Senin, 03 Agustus 2020

MERTI DUSUN DI ERA PANDEMI COVID -19







Pada era Pamdemi covid-19 ini kegiatan Merdi Dusun menjadi pertimbangan tersendiri untuk dilaksanakan atau tidak. Merti Dusun atau sedekah dusun merupakan tradisi sejak dulu di Jawa Tengah. Istilah lain kadeso bisa jadi dari kata sedekah desa. Berbagai acara digelar sesuai dengan kemampuan dusun/ desa. Ada yang menyelenggarakan kirab budaya, pertunjukan wayang kulit, kuda lumping dan lainnya.

Warga rela bersedekah demi kesuksesan acara. Iuran berapa pun disanggupi. Selain itu ada juga ngetokke. Artinya membawa aneka makanan untuk dimakan bersama yang sebelumnya berdoa. Biasanya acara digelar di rumah kepala dusun atau Mbah bekel (kala itu). 
Merti Dusun dilaksanakan sebagai sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas kesehatan, keselamatan warga dusun.

Untuk nguri-nguri budaya yang mungkin sudah jarang dilaksanakan lagi.  Warga Kaliputih, Panjang, Ambarawa tetap menyelenggarakan Merti Dusun atau istilah lain adalah sedekah  dusun. Pelaksanaan Merti Dusun tahun ini tidak sama dengan tahun sebelumnya karena ada pandemi covid-19.

Acara dilaksanakan sore hari, 2 Agustus 2020 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Menurut Bapak Dadik Sudiyono, ketua RW menyampaikan bahwa Tema merti dusun kali ini adalah Gumrigah ing Gawe Manunggal ing Roso. Acara ini dikemas dalam adat istiadat Jawa. Hal ini tampak para warga memakai pakaian adat Jawa dengan jarit  dan kebaya untuk ibu-ibu. Sedangkan bapak- bapak memakai kain dan blangkon. Baju lurik pun mewarnai sore itu.

Acara ini sudah hampir sama dengan tahun lalu. Tahun lalu acara digelar di sepanjang jalan kampung dengan duduk dan berdoa bersama. Masing-masing warga membawa makanan dan jajanan. Semua warga wajib memakai pakaian Jawa.  

Karena tak boleh mengumpulkan orang banyak, acara Merti Dusun tahun ini  diselenggarakan secara  sederhana. Hanya perwakilan masing-masing RT, sesepuh dan beberapa tamu  luar yaitu kepala desa dan dari kepolisian yang hadir saat itu.

Kurang lebih ada 50- an orang memenuhi ruangan balai RW. Kursi diatur dengan berjarak agar sesuai dengan anjuran pemerintah. Kami tetap melaksanakan kegiatan dengan protokol kesehatan. Intinya acara Merti Dusun atau sedekah desa adalah sebagai wujud syukur dan doa bersama kepada Tuhan karena kami telah diberikan kesehatan kesejahteraan.

Yang khas adalah doa pada acara ini dipimpin oleh tiga pemuka agama yaitu Islam, Kristen dan Katolik. Kami merunduk, merenung serasa menyimak doa-doa yang dilantunkan. Kami berdoa untuk keselamatan desa agar tenteram ayem dan damai.

Acara selanjutnya sambutan kepala desa Bapak Khoirul Rozikin, S.H. Beliau mendukung acara karena sebagai upaya melestarikan budaya yang hampir luntur.
adalah potong tumpeng oleh kepala desa dilanjutkan dengan ramah tamah. Jajan pasar dan tumpeng  yang berada di tampah siap dinikmati bersama.


Usai makan bersama adalah sesi foto-foto. Yang ini sulit dihilangkan adalah selfiria dengan perangkat desa untuk saling mengakrabkan diri.

Jelang magrib alhamdulilah  acara selesai. Bagaimana dengan Merti Dusun di desamu? Yuk berbagi cerita di sini. Insyaallah ada hikmah di balik cerita.

Ambarawa, 4 Agustus 2020.
.

4 komentar: