(Ramadan 5)
Oleh : Budiyanti
Tak terasa kita memasuki Ramadan kelima. Rasa syukur tak terhingga hingga saat ini kita diberi kesehatan dan semoga bisa meraih ridho-Nya.
Pagi ini aku awali ceritaku dengan salat subuh berjamaah di masjid. Azan subuh berkumandang. Segera aku menuju Masjid yang tak jauh dari rumah. Aku dan bersama suami berjalan sambil menghirup udara pagi yang segar. Jalanan kampungku sepi hanya pendar cahaya lampu yang mengiringi langkah kami.
Masjid At-Taqwa sudah ramai jemaah yang akan salat subuh berjamaah. Alhamdulillah salat subuh kali ini tak berjarak lagi.
Kumasuki masjid lalu kumasukkan sedikit rezeki pada kotak amal. Ingat tausiyah yang laku betapa banyak pahala orang yang bersedekah saat subuh.
Kami pun salat berjamaah. Usai salat ada tausiyah yang singkat tetapi mengena di hati yaitu tentang waktu yang mustajab untuk berdoa yang disampaikan Pak Abdul Karim.
Waktu- waktu yang mustajab dan mulia untuk berdoa kepada Allah. Pertama, antara
azan dan iqamah. Kita bisa berdoa untuk pribadi maupun untuk keluarga.
Kedua, saat hujan turun. Masih banyak orang mengeluh saat hujan turun. Perlu diketahui bahwa hujan adalah rahmat dari Allah. Oleh karena itu saat hujan kita wajib bersyukur dan berdoa karena saat hujan adalah waktu mustajab.
Ketiga, saat sujud terakhir. Sujud saat rakaat terakhir adalah waktu mustajab untuk berdoa. Saat sujud kita bisa lebih lama untuk memanjatkan doa.
Keempat, dizalimi. Siapa pun yang dizalimi lalu berdoa maka doanya akan mustajab.
Kelima, musafir. Orang tua yang berdoa saat melakukan perjalanan maka doanya mustajab
Terakhir doa yang misterius adalah pada saat sepertiga malam. Waktu tersebut amat mustajab untuk berdoa. Saat Ramadan ini adalah waktu yang pas. Kita bisa bangun saat sepertiga malam untuk salat tahajud terlebih dahulu sebelum makan sahur. Kita bisa bermunajat kepada Allah. Insyaallah doanya mustajab.
Alhamdulillah subuh pagi tadi saya dapatkan ilmu yang bermanfaat. Semoga ibadah kita diterima Allah SWT. Aamiin.
Ambarawa, 7 April 2022
