Usai makan dan mandi kau pun sudah cantik dengan baju ungu dan celana laging hitam. Tampak kau semakin besar. Kau kelihatan paham mau diajak ke posyandu. Diajak foto dengan membawa buku pun kau mau saja.
"Zeline kita mau ke pos...?
"Handu," jawabmu tidak jelas.
"Zeline nanti Dedek ditimbang ya, yuk belajar ditimbang di sini dulu," ucap Uti sambil mencari kertas seolah timbangan. Uti pun memperagakan seolah ditimbang.
"Ayoo adik ditimbang di sini," ajak Uti sambil menggandeng tanganmu. Kau pun menurut. Kemudian Uti pun melihat ke bawah seolah melihat angka di timbangan.
"Oh bobot Adek 11 kg." ucap Uti mengira-ngira.
"Sekarang Adik berdiri di tembok ini, yuk diukur tingginya!" kata Uti sambil mengambil kayu kecil panjang. Selanjutnya kayu panjang tersebut dan dilekatkan pada kepala Zeline seolah sedang mengukur tinggi.
"Oh, tinggi Adek 75 Cm," ucap Uti dan mengatakan nanti adik ditimbang dan diukur. Zeline pun kelihatan berani.
Selanjutnya kita bersama-sama menuju posyandu yang berada di balai desa. Ayahmu sudah siap dengan sepeda motor. Lalu kau pun duduk di jok tengah. Sementara Uti di belakang.
Zeline, hanya beberapa menit saja kita sudah sampai di balai. Kau pun turun lalu berjalan perlahan dengan digendeng Uti menuju balai. Kau tampak biasa saja.
Suasana balai lumayan ramai. Banyak anak kecil berdatangan silih berganti. Petugas posyandu yang berseragam kaus hijau tampak sumringah melayani anak-anak. Riuh pun terdengar saat anak-anak berlari ke sana kemari.
"Eh Zeline," serempak ibu-ibu menyambut kedatangan Zeline. Zeline diam tak bersuara. Sepertinya Zeline agak canggung.
Seketika salah seorang petugas menggendong Zeline.
"Ditimbang ya Zeline cantik," rayu Ibu berkaus hijau. Zeline seketika mau digendong. Uti pun merasa senang. Kau pun mulai mau berdiri di atas timbangan. Namun, hanya berdiri sesaat kau sudah merengek ingin digendong. Untung sudah ketahuan jumlah bobotmu ada 10, 5 kg.
Zeline, kau pun seperti ketakutan dan matamu memerah sambil meronta. Banyak ibu yang merajukmu agar diam.
Ketika kau diajak ke tempat mengukur tinggi, kau kembali merengek. Kau pun ketakutan. Padahal tadi kau ceria dan tidak takut. Mungkin kau tadi harusnya bermain-main dulu kali ya.
Kau pun tetap menangis ketika kau diberi jajanan. Jajanan kau terima, tangis tak berhenti. Kau pun merengek minta gendong. Ayahmu pun menggendongmu.
Setelah agak reda tangismu, kau pun diajak ayahmu berdiri lagi di tempat ukur tinggi badan. Walaupun tidak nyaman, kau berhasil diketahui tinggimu 76. Alhamdulillah.
Sesaat kemudian kau Uti ajak di teras balai. Kau pun sudah tidak menangis lagi. Dengan ceria kau berjalan-jalan di teras.
"Zeline, tuh teman-temanmu berani ditimbang," kata Uti sambil menunjuk anak seumuranmu yaitu Sabrina. Kau itu cuek tak ada ketertarikan untuk nimbang lagi.
Akhirnya kita pun pulang. Sambil digendong ayahmu kau pun bersalaman dengan para petugas posyandu. Kau ulurkan tanganmu lalu kau cium tangan para ibu.
Selesai sudah posyandu kali ini Zeline. Kita pulang dengan bahagia walaupun ada drama. Semoga bulan depan kau tak takut lagi. Nanti sebelum ditimbang akan Uti ajak kau berjalan-jalan di sekitar balai agar kau tak takut lagi. Sehat selalu ya Zeline
Saat kita menuju tempat parkir sepeda motor, Ayahmu nyeletuk.
"Wah Zeline jago kandang," kata Ayahmu sambil tertawa. Benar lho Zeline. Saat di rumah kau tampak gacor. Ngoceh tiada henti. Namun, saat di luar kau diam. Semoga bulan berikutnya kau gak takut lagi ya.
Ambarawa, 10 November 2024