lalu sedikit cepat dalam
lingkaran ruang. Jadi mereka berjalan-jalan seputar tempat dan gak ada yang
bertabrakan. Mereka mempraktikkan berbagai gerakan sesuai dengan karakter.
Menjadi jam ya tangan bergerak layaknya jarum jam, menjadi bola ya harus
berguling-guling dan lainya. Hem…seru
juga acara itu. Anak-anak tampak sumringah mengikuti kegiatan itu. Selain
memperdalam ilmu teater siswa bisa saling kenal dengan grup teater sekolah
lain.
Acara workshop ditutup dengan penampilan pantomin yang diperankan dua anak
SD yang pernah jadi juara di Kabupaten. Dengan mengusung tema ‘pagi yang cerah’ dua siswa berpakaian
serba hitam dapat menampilkan pantomin dengan apik dan lancar.
Ya
saya salut dengan kegiatan-kegiatan positif anak muda seperti ini. Namun sayang
belum semua remaja tergerak untuk mengikuti kegiatan baik ini. Mereka masih
asyik dengan kegiatan yang cenderung berhura-hura. Makanya saya sangat
mendukung kegiatan dengan membuat ekstra kurikuler teater. Tetap semngat untuk
mas Daniel yang telah melalang buana dengan dunia teater. Kau telah mengukir
indah pada generasi penerus bangsa.
Hem…akhirnya
pas jelang magrib acara workshop ditutup. Kuhantarkan anak didikku di pintu
gerbang kecamatan. Hati-hati ya Desi, Hosiana, Farih, Fahmi, Nayli, Risky,
Kinasih.
Acara
dilanjutkan setelah maghrib berkumandang. Saya pun sudah bertekad untuk menyaksikan acara
itu. Ya sebagai dukungan atas lahirnya teater seribu wajah. Konon lahirnya
teater seribu wajah adalah bermula dari buku antologi puisi berjudul Ambarawa
Seribu Wajah yang ditulis oleh berbagai kalangan yang digawangi oleh penarawa (Penulis
Ambarawa). Alhamduliah beberapa teman penarawa hadir pada acara itu, ada sang Ketua
Mas Agus Surawan, Pak Atoyo dan Pak Joko.
Tepat
pukul 19.30 acara dimulai. Gedung yang tidak terlalu luas itu penuh. Berbagai
komunitas teater dari Semarang, Salatiga juga Ambarawa berkumpul. Dengan penuh
semangat mereka mendukung acara ultah pertama teater Seribu Wajah.
Kain hitam yang membentang, membalut dinding-dinding
tua, menjadikan suasana saat itu beraura
beda. Tenang, adem, tanpa tulisan tanpa pernik-pernih itulah seni teater. Heee
itu kesan saya entah benar atau tidak. Sang pewara pun tampil, Mas Habib
merangkai acara demi acara agar penonton krasan di acara yang langka ini. Kemudian
Pak Artoyo memberi sambutan katanya sih sebagai tetua pendukung teater. Dilanjut
dengan pembacaan puisi oleh Mas Syarif Prasetya Adyuta. Dengan tenang,
santai dia gulirkan kata-kata indah.
Puisi kedua dibawakan oleh seorang gadis bernama Zachwa. Gadis manis ini pun
dapat membawakan puisi dengan penuh penghayatan. Hingga penonton menyimak
dengan baik.
Mas Syarif Prasetyo beraksi membaca puisi |
Tampilan Mbak Zachwa yang memukau |
Penampilan teater perdana pun dimulai.
Pementasan pertama adalah dengan judul ‘Hujan Kemarau’ Pet… lampu dimatikan.
Gelap, hening mencekam. Yang ada adalah warna hitam. Semua penonton tenang tak tanpa suara. Ya… semua penonton duduk takzim menatap panggung.. Dua
sosok muncul yaitu Mas Achmad Najib dan Mbak Winda Kusuma Dengan pakaian
layaknya waktu hujan. dua sosok berbalut mantol warna. Gerakan-gerakan dan
suara dua tokoh memerankan karakter dimainkan dengan bagus. Acting mantap,
suara pas membuat semua penonton terus tak berkedip. Tepuk tangan sebagai apresiasi pada penampilan perdana. Dan
sesuatu hal terjadi pada saat mereka tampil. Hujan pun tiba-tiba datang. Ah…
kata si pewara ada kekuatan batin. Heee dan hujan pun reda kala pementasan
berakhir.
Tak
kalah menarik penampilan yang kedua. Sebuah naskah teater karya Arifin C. Noer
dengan judul Kapai-kapai siap beraksi. Kapai-kapai artinya nih "bergerak-gerak
seakan hendak mencapai sesuatu." Ah seperti apa ya penampilan mereka. Jadi penasaran deh. Dalam
keremangan karena lampu dimatikan, tiga sosok menampakkan diri Elvira Septi sebagai
Bulan. Dengan balutan baju merah menyala, menjuntai hingga ke lutut, duduk di kursi yang bergantung di tiang.
Meliuk-liukkan tangannya dengan kata-kata
lembut. Di tengah panggung sosok Winda Kusuma sebagai emak berdiri dengan suara
lembut. layaknya emak. Dan yang seru nih adalah sosok Abu yang dimainkan oleh
Sarashadi Irsan, sedangkan Alexa Aprillia berperan sebagi Iyem pun tampil apik sebagai istri abu. Dan
terakhir Achmaf Najib H. berperan sebagai Sang Kelam.
Ah…
menonton teater seolah kita larut dalam cerita. Memahami setiap ucap dan
gerak-gerik tokoh. Perlunya konsentrasi agar mengerti isi cerita. Saya pun
terkesima dengan acting mereka, angkat jempol deh. Mereka memerankan tokoh
dengan memukau, tanpa cela. Lagi-lagi ini peran serta sang Sutradara Bang
Daniel Godan exuadi. Dan tentu saja kerja sama apik dengan para aktor-aktor
muda berbakat. Selamat ulang tahun ke -satu Teater Seribu Wajah. Semoga ke
depan dapat menjadilan jembatan generasi muda berkarakter, berbudi pekerti yang
baik. Semoga
Selam
budaya.!
Ambarawa,
Mei 2017